Pencipta Lagu, Penyanyi, dan Musisi

Pencipta Lagu, Penyanyi, dan Musisi
TAK hanya pandai berdakwah di atas mimbar, ternyata Irwan Prayitno Datuk Rajo Bandaro Basa juga pintar berdakwah melalui jalur seni. Sebagai seorang pemimpin yang kesehariannya terlihat serius dalam menjalankan amanah jabatan sebagai Gubernur Sumatera Barat pada waktu itu, Irwan masih sempat menyalurkan hobinya di bidang tarik suara dan musik. Irwan termasuk pemimpin yang multi talenta, sosok pemimpin yang langka, dan sulit ditemukan hari ini.

Jiwa seni yang dimiliki Irwan mulai tumbuh sejak bersekolah di SMA Negeri 3 Padang.  Namun, setelah kuliah dan menjadi anggota DPR RI tiga kali periode, hobinya di bidang seni kurang tersalurkan dengan baik. Ini disebabkan kesibukannya dalam menyelesaikan kuliah dari S1 sampai S3 dan menjalankan tugas negara selaku anggota DPR RI.


Dunia berkesenian memang tak terpisahkan dari sosok Irwan Prayitno. Darah seni mengalir kental di dalam dirinya. Irwan pandai menabuh drum. Ia punya grup band sendiri bernama IPe Band. Irwan memahami betul filosofis berkesenian. Berkesenian itu untuk mencerahkan diri dan masyarakat. Bagi Irwan, berkesenian bukan hanya sekadar bernyanyi atau menabuh drum. “Seni itu untuk berdakwah,” ujarnya menjelaskan filosofinya dalam berkesenian.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas.” (QS. al-Maidah ayat 87).

Sejak menjabat Gubernur Sumatera Barat, Irwan kembali mengasah hobinya tersebut. Tak jarang sore selesai melaksanakan tugas sebagai pelayan masyarakat, Irwan menabuh dram di gubernuran dan bermain gitar. Dia juga melahirkan beberapa lagu, diantaranya dengan judul "Kau Istriku" dibuat pada hari ke sembilan Ramadhan.

Menurut Irwan, lagu "Kau Istriku" terinspirasi dari keberangkatan istrinya ke tanah suci melaksanakan ibadah umrah pada awal Ramadhan 2013. Proses lahirnya terjadi di hari ke-9 bulan Ramadhan, setelah menunaikan shalat Ashar dan membaca Al Quran, terbetik di hatinya untuk menuliskan suatu lirik lagu tentang istrinya di mana saat itu sang istri sudah 10 hari umrah ke tanah suci. Kemudian lagu "Kepada Mu". Lagu ini justru lahir ketika dirinya serasa mendapat ilham usai shalat Subuh di awal Ramadhan. Dengan niat bagaimana doa itu tersosialisasi, makanya dia menggubahnya menjadi lagu.

Album pertama Irwan dengan judul “Cinta Sejati” telah dilaunching pada tahun 2014 lalu. Album religi berisi 12 lagu tersebut dilaunching pada 20 Juni 2014 di Rolling Stone Cafe, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan kemudian dilaunching di Sumbar pada 22 Juni. 12 lagu dalam album religi “Cinta Sejati” ini berisi lagu-lagu berjudul Kau Istriku, Ayahku, Satu Rindu, Anakku Penyejuk Hatiku, Allah Ta’Ala, Ya Rasullah, Kau Istriku (Acoustic Version), InsyaAllah, Sepohon Kayu, Kepada-Mu, Akhirnya dan Kau Istriku.

Album kedua Irwan dengan judul "Cinta Sesama Manusia" dilaunching pada 27 Juni 2015 di Arena Galanggang Medan Nan Ba Paneh, Taman Budaya Padang. Kini lagu-lagu tersebut sudah dapat dinikmati melalui situs Youtube.  Penulis pun sudah pula mendownload lagu-lagu tersebut dan setiap hari penulis putar, sekedar menemani saat menyetir mobil.
Istri dan anak penulis pun sempat terkejut ketika melihat Irwan bernyanyi dan tampil dilayar tv kecil mobil penulis. "Datuk pencipta lagu dan penyanyi juga ya Aby?," tanya istri dan anak penulis. Sebab, selama ini mereka tahunya Irwan hanya seorang ustad dan gubernur Sumatera Barat. "Tak hanya menciptakan lagu dan bernyanyi, Datuk itu juga pintar menabuh drum. Pernah satu kali Aby menyanyikan lagu "Undangan palsu" dan Datuk mengiringi lagu itu dengan menabuh dram," ujar penulis kepada istri dan anak.

Sebagai pencipta lagu religi, Irwan pun mendaftarkan lagu ciptaannya ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) melalui Kantor Wilayah Kemenkum HAM Sumatera Barat. Hal ini tentu sangat positif dalam mendorong pendaftaran hak cipta dan hak kekayaan intelektual bagi para pencipta lagu dan musisi atas hasil karyanya. Selama ini memang sudah ribuan karya para pencipta lagu dan musisi di Sumatera Barat namun belum banyak yang mendaftarkan hak ciptanya.

Hal ini mungkin dikarenakan ketidaktahuan tentang hak cipta dan hak kekayaan intelektual, tidak tahu prosedur atau rumitnya prosedur, atau bisa jadi karena biaya pendaftaran yang dirasa mahal bagi para pencipta lagu lokal. Padahal hal ini sangat berguna karena mereka akan mendapatkan perlindungan hukum dari pembajakan dan tindakan lainnya jika telah mendaftarkan ciptaanya ke Kementerian Hukum dan HAM.

Menurut Irwan, karya tersebut lahir dari keinginan untuk memanfaatkan media seni musik sebagai media da’wah dalam memberikan informasi dan mengajak kepada masyarakat untuk hidup lebih baik secara Islami. Selain itu, juga memberikan inspirasi dan motivasi bagi kalangan generasi muda untuk berpikir maju dan kreatif dalam mengembangkan potensi diri.
Ruba’i Binti Mu’awwidz Bin Afra berkata: Nabi Saw mendatangi pesta perkawinanku, lalu beliau duduk di atas dipan seperti dudukmu denganku, lalu mulailah beberapa orang hamba perempuan kami memukul gendang dan mereka menyanyi dengan memuji orang yang mati syahid pada perang Badar. Tiba-tiba salah seorang di antara mereka berkata: “Di antara kita ada Nabi Saw yang mengetahui apa yang akan terjadi kemudian.” Maka Nabi Saw bersabda: “Tinggalkan omongan itu. Teruskanlah apa yang kamu (nyanyikan) tadi.” (HR. Bukhari, dalam Fâth al-Bârî, juz. III, hal. 113, dari Aisyah ra).

Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang‐orang yang zholim. Wallahu a'alam bishawab.

Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »