HARI ini merupakan hari yang bersejarah bagi warga Sumatera Barat sejak Joko Widodo dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7 di Gedung DPR/MPR, Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2014. Betapa tidak, fakta menunjukan, 78 persen dukungan warga Sumatera Barat pada Pemilihan Presiden (Pilpres) diberikan kepada calon presiden Prabowo Subianto, anak dari Begawan Ekonomi Indonesia Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo.
Bahkan, dukungan warga Sumatera Barat itu tetap dilanjutkan, walau Prabowo Subianto tidak terpilih sebagai Presiden RI. Bentuk dukungan itu dapat dilihat melalui beragam pujian kepada Prabowo Subianto dan lontaran kebencian kepada Presiden RI Joko Widodo. Lontaran kebencian itu terlihat nyata melalui akun-akun di media sosial yang rata-rata dipunyai oleh orang Minangkabau.
Relawan Jokowi asal Ranah Minang pun, termasuk Buya Syafi'i Ma'arif sangat kesulitan memberikan pemahaman kepada publik Sumatera Barat. Parahnya, relawan Jokowi asal Ranah Minang kerap dibully, dikatakan orang PKI, Cina kafir, syiah, liberal, dan segalam macam. Namun dengan penuh kesabaran mereka berupaya memberikan 'pembelaan" terhadap Jokowi walau harus dimusuhi di dunia maya dan dunia nyata.
Suara pendukungnya yang hanya 22 persen di Sumatera Barat tentu tidak akan pernah dilupakan Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Suara mereka hanya kecil, tetapi samangat mereka untuk membela Jokowi-JK jangan ditanya. Walau dicaci dan dibully, mereka tak ambil pusing, karena the real president saat ini adalah Jokowi yang mereka perjuangkan dengan penuh semangat dan air mata.
Kini, perjuangan mereka sudah mulai memperlihatkan hasil. Ditingkat nasional Presiden dan Wakil Presiden yang mereka cintai berupaya menata stabilitas politik nasional. Semua lawan pada Pilpres kemaren, tak terkecuali Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra berupaya dirangkung oleh dwi tunggal kepemimpinan Jokowi-JK.
Kota Padang yang dipimpin oleh Mahyeldi Ansharullah yang merupakan politisi PKS, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang dipimpin oleh Bupati Yudas Sabagglet, Ketua DPC PDIP Kepulauan Mentawai (2008-2010) dan mantan Ketua Presidium Eksternal Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Padang.
Selain itu, Sumatera Barat dikenal sebagai basis PKS di Indonesia. Gubernur Provinsi Sumatera Barat Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc, Datuk Rajo Bandaro Basa merupakan salah seorang pendiri Partai Keadilan (PK) yang kemudian berubah nama menjadi PKS. Sebagai politisi senior PKS, tentu Irwan Prayitno memiliki peran penting di partai yang dimpimn Shohibul Imam tersebut.
Mengingat loyalitas PKS selama ini kepada figur Prabowo Subianto, maka tepatlah tugu perdamaian itu berada di Kota Padang, Sumatera Barat. Tentu saja dengan harapan, perdamaian dan kemesraan akan segera terjalin antara dua kubu yang berseberangan selama ini akibat pilpres.
Sebagai Kepala Daerah, Irwan Prayitno menyadari betul betapa pentingnya menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat. Ini bukan persoalan 'jilat menjilat', tetapi ini persoalan pembangunan Sumatera Barat ke depan. Di halaman faceboknya, Irwan Prayitno menulis sekaitan dengan kedatangan Jokowi ke Sumatera Barat:
Bahkan, dukungan warga Sumatera Barat itu tetap dilanjutkan, walau Prabowo Subianto tidak terpilih sebagai Presiden RI. Bentuk dukungan itu dapat dilihat melalui beragam pujian kepada Prabowo Subianto dan lontaran kebencian kepada Presiden RI Joko Widodo. Lontaran kebencian itu terlihat nyata melalui akun-akun di media sosial yang rata-rata dipunyai oleh orang Minangkabau.
Lontaran "kebencian" dan "kritik pedas" pun juga terlihat dari pemberitaan beberapa media online yang belakangan diketahui adminnya berdomisili di Kota Padang dan diduga kader partai tertentu yang sangat loyal kepada Prabowo Subianto. Sebut saja media online Postmetro. info, NBCIndonesia, dan lainnya yang seakan tidak ada kebaikan Jokowi di mata mereka.
Relawan Jokowi asal Ranah Minang pun, termasuk Buya Syafi'i Ma'arif sangat kesulitan memberikan pemahaman kepada publik Sumatera Barat. Parahnya, relawan Jokowi asal Ranah Minang kerap dibully, dikatakan orang PKI, Cina kafir, syiah, liberal, dan segalam macam. Namun dengan penuh kesabaran mereka berupaya memberikan 'pembelaan" terhadap Jokowi walau harus dimusuhi di dunia maya dan dunia nyata.
Suara pendukungnya yang hanya 22 persen di Sumatera Barat tentu tidak akan pernah dilupakan Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Suara mereka hanya kecil, tetapi samangat mereka untuk membela Jokowi-JK jangan ditanya. Walau dicaci dan dibully, mereka tak ambil pusing, karena the real president saat ini adalah Jokowi yang mereka perjuangkan dengan penuh semangat dan air mata.
Kini, perjuangan mereka sudah mulai memperlihatkan hasil. Ditingkat nasional Presiden dan Wakil Presiden yang mereka cintai berupaya menata stabilitas politik nasional. Semua lawan pada Pilpres kemaren, tak terkecuali Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra berupaya dirangkung oleh dwi tunggal kepemimpinan Jokowi-JK.
Imbasnya ke daerah, hari ini, Presiden Jokowi menandatangani prasasti di tugu perdamaian yang terletak di Muaro Lasak, Pantai Padang, Sumatera Barat sebagai rangkaian dari kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2016, Selasa, 12 April 2016. Dipilihnya Sumatera Barat, terutama Kota Padang dan Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai tuan rumah kegiatan tersebut tentu saja memiliki makna tersendiri.
Kota Padang yang dipimpin oleh Mahyeldi Ansharullah yang merupakan politisi PKS, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang dipimpin oleh Bupati Yudas Sabagglet, Ketua DPC PDIP Kepulauan Mentawai (2008-2010) dan mantan Ketua Presidium Eksternal Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Padang.
Selain itu, Sumatera Barat dikenal sebagai basis PKS di Indonesia. Gubernur Provinsi Sumatera Barat Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc, Datuk Rajo Bandaro Basa merupakan salah seorang pendiri Partai Keadilan (PK) yang kemudian berubah nama menjadi PKS. Sebagai politisi senior PKS, tentu Irwan Prayitno memiliki peran penting di partai yang dimpimn Shohibul Imam tersebut.
Mengingat loyalitas PKS selama ini kepada figur Prabowo Subianto, maka tepatlah tugu perdamaian itu berada di Kota Padang, Sumatera Barat. Tentu saja dengan harapan, perdamaian dan kemesraan akan segera terjalin antara dua kubu yang berseberangan selama ini akibat pilpres.
Sebagai Kepala Daerah, Irwan Prayitno menyadari betul betapa pentingnya menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat. Ini bukan persoalan 'jilat menjilat', tetapi ini persoalan pembangunan Sumatera Barat ke depan. Di halaman faceboknya, Irwan Prayitno menulis sekaitan dengan kedatangan Jokowi ke Sumatera Barat:
"Ayo bersama kita bangun Sumbar ini.
Simpan dalam-dalam perbedaan yang pernah tercipta.
Bergandengan tangan, demi negeri yang kita cintai ini."
Ungkapan Irwan Prayitno ini seakan mengajak semua elemen yang ada di Sumatera Barat untuk membangun Sumatera Barat dan menyimpan dalam-dalam perbedaan yang pernah tercipta. Perbedaan yang timbul karena pilpres atau pun pilkada Gubernur Sumbar yang lalu. Dan saatnya untuk bergandengan tangan, demi negeri yang dicintai.
"Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para Mukmin. Dan Allah mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan segala apa yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah yang mempersatukan hati mereka." (QS. al-Anfâl ayat 62-63).
Wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq. Semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus.
Ditulis Oleh:
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX/Wakil Ketua PK KNPI Kuranji
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »