![]() |
Dampak dari ketegangan kedua negara adalah pemutusan penerbangan oleh Arab Suadi dari Iran. Ilustrasi: Pramugari Iran Air layani penumpang. |
Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah akan mengirim utusan khusus ke Iran dan Arab Saudi.
"Ya saya Minggu depan saya akan utus utusan khusus untuk ke Iran dan Saudi, Kemenlu tapi sebagai utusan khusus," kata Jokowi di Istana, Jakarta, Jumat (8/1).
Jokowi menegaskan, utusan khusus tersebut akan bertemu dengan petinggi pimpinan kedua negara tersebut. Dikirimnya utusan khusus untuk pergi ke kedua negara tersebut menunjukkan bila pemerintah Indonesia sangat serius mendamaikan konflik tersebut.
"Kalau menelepon itu berbeda maksudnya tapi kalau mengirim utusan khusus itu bahwa kita memang ingin serius betul kalau telepon yah saya bisa saja," tutup Jokowi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutus Menlu Retno Marsudi ke kedua negara untuk menyerahkan surat khusus.
"Presiden menugaskan Menlu sebagai utusan khusus. Akan membawa surat Presiden ke Raja Arab Saudi dan Presiden Iran," ujar Menlu Retno Marsudi, Sabtu (9/1/2016).
"(Kunjungan) akan membahas tindak lanjut dengan menlu kedua negara," lanjutnya.
Ketika ditanya apakah kedatangannya sebagai sebuah tawaran Indonesia sebagai mediator konflik, Menlu Retno menjawab: "Semua masih sangat cair".
Namun Menlu Retno tidak menjelaskan isi dari surat Presiden Jokowi itu. "Surat masih sedang disiapkan," imbuh Menlu.
Mengenai kepastian rencana keberangkatan, Menlu Retno menyebutkan bahwa waktunya sedang dikomunikasikan dengan pihak Arab Saudi dan Iran.
Dampak Ketegangan Arab Saudi - Iran
Pemerintah Arab Saudi akan menghentikan semua kerja sama ekonomi dengan Iran. Kebijakan tersebut dilakukan menyusul pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran yang ditetapkan pada Ahad (3/1).
''Kami akan memutus penerbangan dari dan ke Iran, demikian pula dengan semua hubungan dagang dengan mereka. Tak hanya itu, kami juga berencana memberlakukan larangan bepergian ke Iran,'' kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir, Senin (4/1).
Otoritas Penerbangan Sipil Saudi (Gaca) menyatakan, semua maskapai akan menempuh prosedur yang diperlukan.
''Tujuannya agar penumpang yang telanjur memesan tiket untuk bepergian ke Iran tak dirugikan,'' demikian pernyataan Gaca seperti dikutip International Business Times, Selasa (5/1).
Menurut mereka, penghentian penerbangan ke Iran sesegera mungkin dilakukan. Meski Saudi memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi, jelas Jubeir, warga Iran tetap boleh datang ke Saudi, mengunjungi tempat-tempat suci di Makkah dan Madinah, baik untuk menunaikan ibadah umrah maupun haji pada musim haji mendatang.
Sementara itu, Iran memperkirakan konfrontasi dengan Saudi akan berdampak terhadap jamaah haji mereka. Sebab, dengan penghentian semua penerbangan dari dan ke Iran, jamaah umrah maupun haji Iran kelak akan kesulitan menuju Tanah Suci. Kecuali mungkin para jamaah tersebut menggunakan moda transportasi lain ke Tanah Suci. Kondisi ini juga bakal membuat warga Syiah di Arab Saudi menghadapi kesulitan mengunjungi tempat-tempat suci di Iran.
Mohammed Ali Esfahani, anggota parlemen Iran, menyatakan, semestinya Iran yang lebih dahulu memutuskan hubungan dengan Saudi setelah terjadi tragedi Mina pada musim haji 2015. Saat itu, ratusan jamaah Iran meninggal dunia karena berdesakan saat menuju Jamarat.
Setelah Saudi membuat para jamaah tak berdosa itu meninggal dunia, kata Esfahani, mereka mestinya tak lagi berwenang menetapkan kebijakan soal penyelenggaraan haji. Dan kemarin, mereka tanpa rasa malu sedikit pun, kata dia, mengeksekusi Nimr al-Nimr.
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »