 |
| Rapat Tentang PAD. |
BentengSumbar.com --- Perolehan pendapatan asli daerah sektor ke PU an melambung di atas target. Capaian tahun 2015 itu melampaui angka 130 persen. Sayangnya, untuk target tahun 2016 ini melorot hingga mencapai Rp. 250 juta dibanding target tahun sebelumnya. Tak ayal, Wabup H. Amrizal Dt. Rajo Medan langsung angkat mic dan mencecar berbagai pertanyaan seputar mengapa target PAD Dinas PU bisa berkurang dibanding tahun sebelumnya. Padahal, kebutuhan dana penbangunan bukan makin kecil tapi makin bertambah.
"Kita butuh duit untuk membangun, mengapa Dinas PU yang menjadi salah satu andalan PAD kita justeru malah berkurang," kata kader Partai Hanura itu. Pertanyaan penuh selidik itu memang layak diungkapkan oleh seorang Wabup yang apa adanya ini. Pasalnya, secara kasat mata, Dinas PU banyak menambah peralatan yang bisa dijadikan sumber pendapatan daerah. Sebut saja dam truknya bertambah dua unit, eskavator dan buldozernya juga bertambah. Namun jajaran yang dipimpin Junaedi Yunus itu malah menurunkan target.
Pihak Dinas PU tampak berupaya menjelaskan duduk perkara penurunan target PAD. Menurut Junaedi Yunus, sumber PAD di instansi yang ia pimpin adalah retribusi sewa kekayaan daerah, penjualan produksi daerah dan lain lain pendapatan yang sah. Dari pos pemasukan tersebut, di penjualan produksi daerah berupa penjualan readymix melorot. Sebelumnya banyak konsumen yang membeli readymix ke UPTD Alkal Dinas PU, namun belakangan kontraktor lebih senang membeli di tempat lain. Masalahnya, UPTD Alkal tidak mengantongi perizinan dari pihak berwenang.
Dari jawaban Junaedi itu, Wabup Amrizal memerintahkan agar Dinas PU membuat hitungan yang jelas, terutama yang terkait dengan retribusi sewa kekayaan daerah. "Bara aset awak nan basewokan, bara jam bakarajo, bara biaya perawatan dan bara pitih masuaknyo. Kan jaleh tu," kata Putra Sungai Kambut ini. Ia wanti wanti agar semua SKPD terus memperbesar peluang untuk memasukkan pendapatan daerah. (rel)
"Kita butuh duit untuk membangun, mengapa Dinas PU yang menjadi salah satu andalan PAD kita justeru malah berkurang," kata kader Partai Hanura itu. Pertanyaan penuh selidik itu memang layak diungkapkan oleh seorang Wabup yang apa adanya ini. Pasalnya, secara kasat mata, Dinas PU banyak menambah peralatan yang bisa dijadikan sumber pendapatan daerah. Sebut saja dam truknya bertambah dua unit, eskavator dan buldozernya juga bertambah. Namun jajaran yang dipimpin Junaedi Yunus itu malah menurunkan target.
Pihak Dinas PU tampak berupaya menjelaskan duduk perkara penurunan target PAD. Menurut Junaedi Yunus, sumber PAD di instansi yang ia pimpin adalah retribusi sewa kekayaan daerah, penjualan produksi daerah dan lain lain pendapatan yang sah. Dari pos pemasukan tersebut, di penjualan produksi daerah berupa penjualan readymix melorot. Sebelumnya banyak konsumen yang membeli readymix ke UPTD Alkal Dinas PU, namun belakangan kontraktor lebih senang membeli di tempat lain. Masalahnya, UPTD Alkal tidak mengantongi perizinan dari pihak berwenang.
Dari jawaban Junaedi itu, Wabup Amrizal memerintahkan agar Dinas PU membuat hitungan yang jelas, terutama yang terkait dengan retribusi sewa kekayaan daerah. "Bara aset awak nan basewokan, bara jam bakarajo, bara biaya perawatan dan bara pitih masuaknyo. Kan jaleh tu," kata Putra Sungai Kambut ini. Ia wanti wanti agar semua SKPD terus memperbesar peluang untuk memasukkan pendapatan daerah. (rel)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
