SELAMA menjabat Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno Datuk Rajo Bandaro Basa selalu memberi kemudahan bagi staf kantor gubernur dalam berurusan dengannya. Tak seperti kebanyakan pejabat lainnya, Irwan Prayitno tidak suka menunda-nunda pekerjaan demi jalannya roda pemerintahan. Dimana pun, asalkan telah memenuhi syarat secara administrasi, maka Irwan Prayitno akan menandatangani surat yang disodorkan kepadanya.
Kebanyakan kepala daerah atau pejabat di negeri ini, sering menunda-nunda pekerjaan, terutama dalam administrasi pemerintahan. Jangankan rakyat kecil, stafnya pun sering jengkel diakibatkan surat yang dia urus tak kunjung ditandatangani pejabat yang bersangkutan. Pernah ada cerita di suatu daerah, pejabat yang ditunjuk sementara menjadi kepala daerah dan tinggal di Jakarta, surat menyurat administrasi pemerintahan terkendala ditangannya.
Parahnya lagi, surat yang diantarkan langsung oleh staf ke Jakarta untuk ditandatangani, tidak semuanya dia tandatangani dengan alasan harus dia baca seluruhnya satu persatu. Alamat staf pulang dengan penuh kekecewaan, dan proses administrasi pemerintahan terkendala yang berdampak terganggunya kegiatan yang berkenaan dengan surat tersebut.
Kebanyakan kepala daerah atau pejabat di negeri ini, sering menunda-nunda pekerjaan, terutama dalam administrasi pemerintahan. Jangankan rakyat kecil, stafnya pun sering jengkel diakibatkan surat yang dia urus tak kunjung ditandatangani pejabat yang bersangkutan. Pernah ada cerita di suatu daerah, pejabat yang ditunjuk sementara menjadi kepala daerah dan tinggal di Jakarta, surat menyurat administrasi pemerintahan terkendala ditangannya.
Parahnya lagi, surat yang diantarkan langsung oleh staf ke Jakarta untuk ditandatangani, tidak semuanya dia tandatangani dengan alasan harus dia baca seluruhnya satu persatu. Alamat staf pulang dengan penuh kekecewaan, dan proses administrasi pemerintahan terkendala yang berdampak terganggunya kegiatan yang berkenaan dengan surat tersebut.
Dari Abdur Rahman bin Auf, ia berkata, Rasulullah saw., bersabda, "Menunda-nunda (pekerjaan) itu adalah pancaran setan yang disisipkan ke dalam hati orang-orang mukmin." (HR Dailami).
Tapi berbeda dengan Irwan Prayitno. Tokoh yang sedang kita bicarakan ini, ketika menjabat Gubernur Sumatera Barat tidak pernah mempersulit urusan surat menyurat anak buahnya. Semua surat yang masuk kepadanya diproses dengan cepat, asalkan persyaratannya sudah lengkap dan sesuai prosedur tetap (protap) lalu lintas surat tersebut, yaitu paraf dan tandatangan pejabat yang bersangkutan telah dibubuhkan pada surat tersebut.
Zardi Syahrir, Kepala Bagian penerangan Biro Humas Setdaprov Sumatera Barat menceritakan pengalamannya kepada penulis. Selama menjadi Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno tidak pernah mempersulit bawahannya dalam berurusan. Menurutnya, Irwan Prayitno tidak pernah memperlambat pekerjaan. Semua urusan dipermudah, termasuk dalam hal surat menyurat sekali pun. Kapan saja akan ditandatangan Irwan Prayitno, asalkan suratnya jelas dan telah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Senada dengan itu, Asben Hendri, Kepala Biro Umum Setdaprov Sumatera Barat mengaku, setiap surat yang dia ajukan kepada Irwan Prayitno selaku gubernur diproses dengan cepat. Tidak pernah surat bermalam-malam di meja gubernur, paling lama hanya semalam, besok paginya langsung ke luar dan diantar petugas kepada Asben Hendri. Prosesnya pun tidak berbelit-belit, praktis dan cepat.
Begitulah karakter Irwan Prayitno, segala sesuatu dilakukan secara serius dan cepat. Jika ada masalah, maka akan diselesaikan dengan cepat saat itu juga, tanpa menunda-nunda. Tidak ada surat yang tertunda di meja kerja beliau, satu hari selesai dan bisa ditandatangani dimana saja, kapan saja.
Jika tidak langsung diselesaikan saat itu juga, nanti akan datang lagi pekerjaan baru dan seterusnya. Akhirnya pekerjaan itu menumpuk, makin lama makin menggunung. Karena itu Irwan tak mau menunda-nunda pekerjaaan dan tak pernah ada surat yang terunda dan menumpuk di mejanya. Satu kali karena banyaknya kegiatan, pernah Irwan menandatangani surat dan membuat disposisi di mobil dalam perjalanan dinas ke daerah. Lalu surat tersebut dititipkan di mapolsek terdekat di dalam perjalanan, untuk dijemput segera oleh staf.
Sebagai orang yang paham ajaran agamanya dengan baik, Irwan Prayitno mengetahui Islam mencela orang yang suka mengulur-ulur atau menunda pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan segera karena sifat seperti ini merupakan bagian dari perbuatan setan. Sebaliknya, Islam menyukai seorang muslim yang segera melaksanakan pekerjaannya sehingga ia terlepas dari jeratan setan yang membisikkan kemalasan kepada dirinya. Makanya, Irwan Prayitno tidak suka menunda-nunda pekerjaan yang menjadi beban tugasnya selaku pemimpin.
Irwan Prayitno bukanlah sosok pejabat yang suka dilayani, bak raja dilayani budaknya. Irwan Prayitno lebih suka bergaul dengan pejabat dibawahnya tanpa ada batas, namun tetap menjaga kepatutan. Irwan Prayitno bahkan sering mengajak Kepala Satuan Perangkat Daerah (SKPD) makan siang bersama di rumah dinas, dan bencengkarama dengan mereka terhadap berbagai persoalan, termasuk tugas kerja yang akan, sedang dan sudah dilaksanakan.
Kepala Dinas Sosial Sumatera Barat H Abdul Gafar pernah bercerita kepada penulis, dalam keseharian Irwan Prayitno lebih banyak tampil apa adanya, tanpa ada aturan protokoler yang mengikat secara ketat. Gafar termasuk salah seorang Kepala SKPD yang sering diajak Irwan Prayitno makan di rumah dinas dan membicarakan persoalan pekerjaan dalam suasana santai. Tak jarang, Irwan Prayitno bertanya kepada Gafar terhadap suatu persoalan yang belum dia pahami dengan baik dan dengan senang hati Gafar pun menjelaskannya secara rinci.
Namun, bukan berarti Irwan Prayitno tidak serius dalam menangani pekerjaan. Dia tipikal pejabat yang tidak suka menunda-nunda pekerjaan. Sedekat apa pun dia dengan bawahannya, kalau menyangkut pekerjaan, dia akan tetap serius dan memberikan arahan agar pekerjaan itu dapat dilaksanakan dengan baik, tanpa menimbulkan persoalan dikemudian hari.
Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zholim. Wallahu A'alam Bishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang/Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »