Sekolah Lapangan, 60 Orang Diboyong ke Sukarami

Sekolah Lapangan, 60 Orang Diboyong ke Sukarami
BentengSumbar.com --- Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari waktu ke waktu. Ke depan, setiap rumah tangga diharapkan mengoptimalisasi sumberdaya yang dimiliki, termasuk pekarangan, dalam menyediakan pangan bagi keluarga.

Kementerian Pertanian menginisiasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL). RPL adalah rumah penduduk yang mengusahakan pekarangan secara intensif untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam.

Apabila RPL dikembangkan dalam skala luas, berbasis dusun (kampung), desa, atau wilayah lain yang memungkinkan, penerapan prinsip Rumah Pangan Lestari (RPL) disebut Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Selain itu, KRPL juga mencakup upaya intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dan lainnya), lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil.

Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota Padang Tarmizi Ismail, Kamis (1/10/2015) menjelaskan, prinsip dasar KRPL adalah pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk ketahanan dan kemandirian pangan, diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, konservasi sumberdaya genetik pangan (tanaman, ternak, ikan), dan menjaga kelestariannya melalui kebun bibit desa menuju peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Di Kota Padang, jelas Tarmizi lagi, ada tiga kelurahan yang dijadikan percontohan untuk program ini, yaitu Kelurahan Gunung Sari, Lubuk Buaya, dan Rawang. Pada masing-masing kelurahan tersebut terdapat Dasa Wisma. Dan Rabu kemaren (30/9/2015), sebanyak 20 orang per kelurahan melakukan sekolah lapangan ke Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Sukarami. 

"Mereka dapat belajar langsung, tidak hanya melihat slot gambar pada saat kita menjelaskan. Mereka dapat melihat bagaimana cara menanam bibit tanaman berat dan bibit tanaman ringan. Mereka terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak. Bapak-bapaknya berjumlah 12 orang dan selebihnya ibu-ibu. Bahkan ada yang pensiunan Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang. Setelah kita berikan sosialisasi di tempat mereka, lantas mereka tertarik, akhirnya kita bawa ke BPTP Sukarami untuk sekolah lapangan," ujarnya. 

Tarmizi berharap, dengan diadakannya kunjungan lapangan tersebut, mereka memahami program KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) dimana mereka memanfaatkan perkarangan rumah untuk menanam tanaman pangan yang mereka butuhkan. Hasilnya, selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri, mereka juga dapat penghasilan tambahan secara berkelompok. Mulai dari menjual bibit kepada pihak lain, seperti tetangga mereka, hasilnya dan pengolahan hasil itu sendiri.

"Karena ini baru program dasar, kami berharap nanti ada kelanjutannya, sebagaimana juga harapan Sekretaris Daerah Kota Padang Nasir Ahmad yang membuka kegiatan tersebut secara resmi. Kita melihat, jika pada tahap dasar mereka sudah mampu, kita mencoba meningkatkan kepada tanaman produktif," cakapnya.

Dikatakan Tarmizi, tanamanan produktif adalah tanaman yang betul-betul bisa menjadi penghasilan baru. Seperti jamur, tanaman ini tidak membutuhkan tempat yang banyak, standarnya cukup jelas, dan jika dijual harganya cukup mahal di pasaran. Demikian juga tanaman produktif lainnya.

"Bahkan kami punya ide, nama-nama daerah yang berasal dari nama buah-buahan, seperti Belimbing, akan kita coba untuk menghidupkan kembali buah tersebut di daerah itu. Kita akan mendorong masing-masing rumah menanam dua batang pohon belimbing yang berkualitas dan layak jual, sehingga tidak saja menjadi identitas daerah, namun bisa mendatangkan penghasilan tambahan," terangnya. (by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »