![]() |
| Abdullah Azwar Anas. |
BentengSumbar.com --- Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur merupakan daerah yang cukup menarik. Selain punya keindahan pariwisata, kabupaten ini punya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu menggerakkan segala lini. Tidak hanya memanfaatkan Informasi dan Teknologi, Banyuwangi juga beruntung mendapatkan Bupati yang cergas dalam membangun daerah.
Hal ini terlihat saat Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas melakukan presentasi daerahnya di depan seluruh peserta seminar nasional kepariwisataan yang digagas Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas dan Pemerintah Kota Padang, Sabtu (6/2).
Bupati dua periode ini memaparkan kelebihan daerahnya sehingga dapat menjadi referensi dan informasi bagi peserta seminar yang didominasi dari daerah lain.
Dalam paparannya, Anas menyebut bahwa sejak dilantik, dirinya sudah memiliki program 100 hari kerja. Ketika itu dirinya berencana membangun bandar udara (bandara).
Menurutnya, keberadaan bandara terbilang amat penting, terutama bagi kepariwisataan.
"Dalam seratus hari kerja akhirnya green bandara dapat berdiri dengan zero APBD," akunya di depan peserta yang memenuhi ballroom Hotel Grand Inna Muara Padang.
Dipilihnya konsep green bandara setelah melewati banyak pertimbangan. Menurut Anas, dirinya sempat mendapat masukan dari "dua type" orang, yakni orang baru kaya dan orang sudah kaya.
Ketika bertemu orang baru kaya, Anas mendapat masukan supaya bandara yang dibangun agar didesain mewah dengan lantai keramik, bercat warna-warni, berdinding kaca dan ber-AC.
Sedangkan ketika bertemu orang yang sudah kaya, dirinya mendapat masukan agar bandara dibangun berkarakter hemat energi.
"Mereka menyarankan supaya bandara tidak perlu tampilan mewah, tidak harus ber-AC karena angin itu menyehatkan, dan lain sebagainya," ujar Anas.
Setelah mempertimbangkan dua masukan tadi, akhirnya Anas memilih masukan dari orang yang sudah kaya. Anas berpendapat, membangun bandara bukan untuk gengsi, akan tetapi lebih kepada fungsi.
"Setelah dibangun, green bandara mengalami peningkatan arus penumpang setiap tahunnya, dibanding tahun 2010 dengan sekarang, arus penumpang meningkat 1.300 persen," ungkapnya dan disambut tepuk tangan riuh dari peserta seminar.
Di sisi lain Anas juga menyebut bahwa saat ini angka kemiskinan di Banyuwangi terus turun. Termasuk minat investasi di Banyuwangi yang naik hingga ke papan atas se-Jawa Timur.
Tidak hanya itu saja, income perkapita Banyuwangi juga mampu meningkat pesat. Sebelumnya berada di angka Rp 14 juta pertahun, kini menjadi Rp 33,7 juta pertahun.
"Ini semua berkat proses panjang yang dilalui," tutur Anas.
Pemkab Banyuwangi juga tak kalah hebat dengan kabupaten / kota lainnya di Indonesia. Kabupaten ini memanfaatkan IT dalam setiap kegiatan pemerintahan.
Aplikasi WhatsApp (WA) di ponsel bersystem android digunakan sebagai media komunikasi dan informasi. Dalam rapat internal Pemkab, layanan WA digunakan, sehingga dimana pun berada, rapat dapat dilaksanakan lewat percakapan grup di aplikasi WA tersebut.
"Lewat pemanfaatan IT kita lebih efisien, makanya sebelum dilantik, seluruh pejabat yang gaptek harus dilatih dulu menggunakan IT," tutur Anas.
Bagi Anas, program "Smart City" yang digadang-gadang Walikota Bandung Ridwan Kamil, bukan apa-apa. Anas menyebut, saat ini Banyuwangi justru malah telah membuat program "Smart Kampung". Dimana di setiap desa telah terdapat koneksi WiFi internet bagi warga.
"Saat ini sebanyak 1.400 titik WiFi sudah terpasang di desa yang ada sehingga anak-anak sudah terkoneksi dengan dunia dan mereka tidak kesulitan dalam belajar," ungkapnya.
Anas membocorkan, dalam melakukan apapun, pemerintah mesti melibatkan masyarakat. Rakyat juga harus merasakan pembangunan yang dilakukan pemerintah.
"Semuanya dari rakyat untuk rakyat," tutup Anas. (Charlie)
Hal ini terlihat saat Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas melakukan presentasi daerahnya di depan seluruh peserta seminar nasional kepariwisataan yang digagas Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas dan Pemerintah Kota Padang, Sabtu (6/2).
Bupati dua periode ini memaparkan kelebihan daerahnya sehingga dapat menjadi referensi dan informasi bagi peserta seminar yang didominasi dari daerah lain.
Dalam paparannya, Anas menyebut bahwa sejak dilantik, dirinya sudah memiliki program 100 hari kerja. Ketika itu dirinya berencana membangun bandar udara (bandara).
Menurutnya, keberadaan bandara terbilang amat penting, terutama bagi kepariwisataan.
"Dalam seratus hari kerja akhirnya green bandara dapat berdiri dengan zero APBD," akunya di depan peserta yang memenuhi ballroom Hotel Grand Inna Muara Padang.
Dipilihnya konsep green bandara setelah melewati banyak pertimbangan. Menurut Anas, dirinya sempat mendapat masukan dari "dua type" orang, yakni orang baru kaya dan orang sudah kaya.
Ketika bertemu orang baru kaya, Anas mendapat masukan supaya bandara yang dibangun agar didesain mewah dengan lantai keramik, bercat warna-warni, berdinding kaca dan ber-AC.
Sedangkan ketika bertemu orang yang sudah kaya, dirinya mendapat masukan agar bandara dibangun berkarakter hemat energi.
"Mereka menyarankan supaya bandara tidak perlu tampilan mewah, tidak harus ber-AC karena angin itu menyehatkan, dan lain sebagainya," ujar Anas.
Setelah mempertimbangkan dua masukan tadi, akhirnya Anas memilih masukan dari orang yang sudah kaya. Anas berpendapat, membangun bandara bukan untuk gengsi, akan tetapi lebih kepada fungsi.
"Setelah dibangun, green bandara mengalami peningkatan arus penumpang setiap tahunnya, dibanding tahun 2010 dengan sekarang, arus penumpang meningkat 1.300 persen," ungkapnya dan disambut tepuk tangan riuh dari peserta seminar.
Di sisi lain Anas juga menyebut bahwa saat ini angka kemiskinan di Banyuwangi terus turun. Termasuk minat investasi di Banyuwangi yang naik hingga ke papan atas se-Jawa Timur.
Tidak hanya itu saja, income perkapita Banyuwangi juga mampu meningkat pesat. Sebelumnya berada di angka Rp 14 juta pertahun, kini menjadi Rp 33,7 juta pertahun.
"Ini semua berkat proses panjang yang dilalui," tutur Anas.
Pemkab Banyuwangi juga tak kalah hebat dengan kabupaten / kota lainnya di Indonesia. Kabupaten ini memanfaatkan IT dalam setiap kegiatan pemerintahan.
Aplikasi WhatsApp (WA) di ponsel bersystem android digunakan sebagai media komunikasi dan informasi. Dalam rapat internal Pemkab, layanan WA digunakan, sehingga dimana pun berada, rapat dapat dilaksanakan lewat percakapan grup di aplikasi WA tersebut.
"Lewat pemanfaatan IT kita lebih efisien, makanya sebelum dilantik, seluruh pejabat yang gaptek harus dilatih dulu menggunakan IT," tutur Anas.
Bagi Anas, program "Smart City" yang digadang-gadang Walikota Bandung Ridwan Kamil, bukan apa-apa. Anas menyebut, saat ini Banyuwangi justru malah telah membuat program "Smart Kampung". Dimana di setiap desa telah terdapat koneksi WiFi internet bagi warga.
"Saat ini sebanyak 1.400 titik WiFi sudah terpasang di desa yang ada sehingga anak-anak sudah terkoneksi dengan dunia dan mereka tidak kesulitan dalam belajar," ungkapnya.
Anas membocorkan, dalam melakukan apapun, pemerintah mesti melibatkan masyarakat. Rakyat juga harus merasakan pembangunan yang dilakukan pemerintah.
"Semuanya dari rakyat untuk rakyat," tutup Anas. (Charlie)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
