"TAK kenal maka tak sayang," demikian pepatah Melayu dalam mengungkapkan pentingnya untuk mengenal seseorang, sehingga dapat diketahui sifat perangainya. Demikian juga dalam memilih pemimpin, sangat perlu diketahui rekam jejak seorang calon pemimpin tersebut. Bagi pemilih yang cerdas, mengenal sosok calon pemimpin merupakan suatu keharusan sebelum menentukan pilihan dalam bilik suara. Jika tidak mengenal calon pemimpin dengan baik, alamat membeli kucing dalam karung.
"Pikirlah baik-baik terlebih dahulu untuk memilih seseorang sebagai penanggungjawab. Angkatlah dia setelah ia siap untuk bekerja dan janganlah engkau angkat mereka hanya dengan kehendakmu sendiri tanpa bermusyawarah dengannya, karena ini adalah perbuatan khianat." (Imam Ali ra).
Dalam kajian Siyasah Islamiyah (Politik Islam), keberadaan seorang pemimpin menjadi sangat urgen dan wajib adanya. Ini berarti, keberadaan pemimpin dalam negara atau daerah itu mutlak diperlukan. Adapun pemimpin yang bisa menjadi teladan masyarakat adalah sosok yang memiliki integritas, bersih, aspiratif, dan problem solver.
Para kepala daerah sebagai kepanjangan tangan kepala negara melaksanakan amanah jabatan pemerintahan seperti kepala negara, yakni menjaga moral masyarakat dan memelihara urusan kemaslahatan rakyat. Mereka wajib melayani rakyat dengan sebaik-baiknya. Seorang pemimpin yang amanah dapat dipercaya dalam melaksanakan kepercayaan dan tanggungjawab dengan baik harus pula ditunjang oleh ilmu yang sesuai dengan bidangnya. Dengan memiliki ilmu yang baik dan berkualitas diapun akan jauh dari kendali dari golongan tertentu yang akan menjadikannya hanya sebagai pemimpin boneka demi kepentingan segolongan atau kelompok tertentu.
Menjadi pemilih yang bisa memilih pemimpin dengan baik dan benar adalah sama pentingnya dengan menjadi pemimpin yang baik dan benar, itulah kuncinya. Karena insha Allah masih ada calon pemimpin di daerah ini yang benar-benar memiliki niat tulus ikhlas untuk mencari ridho Allah dan membawa perbaikan di negeri. Oleh karena itu, tidak boleh sembarangan memilih pemimpin yang akan menjadi ulil amri bagi rakyat banyak.
Bagi Ria, salah seorang warga Bukittinggi, dalam memilih seorang calon pemimpin harus dilihat terlebih dahulu curriculum vitae atau daftar riwayat hidupnya. Sebab, dari sanalah nanti akan diketahui, apakah dia layak untuk menjadi seorang pemimpin atau tidak. Rakyat harus cerdas dalam menentukan pilihan, tidak asalan atau ikut-ikutan. Seorang pemilih yang cerdas, tentulah memilih pemimpin yang cerdas yang diyakini mampu membawa kesejahteraan kepada rakyat.
Ria mengakui, dirinya tidak begitu mengenal dengan baik dua orang pasangan calon yang maju dalam pemilihan Gubernur Sumatera Barat pada tanggal 9 Desember 2015. Informasi yang dia dapat pun sangat minim, karena tidak ada media sosialisasi yang sampai kepadanya. Dirinya hanya mengetahui banyak sedikit tentang calon yang ada dari media sosial atau media online.
"Dari calon yang ada, saya hanya mengenal pak Irwan Prayitno, itu pun secara tidak sengaja. Saya diundang dalam pelantikan Wakil Bupati Tanah Datar dan pak Irwan Prayitno yang melantik. Saya melihat pak Irwan Prayitno sebagai orang yang pintar, memiliki intelektual. Saya melihatnya dari gaya bicara beliau yang berwibawa saat memberikan pidato pelantikan. Saya lihat beliau orang pintar, dan yang memilihnya tentu orang pintar pula," cakap Ria.
Menurut Ria, Irwan Prayitno pantas menjadi gubernur. Penilaian Ria tersebut dengan melihat gaya bicara dan gaya bahasa Irwan Prayitno pada saat pelantikan Wakil Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi. Bahkan Ria sempat berbisik kepada kakaknya pada waktu itu, kalau Irwan Prayitno seorang yang pintar dan pantas memimpin Sumatera Barat.
Sebagai seorang profesional yang bergerak dibidang salon kecantikan di Kota Wisata Bukittinggi, Ria mengharapkan pemimpin Sumatera Barat ke depan adalah sosok yang cerdas, memiliki wawasan, dan memiliki pergaulan luas, tak hanya di Sumatera Barat, tetapi juga di tingkat pusat. Dan Ria melihat kriteria tersebut ada pada Irwan Prayitno.
Sebagai mantan anggota DPR RI tiga kali periode, Irwan Prayitno diyakini memiliki jaringan yang luas di Jakarta, sehingga tidak sulit baginya untuk melakukan lobi pada tingkat pusat dalam rangka meraih dana APBN ke Sumatera Barat. Demikian pula dalam mendatangkan investor, Irwan Prayitno diyakini memberikan kenyamanan berinvestasi.
Selama lima tahun memimpin Sumatera Barat (2010-2015), Irwan Prayitno terbukti mampu menciptkan iklim berinvestasi yang baik di Sumatera Barat. Sebagai bukti, di bawah kepemimpinannya, perkembangan investasi di Sumatera Barat realisasinya melebihi target, baik untuk PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) maupun PMA (Penanaman Modal Asing). Untuk PMDN saja selama empat tahun (tahun 2010 – 2014) sudah mencapai Rp 4,234 triliun (capaian 235,52%). Sedang PMA 301,6 juta dolar AS selama empat tahun (capaian 335,17%).
Ini bisa terlihat dari begitu banyak investasi yang masuk ke Sumatera Barat. Selama empat tahun, jumlah perizinan mencapai 1017 buah, 215 investor dan 10 MoU (Memorandum of Understanding). Penyerapan tenaga kerja langsung dari investasi ini mencapai 6.434 orang (capaian 147,57%). Hal ini akan berpengaruh kepada sektor lainnya sehingga mampu menghasilkan multiplier effect. Angka ini belum termasuk dengan proyek-proyek pemerintah yang dibiayai dengan dana luar negeri, APBN dan APBD.
"Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-'Imran ayat 26).
Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq, semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus. Amin.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »