Irwan Prayitno dan Harapan Rang Piaman

Irwan Prayitno dan Harapan Rang Piaman
SABTU siang (3/10/2015), penulis diajak oleh Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kecamatan Kuranji Kota Padang, Evi Yandri Rajo Budiman ke Korong Kampung Kalawi Nagari Pasie Laweh Kecamatan Lubuk Alung. Agaknya, Evi Yandri ingin mengenang masa kecilnya sebagai orang Piaman Laweh. Sebagai anak muda yang lahir pada tahun 1975, tentu Evi Yandri masih bagian dari rang Piaman Laweh. Sebab, baru pada tahun 1980-an Nagari Pauh IX bergabung ke dalam wilayah Kota Padang. Anak Nagari Pauh IX yang lahir diatas tahun 1980-an, bolehlah merasa sebagai orang Padang.
Perjalanan menuju Nagari Pasie Laweh kami tempuh sekitar 2 jam lebih. Disamping macet, jalanan yang kami tempuh dari Pasar Lubuk Alung ke Nagari Koto Laweh kondisinya sangat parah. Banyak lobang yang menganga, dan mobil kecil yang kami tumpang bisa terjebak di lubang tersebut, jika tidak hati-hati. Untung saja hari tidak hujan, jika hujan tentulah becek sekali.

Kedatangan kami disambut oleh Wali
Nagari Pasie Laweh, Adnan beserta perangkat dan kepala jorong di salah satu lapau. Selain mengundang kami, ternyata Wali Nagari Pasie Laweh juga mengundang Irwan Prayitno Datuk Rajo Bandaro Basa, mantan Gubernur Sumatera Barat periode 2010-2015. Sesuai jadwal, Irwan datang tepat pukul 17.00 WIB. Di lapau tersebut, terjadilah dialog antara kami, Irwan dan tokoh masyarakat Nagari Koto Laweh.

Adnan selaku Wali Nagari mengaku senang dikunjungi saudara-saudaranya dari Nagari Pauh IX Kecamatan Kuranji Kota Padang. Bagaimana pun, rasa persaudaraan sebagai bagian Piaman Laweh tetap terjalin walau kini harus dipisahkan oleh administrasi pemerintahan. Namun sampai saat ini, di Nagari Pauh IX Kecamatan Kuranji masih berlaku adat Piaman Laweh, semisal uang jemputan untuk mempelai pria dari keluarga mempelai wanita. Anak Nagari Pauh IX sendiri banyak juga yang menjadi urang sumndo Piaman, termasuk kakak sepupu penulis sendiri yang berumah ke Sungai Garinggiang, dan salah seorang pengurus FKAN Pauh IX Khalil Chaniago juga tercatat sebagai urang sumando Parit Malintang.
Dalam dialog tersebut banyak hal yang mengemuka. Diantaranya permintaan masyarakat Nagari Pasie Laweh, jika Irwan terpilih lagi menjadi Gubernur Sumatera Barat, diharapkan dapat mendorong pembangunan di Nagari Pasie Laweh. Jalan-jalan masih banyak perlu diaspal, jembatan perlu dibangun, sungai-sungai perlu di normalisasi, dan pembangunan ekonomi kerakyatan. Apatah lagi, masyarakat Nagari Pasie Laweh mendengar informasi Irwan selama menjadi Gubernur Sumatera Barat sering mengunjungi daerah terpencil dan mengutamakan pembangunan di daerah-daerah tersebut.

Dialog tersebut berlangsung dengan penuh kehangatan. Irwan pun mengatakan, selama menjabat Gubernur Sumbar 2010-2015, dirinya memang mengarahkan pembangunan ke Padangpariaman. Beberapa pembangunan fisik di Padangpariaman sudah pula diresmikan, semisal
Jembatan Buayan, Jembatan Koto Bu­ruak, Jembatan Pasie Laweh, dan Jembatan Kapalo Hila­lang, semua jembatan tersebut pengerjaannya dimulai pada tahun 2014 dan selesai pada tahun 2015. Dibangunnya jembatan tersebut, akan mampu menghubungkan beberapa daerah, sehingga akan mempermudah transportasi dan juga akan mempercepat peningkatan perekonomian masyarakat. Selain itu, Irwan juga meresmikan Jembatan Batang Piaman Nagari Lareh Nan Panjang Kec. VII Koto pada tanggal 20 Maret 2015.
 
Irwan pun mengatakan, pada tahun 2014, dirinya selaku Gubernur Sumatera Barat pada waktu itu juga meresmikan pembangunan empat jembatan penunjang jalur cepat (Highway High Grade) Duku – Sicincin. Jembatan tersebut nantinya menjadi penghubung jalur alternatif Padang – Bukittinggi. Keempat jembatan itu yakni, Jembatan Buayan sepanjang 75 meter, Jembatan Batang Anai 180 meter, Jembatan Irigasi sepanjang 30 meter, dan Jembatan Ulakan sepanjang 50 meter. Pembangunannya membutuhkan anggaran Rp87 miliar, selesai dibangun pada 2014 lalu, dimulai pada 2013 dengan tahun jamak.
Dalam kesempatan itu Irwan juga menyampaikan sejumlah rencana pembangunan yang akan berjalan di Padang Pariaman. Diantaranya, Stadion Utama Sumbar, Islamic Center, MAN Cendikia, dan Jalur Kereta Api Duku-Bandara Internasional Minangkabau. Belakangan juga sudah diajukan pembangunan kota industri di wilayah Timur Padang Pariaman, Tecno Park dan Sain Park. Rencana tersebut merupakan target dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), anggarannya akan ditanggung APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Pengerjaan jalan sepanjang 17 Km yang menghubungkan Jembatan Koto Buruk hingga Sicincin dalam proses pengerjaan. Sementara pengerjaan dari Jembatan Koto Buruk hingga Buayan sepanjang 10 Km sedang proses pembebasan.

Pembangunan asrama haji dan Islamic Center bertaraf Internasional juga membuat orang Piaman bangga. Asrama haji seluas 10 hektar akan memakan biaya sebesar 800 milyar terletak di Sungai Buluh, Kec. Batang Anai dan berjarak hanya 2,5 kilometer dari Bandara Internasional Minangkabau. Pembangunan MAN Insan Cendikia yang ke 14 di Indonesia menelan biaya Rp60 Milyar diatas lahan 10 hektar di Kec Sintuk Toboh Gadang. Saat ini telah selesai gedung asrama dan ruang kelas. MAN Insan Cendikia ini nantinya merupakan yang terluas dan termegah di Indonesia.


Tak hanya itu, di daerah ini juga dibangun Badan Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) di Tiram, Kec. Ulakan Tapakis seluas 35 hektar yang merupakan termegah di Indonesia. BP2IP tersebut dibangun dengan dana APBN sebesar 1,5 Trilyun secara multiyears. Ketika Bupati Ali Mukhni mendatangi Irwan meminta bantuan dana APBD Propinsi dan Irwan pun menyanggupi.

Selain itu, juga ada pembangunan jalur kereta api Duku-BIM yang telah dimulai tahun 2014 dan dilanjutkan pada tahun 2015 dan kemudian Pembangunan Main Stadion sebagai persiapan Sumbar menjadi Tuan Rumah Pekan Olahraga Propinsi 2024. Main stadion seluas 50 hektar akan memakan biaya Rp1,6 trilyun yang terletak di Nagari Sikabu, Kec. Lubuk Alung. Untuk tahun 2015 ini telah dianggarakan sebesar Rp25 milyar. Lokasi tersebut sangatlah strategis karena berjarak 20 menit dari Bandara Internasional Minangkabau. Sehingga bila nantinya PON digelar di Sumbar, para atlit yang berasal dari luar daerah tidak perlu waktu lama untuk sampai ke stadion. 


Menurut Irwan, Padangpariaman secara geografis sangat diuntungkan karena berada dekat dari ibukota Propinsi. Apakagi didukung dengan keberadaan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sebagai pintu gerbang Ranah Minang. Karena itulah Padangpariaman sangat berpotensi terhadap pengembangan wilayah Propinsi Sumatera Barat di masa depan. Saat ini telah banyak investasi infrastruktur yang sedang dibangun berkat sinergitas antara Pemerintah Propinsi dan Kabupaten.
Adanya pembangunan infrastruktur Stadion di wilayah Padang, Lubuk Alung dan Pariaman dapat menjadi cikal bakal lahirnya Kota Metropolitan Palapa (Padang-Lubuk Alung-Pariaman). Dengan demikian nantinya pusat pemerintahan, perdagangan, pariwisata hingga sosial kemasyarakatan Sumbar akan berpusat di ketiga wilayah tersebut. Untuk itu, Irwan meminta do'a dan dukungan dari segenap masyarakat Padangpariaman, termasuk masyarakat Nagari Koto Laweh, agar dirinya dapat melanjutkan program pembangunan yang telah dia rencanakan tersebut untuk kesejahteraan masyarakat Padangpariaman.

Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang‐orang yang zholim. Wallahu a'alam bishawab.

Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »