PAGI ini, penulis dikejutkan dengan postingan salah seorang pengurus PWI Sumbar di kronologi akun jejaring sosial facebook miliknya. Adalah Novermal Yuska, seorang wartawan yang mengantongi sertifikasi utama dari Dewan Pers, yang memposting tulisan yang menurutnya bersumber dari salah seorang teman yang dia salin kembali. Postingan tersebut berjudul "Orang Pintar yang Bodoh."
Novermal Yuska dikenal melalui pemberitaan-pemberitaannya yang tajam mengenai persoalan teknis fisik kegiatan. Makanya, dia termasuk wartawan yang susah bicara soal politik. Dia baru berkenalan dengan politik sekitar dua atau satu tahun belakangan, itu pun karena ingin melakukan perobahan di kampungnya. Sebab dia sadar, untuk merubah kondisi itu, kekuasaan harus di tangan. Walau Tuhan belum mengizinkan dia menjadi wakil rakyat, tapi dia mengaku puas telah berusaha ke arah itu.
Postingan Novermal Yuska tersebut membuat heboh, karena dianggap terlalu keras mengkritik Pejabat Gubernur Sumbar Reydonnyzar Moenek. Novermal memposting kembali tulisan temannya tersebut di akun jejaring sosial, hanya sekedar ingin mengingatkan Pejabat Gubernur Sumbar yang dia nilai telah lalai dengan jabatan yang diamahkan kepadanya. Di saat Sumatera Barat dilanda kabut asap hadiah dari daerah tetangga, pejabat gubernur malah meninggalkan Sumatera Barat dengan alasan menunaikan ibadah haji ke Mekkah.
Tak hanya itu, pejabat gubernur pun harus melewatkan event Tour de Singkarak yang bergengsi itu, pembahasan APBD perubahan yang masih terbengkalai, dan seambrek persoalan lainnya. Dan seakan pejabat gubernur pun lupa, bahwa tugas pokoknya adalah memastikan suksesi kekuasaan di Ranah Bundo Kanduang ini berjalan aman, tertib, dan lancar sampai terpilih dan dilantiknya gubernur defenitif.
Sejak menjabat sebagai pejabat gubernur, Reydonnyzar Moenek terus menuai pujian. Dia terlihat berwibawa sangat di depan sebagian elit politik di daerah ini. Apa saja tindakan dan kebijakan yang diambilnya, mendapat respon positif. Seakan dia diposisikan oleh pemujinya sebagai manusia sempurna tanpa cela.
Di satu sisi, seorang penguasa yang menghabiskan waktunya untuk rakyat, malah dicaci maki, baik ketika berkuasa maupun tidak berkuasa lagi. Malah caci dan makian itu dijadikan kampanye hitam oleh sebagian kalangan dengan menudingnya sebagai pemimpin munafik, gila mengurus partai, dan segala macam sebutan negetif yang bertujuan membunuh karakternya. Inilah yang membuat Novermal Yuska jengkel dan meluapkan kemuakannya melalui postingan tersebut.
Itulah kritik yang dilontarkan Novermal Yuska. Apa yang dia rasa selama ini, dia luapkan ke dalam postingan yang cukup menghebohkan. Dia mencoba melihat persoalan dengan riil, makanya dia melakukan kritik tersebut. Dia sendiri mengaku, kalau kritik tersebut terinspirasi temannya yang menulis kritik yang sama di salah satu kolom di harian lokal daerah ini. Sebagian besar tulisan teman itu dimuat kembali, karena telah mewakili sebagian apa yang akan dia sampaikan.
Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang‐orang yang zholim. Wallahu a'alam bishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang
Novermal Yuska dikenal melalui pemberitaan-pemberitaannya yang tajam mengenai persoalan teknis fisik kegiatan. Makanya, dia termasuk wartawan yang susah bicara soal politik. Dia baru berkenalan dengan politik sekitar dua atau satu tahun belakangan, itu pun karena ingin melakukan perobahan di kampungnya. Sebab dia sadar, untuk merubah kondisi itu, kekuasaan harus di tangan. Walau Tuhan belum mengizinkan dia menjadi wakil rakyat, tapi dia mengaku puas telah berusaha ke arah itu.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.” (Ar Raad ayat 11).
Postingan Novermal Yuska tersebut membuat heboh, karena dianggap terlalu keras mengkritik Pejabat Gubernur Sumbar Reydonnyzar Moenek. Novermal memposting kembali tulisan temannya tersebut di akun jejaring sosial, hanya sekedar ingin mengingatkan Pejabat Gubernur Sumbar yang dia nilai telah lalai dengan jabatan yang diamahkan kepadanya. Di saat Sumatera Barat dilanda kabut asap hadiah dari daerah tetangga, pejabat gubernur malah meninggalkan Sumatera Barat dengan alasan menunaikan ibadah haji ke Mekkah.
Tak hanya itu, pejabat gubernur pun harus melewatkan event Tour de Singkarak yang bergengsi itu, pembahasan APBD perubahan yang masih terbengkalai, dan seambrek persoalan lainnya. Dan seakan pejabat gubernur pun lupa, bahwa tugas pokoknya adalah memastikan suksesi kekuasaan di Ranah Bundo Kanduang ini berjalan aman, tertib, dan lancar sampai terpilih dan dilantiknya gubernur defenitif.
Sejak menjabat sebagai pejabat gubernur, Reydonnyzar Moenek terus menuai pujian. Dia terlihat berwibawa sangat di depan sebagian elit politik di daerah ini. Apa saja tindakan dan kebijakan yang diambilnya, mendapat respon positif. Seakan dia diposisikan oleh pemujinya sebagai manusia sempurna tanpa cela.
Di satu sisi, seorang penguasa yang menghabiskan waktunya untuk rakyat, malah dicaci maki, baik ketika berkuasa maupun tidak berkuasa lagi. Malah caci dan makian itu dijadikan kampanye hitam oleh sebagian kalangan dengan menudingnya sebagai pemimpin munafik, gila mengurus partai, dan segala macam sebutan negetif yang bertujuan membunuh karakternya. Inilah yang membuat Novermal Yuska jengkel dan meluapkan kemuakannya melalui postingan tersebut.
Orang Pintar yang Bodoh
Pejabat Gubernur pergi, digantikan Pelaksana Harian. Keduanya, sama-sama tak definitif. Gubernur definitif nanti setelah 9 Desember. Artinya, sementara digantikan yang lebih sementara lagi. Tak ada yang mengkritik. Itu karena sang Pejabat Gubernur, pagi-pagi sudah menuai pujian.
Ia pergi naik haji, kenapa pula dikritik? Itu ibadah. Tapi, kan bisa ditunda tahun depan? Ia sudah lama menunggu. Tapi, apa susahnya bagi pejabat naik haji? Tiap tahun pun bisa, jika mau? Malah, ada pejabat yang sudah lama tak terdengar naik haji. Jadi, ia termasuk pejabat yang saleh.
Dulu, saat ada gempa, doi pergi keluar negeri, satu negeri heboh. Padahal ia telah berbagi tugas. Keluar negeri bukan karena kunker atau piknik, tapi undangan pemerintahan di sana. Tapi, tetap saja dikuliti. Nasibnya sial. Pejabat sementara enak betul, baru sebentar langsung jadi idola.
Baca koran pagi, ia dipuji juga. Bersalaman dengan bawahan, dipuji juga. Silaturahmi ke sana ke mari, dapat jempol dua. Kata yang lain, aura kepemimpinan baru. Entahlah? Sudah muak kita mendengar hebatnya para pendahulu kita dan berengseknya kita sekarang! Ukurannya kabur.
Doi yang membeton bukit, membuat jalan, tak dipujinya. Pergi ke pelosok-pelosok nagari yang tak terjamah asap mesin kendaraan, dilengahkannya saja. Itu hanya penyaluran hobi belaka, katanya. Ia berjuang buat kepentingan kelompok. Komunikasinya kaku, macam-macam disebut!
Berkantor di rumah dinas disalahkan, apalagi membangun rumah dinas baru? Kini rumah dinas itu diruntuhkan, terbukti memang telah tak layak. Tak ada yang heboh. Yang biasa menulis tentang tradisi berpemerintahan, pura-pura tak tahu. Malah, anggota DPRD tak ada yang nyinyir.
Konon, dana-dana yang tersendat pada masa sebelumnya bisa mengalir sekarang. Dan itu cukup lumayan. Ia bagian itu di pusat, jadi tahu betul di mana celah-celahnya. Kenapa pada masa sebelumnya susah? Bukan orang di daerah patuh pada orang di pusat? Bisa saja karena kaku atau suatu yang memang lain. Tentu, dia berpacu juga mewariskan legacy, apalagi keburu dipuja-puji.
Masjid raya menjadi target. Wakil Presiden sudah ke sana pula. Terdengar kabar akan ada audit terhadap pembangunan itu. Pembangunan itu, terlalu mahal. Entahlah, apakah masih terkait angka kemiskinan naik atau turun? Semua telah dikumpulkan, terbayang mesjid megah itu tegak.
Cap jempol, tak lagi dua, tapi dari mana-mana. Seolah-olah yang selama ini, berleha-leha saja. Membangun mesjid saja tak bisa, tak mau melibatkan orang. Dihabiskan saja APBD. Mana inisiatif, kreativitas, seorang pemimpin? Seperti pepatah, panas setahun, hapus oleh hujan sehari.
Sudah kuruih badannya mengurus nagari, ia tetap dibenci. Yang disorot cacatnya, bukan prestasinya. Pendatang baru hanya baca puisi saja, sudah dianggap peduli kebudayaan. Gubernur yang menyosokkan diri sebagai gubernur. Entah yang sebenarnya atau sebentuk uweh-uweh saja.
Betul kata Henry Kissinger, mesin kekuasaan itu selalu membuat manusia bodoh, power dements. Bodoh bukan karena tidak sekolah, melainkan sikap politiknya. Orang yang dibela-bela dulu, pernah dihantamnya juga. Tulisannya mirip-mirip saja, tapi untuk orang yang berbeda lagi.
Bertemu muka, ia pura-pura mendukung. Di belakang, lain lagi. Khawatir kalau sikapnya salah, bisa jadi dendam. Yang tak berakal, telah dikasih, masih saja merasa kurang. Yang disebut tak sesuai fakta. Atau, faktanya diakal-akali. Tak salah, tapi tak menunjuk realitas sesungguhnya. Dalam politik katanya biasa-biasa saja, tapi di situlah orang pintar akan tampak kayaknya bodoh.
Itulah kritik yang dilontarkan Novermal Yuska. Apa yang dia rasa selama ini, dia luapkan ke dalam postingan yang cukup menghebohkan. Dia mencoba melihat persoalan dengan riil, makanya dia melakukan kritik tersebut. Dia sendiri mengaku, kalau kritik tersebut terinspirasi temannya yang menulis kritik yang sama di salah satu kolom di harian lokal daerah ini. Sebagian besar tulisan teman itu dimuat kembali, karena telah mewakili sebagian apa yang akan dia sampaikan.
Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang‐orang yang zholim. Wallahu a'alam bishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »