![]() |
| Ditulis Oleh: Tommy TRD, Pamong Muda Asal Kota Padang. |
Cina tiba-tiba saja menggeliat menjadi kekuatan baru ekonomi dunia. Hal ini dipertegas dengan masuknya mata uang Cina, Yuan sebagai mata uang internasional. Khususnya di Indonesia, geliat ekonomi Cina semakin terasa sangat jelas, dimana beberapa proyek infrastruktur kelas kakap tendernya dimenangkan oleh Cina.
Tidak ada salahnya menjalin kerja sama dengan negara mana saja, selama kerja sama itu bersifat saling menguntungkan. Namun lebih jauh, dengan bekerja sama dengan negara lain mestinya kita juga bisa belajar mengenai negara tersebut. hal apa saja yang membuat mereka lemah, dan hal apa saja yang membuat mereka maju. Cina mengawali bangsa dengan ideologi komunis yang begitu saklek.
Namun memasuki era kepemimpinan Deng Xiaoping, Cina sedikit demi sedikit mulai terbuka dengan kebijakan ekonomi yang dipelopori oleh Deng. Sekarang ? Cina menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Tidak salah jika Ferarri kemudian membuka cabangnya di sana, dengan lahirnya begitu banyak orang kaya di Cina yang kemudian masuk daftar orang kaya sejagat.
Apa yang dimiliki oleh Cina tapi tidak dimiliki oleh Indonesia ? Salah satu jawabannya adalah kebijakan. Cina yang mengawali dengan ideologi komunis bersikap bahwa semua sendi perekonomian adalah milik negara, alias semuanya BUMN. Berbeda dengan Indonesia, yang mana kekayaan di negeri ini lebih banyak dimiliki oleh swasta. Bahkan lebih banyak lagi dimiliki oleh asing. Apakah itu salah ? Tergantung dari sudut mana kita melihat dan dari kaca mata siapa kita melihat.
Indonesia berbeda jauh dengan Cina. Jika Cina berdasar kepada komunis, maka sesungguhnya Indonesia adalah negara yang begitu liberal dan kapitalis. Tidak dalam bentuk, namun dalam kebijakan. Beberapa intelektual terkemuka di Indonesia bahkan mengatakan bahwa selepas 1967 Indonesia tidak lagi memilliki kemandiriannya. Karena dimulai sejak era itulah Indonesia tidak lagi menguasai sumber daya alamnya untuk kepentingan bangsa Indonesia yang diatur sedemikian rupa dalam UUD 45.
Soekarno memang meninggalkan Indonesia dalam keadaan ekonomi yang porak poranda, namun juga tidak kehilangan begitu banyak aset nasional. Sepeninggal Soekarno ? Kita sudah sama-sama tahu kejadiannya seperti apa. Sama seperti Indonesia, ekonomi China dulu pun tidak bisa dikatakan baik atau stabil. Namun seiring berjalannya waktu China berhasil menjadi kekuatan ekonomi yang diperhitungkan di dunia karena memang sebagian besar aspek-aspek perekonomiannya masih dikuasai negara.
Jika pada masa komunis 100% milik negara, maka dewasa ini China mulai membuka sedikit tirainya bagi asing, namun tetap 70% perekonomian di Cina adalah BUMN. Kombinasi dengan takaran yang pas bagi Cina ini membuat mereka lepas landas. Bagaimana dengan Indonesia ? Kondisi di Indonesia sebenarnya lebih sulit dibandingkan Cina. Karena Indonesia bukanlag negara komunis yang meletakan segalanya sebagai milik negara. Walhasil negara tidak pernah benar-benar menguasai sendi-sendi perekonomian mereka sendiri. Termasuk aspek-aspek yang menguasai hajat hidup orang banyak sekalipun.
Apakah itu energi ataupun infrastruktur. Jika di negara maju, anggaran negara digunakan semaksimalnya untuk pelayanan publik yang gratis, maka tidak demikian di Indonesia. Kenapa ? Tentu saja karena anggaran yang tidak memadai. Sehingga banyak proyek infrastruktur yang dikerjakan dan disponsori oleh pihak swasta, yang kemudian menuntut keuntugan dari rakyat Indonesia sendiri. Contoh sederhananya, jalan tol. Pemikiran pendeknya adalah, kita membayar untuk sebuah jalan yang dibangun di tanah Indonesia, menggunakan material yang berasal dari Indonesia, dan masyarakat harus membayar untuk menggunakannya.
Kondisi ini tentu adalah sebuah keharusan. Kenapa ? Karena memang dari masa-masa sebelumnya kita telah menerapkan kebijakan yang memaksa kita untuk melakukan ini sekarang ini. Jika Arab Saudi bisa menjual minyak lebih murah dari air mineral, adalah karena mereka penghasil minyak terbesar di dunia. Kita juga sebenarnya adalah penghasil minyak, namun masalahnya kita tidak lagi memiliki banyak hak atas sumber daya alam kita itu. Hal itu dikarenakan penanaman modal asing, dan banyak hal lainnya. Kenapa asing bisa begitu dominan di Indonesia ? Ya karena memang Undang-Undangnya mengatur seperti itu.
Inilah yang membedakan kita dengan Cina. Tidak begitu misterius seperti dulu, namun Cina tetap membatasi persentase sebesar 30% bagi asing atau swasta yang akan menanam modal atau melakukan kegiatan ekonomi di negerinya. Sisanya ? Dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan rakyatnya. Kita tidaklah demikian. Makanya tidak heran jika harga jual minyak kita kepada masyarakat Indonesia sendiri harus mengikuti harga minyak dunia. Analogi sederhananya mungkin seperti ini, anda harus membeli cabe yang anda tanam sendiri, dengan harga yang ditentukan oleh dunia.
Soekarno berjuang memerdekakan negeri ini dan berjuang agar tetap tegak secara mandiri yang kemudian menghasilkan perekonomian yang stuck, tapi ingat, Soekarno menjaga apa yang seharusnya menjadi milik bangsa Indonesia tetap menjadi milik bangsa ini. Setelah itu ? Seperti yang terjadi saat ini. Semoga ke depan kita bisa mengambil pelajaran-pelajaran baru yang bermanfaat dari salah satu negeri tertua di dunia ini. Selamat Tahun Baru, Cina !
Tidak ada salahnya menjalin kerja sama dengan negara mana saja, selama kerja sama itu bersifat saling menguntungkan. Namun lebih jauh, dengan bekerja sama dengan negara lain mestinya kita juga bisa belajar mengenai negara tersebut. hal apa saja yang membuat mereka lemah, dan hal apa saja yang membuat mereka maju. Cina mengawali bangsa dengan ideologi komunis yang begitu saklek.
Namun memasuki era kepemimpinan Deng Xiaoping, Cina sedikit demi sedikit mulai terbuka dengan kebijakan ekonomi yang dipelopori oleh Deng. Sekarang ? Cina menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Tidak salah jika Ferarri kemudian membuka cabangnya di sana, dengan lahirnya begitu banyak orang kaya di Cina yang kemudian masuk daftar orang kaya sejagat.
Apa yang dimiliki oleh Cina tapi tidak dimiliki oleh Indonesia ? Salah satu jawabannya adalah kebijakan. Cina yang mengawali dengan ideologi komunis bersikap bahwa semua sendi perekonomian adalah milik negara, alias semuanya BUMN. Berbeda dengan Indonesia, yang mana kekayaan di negeri ini lebih banyak dimiliki oleh swasta. Bahkan lebih banyak lagi dimiliki oleh asing. Apakah itu salah ? Tergantung dari sudut mana kita melihat dan dari kaca mata siapa kita melihat.
Indonesia berbeda jauh dengan Cina. Jika Cina berdasar kepada komunis, maka sesungguhnya Indonesia adalah negara yang begitu liberal dan kapitalis. Tidak dalam bentuk, namun dalam kebijakan. Beberapa intelektual terkemuka di Indonesia bahkan mengatakan bahwa selepas 1967 Indonesia tidak lagi memilliki kemandiriannya. Karena dimulai sejak era itulah Indonesia tidak lagi menguasai sumber daya alamnya untuk kepentingan bangsa Indonesia yang diatur sedemikian rupa dalam UUD 45.
Soekarno memang meninggalkan Indonesia dalam keadaan ekonomi yang porak poranda, namun juga tidak kehilangan begitu banyak aset nasional. Sepeninggal Soekarno ? Kita sudah sama-sama tahu kejadiannya seperti apa. Sama seperti Indonesia, ekonomi China dulu pun tidak bisa dikatakan baik atau stabil. Namun seiring berjalannya waktu China berhasil menjadi kekuatan ekonomi yang diperhitungkan di dunia karena memang sebagian besar aspek-aspek perekonomiannya masih dikuasai negara.
Jika pada masa komunis 100% milik negara, maka dewasa ini China mulai membuka sedikit tirainya bagi asing, namun tetap 70% perekonomian di Cina adalah BUMN. Kombinasi dengan takaran yang pas bagi Cina ini membuat mereka lepas landas. Bagaimana dengan Indonesia ? Kondisi di Indonesia sebenarnya lebih sulit dibandingkan Cina. Karena Indonesia bukanlag negara komunis yang meletakan segalanya sebagai milik negara. Walhasil negara tidak pernah benar-benar menguasai sendi-sendi perekonomian mereka sendiri. Termasuk aspek-aspek yang menguasai hajat hidup orang banyak sekalipun.
Apakah itu energi ataupun infrastruktur. Jika di negara maju, anggaran negara digunakan semaksimalnya untuk pelayanan publik yang gratis, maka tidak demikian di Indonesia. Kenapa ? Tentu saja karena anggaran yang tidak memadai. Sehingga banyak proyek infrastruktur yang dikerjakan dan disponsori oleh pihak swasta, yang kemudian menuntut keuntugan dari rakyat Indonesia sendiri. Contoh sederhananya, jalan tol. Pemikiran pendeknya adalah, kita membayar untuk sebuah jalan yang dibangun di tanah Indonesia, menggunakan material yang berasal dari Indonesia, dan masyarakat harus membayar untuk menggunakannya.
Kondisi ini tentu adalah sebuah keharusan. Kenapa ? Karena memang dari masa-masa sebelumnya kita telah menerapkan kebijakan yang memaksa kita untuk melakukan ini sekarang ini. Jika Arab Saudi bisa menjual minyak lebih murah dari air mineral, adalah karena mereka penghasil minyak terbesar di dunia. Kita juga sebenarnya adalah penghasil minyak, namun masalahnya kita tidak lagi memiliki banyak hak atas sumber daya alam kita itu. Hal itu dikarenakan penanaman modal asing, dan banyak hal lainnya. Kenapa asing bisa begitu dominan di Indonesia ? Ya karena memang Undang-Undangnya mengatur seperti itu.
Inilah yang membedakan kita dengan Cina. Tidak begitu misterius seperti dulu, namun Cina tetap membatasi persentase sebesar 30% bagi asing atau swasta yang akan menanam modal atau melakukan kegiatan ekonomi di negerinya. Sisanya ? Dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan rakyatnya. Kita tidaklah demikian. Makanya tidak heran jika harga jual minyak kita kepada masyarakat Indonesia sendiri harus mengikuti harga minyak dunia. Analogi sederhananya mungkin seperti ini, anda harus membeli cabe yang anda tanam sendiri, dengan harga yang ditentukan oleh dunia.
Soekarno berjuang memerdekakan negeri ini dan berjuang agar tetap tegak secara mandiri yang kemudian menghasilkan perekonomian yang stuck, tapi ingat, Soekarno menjaga apa yang seharusnya menjadi milik bangsa Indonesia tetap menjadi milik bangsa ini. Setelah itu ? Seperti yang terjadi saat ini. Semoga ke depan kita bisa mengambil pelajaran-pelajaran baru yang bermanfaat dari salah satu negeri tertua di dunia ini. Selamat Tahun Baru, Cina !
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
