![]() |
Erisman saat mengunjungi TPS unik di Koto Panjang, Pauh. |
BentengSumbar.com --- Sebagai Ketua DPRD Kota Padang, Erisman Chaniago menyayangkan banyaknya warga kota yang tidak menggunakan hak pilih pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) tanggal 9 Desember 2015 kemaren. Padahal, setiap suara memiliki pengaruh besar pada pembangunan Sumbar ke depannya.
"Kita sangat menyayangkan banyaknya warga yang tidak menggunakan hak pilihnya. Sebab, satu suara menentukan masa depan Sumatera Barat," ungkap politisi Partai Gerindra Kota Padang ini.
Berbagai cara dilakukan pihak penyelenggara Pemilu agar partisipasi pemilih meningkat signifikan, termasuk dengan membuat Tempat Pemungutan Semenatara (TPS) semenarik mungkin. Seperti TPS unik bernuansa budaya Minangkabau di Koto Panjang, yang lengkap dengan marawa, gendang tasa dan perlengkapan adat lainnya.
Keberadaan TPS unik itu merupakan wujud kepedulian masyarakat terhadap pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang akan memimpin Sumbar ke depannya. Hal yang terpenting dalam pilkada ialah usaha dari pihak penyelenggara serta kerja sama dengan masyarakat setempat agar dapat memaksimalkan partisipasi pemilih.
Erisman pun sempat mengunjungi TPS unik di Koto Panjang, Kecamatan Pauh ini. Bahkan ia mengapresiasi keberadaan TPS ini, sebab tak hanya berupaya meningkatkan partisipasi pemilih, tetapi juga memperkenalkan budaya Minang kepada pemilih yang datang ke TPS.
Jauh-jauh hari, pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand), Asrinaldi telah mengingatkan kurangnya partisipasi pemilih ini. Bahkan ia memprediksi partisipasi pemilih di daerah itu tidak akan bisa mencapai target Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pada kegiatan coffe morning yang digelar DPRD Kota Padang, Senin (7/12/2015), ia mengatakan cara sosialisasi yang dilakukan KPU, belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Mekanisme sosialisasi dan kampanye yang digunakan KPU menggunakan metode non verbal melalui alat peraga kampanye yang terbukti tidak efektif, karena kenyataannya pesan itu tidak sampai ke masyarakat.
Terlebih, menurut dia, pada Pilgub kali ini, calon tidak diperkenankan memobilisasi massa dalam kampanye secara terbuka, sehingga masyarakat tidak mengetahui karakter calon yang akan dipilihnya.
"Kita sangat menyayangkan banyaknya warga yang tidak menggunakan hak pilihnya. Sebab, satu suara menentukan masa depan Sumatera Barat," ungkap politisi Partai Gerindra Kota Padang ini.
Berbagai cara dilakukan pihak penyelenggara Pemilu agar partisipasi pemilih meningkat signifikan, termasuk dengan membuat Tempat Pemungutan Semenatara (TPS) semenarik mungkin. Seperti TPS unik bernuansa budaya Minangkabau di Koto Panjang, yang lengkap dengan marawa, gendang tasa dan perlengkapan adat lainnya.
Keberadaan TPS unik itu merupakan wujud kepedulian masyarakat terhadap pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang akan memimpin Sumbar ke depannya. Hal yang terpenting dalam pilkada ialah usaha dari pihak penyelenggara serta kerja sama dengan masyarakat setempat agar dapat memaksimalkan partisipasi pemilih.
Erisman pun sempat mengunjungi TPS unik di Koto Panjang, Kecamatan Pauh ini. Bahkan ia mengapresiasi keberadaan TPS ini, sebab tak hanya berupaya meningkatkan partisipasi pemilih, tetapi juga memperkenalkan budaya Minang kepada pemilih yang datang ke TPS.
Jauh-jauh hari, pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand), Asrinaldi telah mengingatkan kurangnya partisipasi pemilih ini. Bahkan ia memprediksi partisipasi pemilih di daerah itu tidak akan bisa mencapai target Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pada kegiatan coffe morning yang digelar DPRD Kota Padang, Senin (7/12/2015), ia mengatakan cara sosialisasi yang dilakukan KPU, belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Mekanisme sosialisasi dan kampanye yang digunakan KPU menggunakan metode non verbal melalui alat peraga kampanye yang terbukti tidak efektif, karena kenyataannya pesan itu tidak sampai ke masyarakat.
Terlebih, menurut dia, pada Pilgub kali ini, calon tidak diperkenankan memobilisasi massa dalam kampanye secara terbuka, sehingga masyarakat tidak mengetahui karakter calon yang akan dipilihnya.
Sementara itu, calon Gubernur Irwan Prayitno, Kamis (10/12/2015), tidak mempermasalahkan banyaknya warga yang tidak menggunakan hak pilihnya. Menurut Irwan, tingkat partisipasi pemilih tidak menentukan legitimasi hasil pilkada. Apatah lagi, di negara maju, seperti Amerika Serikat, dalam setiap pemilu, partisipasi pemilih juga jauh dari harapan. (by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »