![]() |
Siswa Ugal-Ugalan Diamankan Satpol PP. |
BENTENGSUMBAR.COM - Anggota DPRD Kota Padang Zulhardi Zakaria Latif menyayangkan aksi coret-coretan yang dilakukan para siswa yang bergembira ria karena lulus Ujian Nasional (UN) di Kota Padang. Sekitar 99 pelajar dari berbagai sekolah SMK/SMA di Kota Padang diamankan oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Sabtu, 7 Mei 2016, karena terlibat dalam aksi tersebut.
"Kita menyayangkan aksi coret-coretan tersebut. Bagusnya mereka seperti SMA 3 Yogyakarta, dimana siswa yang lulus UN turun ke jalan membagikan nasi bungkus kepada orang-orang yang ada di jalanan. Sebaiknya baju itu disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan, bukan malah dicoret-coter," cakapnya ketika dihubungi media ini, Minggu, 8 Mei 2016.
Zulhardi mengaku sempat membubarkan aksi beberapa orang siswa di gerbang kampus Universitas Andalas. Saat itu para pelajar sedang berfoto-foto di gerbang Unand. Tak hanya itu, para siswa juga terlihat melakukan aksi coret-coretan dan konvoi di jalanan. Ia pun menghubungi pihak sekolah tempat siswa tersebut menuntut ilmu.
"Saya melihat mental siswa yang seperti itu. Saya rasa pengawasan orang tua sangat diperlukan, sebab sekolah sudah melakukan upaya maksimal dalam mengawasi siswa. Sekolah sudah melarang mereka memakai baju putih abu-abu ke sekolah saat pengumuman kelulusan, tetapi mereka menyembunyikan baju di tas mereka. Setelah melihat pengumuman, dan mereka dinyatakan lulus, baru aksi coret-coretan dan konvoi mereka lakukan," ungkap Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Padang ini.
Zulhardi melihat, aksi siswa mencoret-coret baju dan konvoi justru membahayakan siswa. Akibat aksi tersebut, semua pihak dibuat repot, tak hanya pihak sekolah, tetapi juga pihak keamanan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang. Untuk itu, orang tua perlu mengawasi anak-anak mereka secara ketat. Bahkan peran semua elemen masyarakat juga dibutuhkan dalam hal ini.
"Kita menyangkan sikap ugal-ugalan tersebut. Mereka sudah lulus, dan menganggap itu adalah akhir dari semua. Padahal itu baru awal bagi mereka. Saya melihat, wirid remaja, subuh mubarakah, dan segalanya tidak mampu mengatasi perilaku siswa yang ugal-ugalan ini. Saya berharap, semua elemen dan perangkat yang ada di Kota Padang ini, berperan aktif membubarkan aksi semacam itu," ujarnya.
Zulhardi mengingatkan kepada semua pihak agar kasus serupa tidak terulang pada tahun mendatang. Apatah lagi, dalam waktu siswa SMP sederajat juga mengikuti UN dan akan merayakan kelulusan mereka. Antisipasi merayakan kelulusan dengan aksi coret-coretan, konvoi, dan ugal-ugalan harus dilakukan sedini mungkin. (by)
"Kita menyayangkan aksi coret-coretan tersebut. Bagusnya mereka seperti SMA 3 Yogyakarta, dimana siswa yang lulus UN turun ke jalan membagikan nasi bungkus kepada orang-orang yang ada di jalanan. Sebaiknya baju itu disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan, bukan malah dicoret-coter," cakapnya ketika dihubungi media ini, Minggu, 8 Mei 2016.
Zulhardi mengaku sempat membubarkan aksi beberapa orang siswa di gerbang kampus Universitas Andalas. Saat itu para pelajar sedang berfoto-foto di gerbang Unand. Tak hanya itu, para siswa juga terlihat melakukan aksi coret-coretan dan konvoi di jalanan. Ia pun menghubungi pihak sekolah tempat siswa tersebut menuntut ilmu.
"Saya melihat mental siswa yang seperti itu. Saya rasa pengawasan orang tua sangat diperlukan, sebab sekolah sudah melakukan upaya maksimal dalam mengawasi siswa. Sekolah sudah melarang mereka memakai baju putih abu-abu ke sekolah saat pengumuman kelulusan, tetapi mereka menyembunyikan baju di tas mereka. Setelah melihat pengumuman, dan mereka dinyatakan lulus, baru aksi coret-coretan dan konvoi mereka lakukan," ungkap Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Padang ini.
Zulhardi melihat, aksi siswa mencoret-coret baju dan konvoi justru membahayakan siswa. Akibat aksi tersebut, semua pihak dibuat repot, tak hanya pihak sekolah, tetapi juga pihak keamanan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang. Untuk itu, orang tua perlu mengawasi anak-anak mereka secara ketat. Bahkan peran semua elemen masyarakat juga dibutuhkan dalam hal ini.
"Kita menyangkan sikap ugal-ugalan tersebut. Mereka sudah lulus, dan menganggap itu adalah akhir dari semua. Padahal itu baru awal bagi mereka. Saya melihat, wirid remaja, subuh mubarakah, dan segalanya tidak mampu mengatasi perilaku siswa yang ugal-ugalan ini. Saya berharap, semua elemen dan perangkat yang ada di Kota Padang ini, berperan aktif membubarkan aksi semacam itu," ujarnya.
Zulhardi mengingatkan kepada semua pihak agar kasus serupa tidak terulang pada tahun mendatang. Apatah lagi, dalam waktu siswa SMP sederajat juga mengikuti UN dan akan merayakan kelulusan mereka. Antisipasi merayakan kelulusan dengan aksi coret-coretan, konvoi, dan ugal-ugalan harus dilakukan sedini mungkin. (by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »