![]() |
Syahrul Yasin Limpo. |
BENTENGSUMBAR.COM - Kala Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo kian serius menghadapi tindak kriminal terutama begal yang semakin merajalela, utamanya di daerah perkotaan seperti Kota Makassar. Walau instruksi tembak kaki langsung begal tersebut dikritiki oleh bebarapa kalangan, namun nakhoda Sulsel itu menilai, semuanya adalah resiko dari jabatannya menjadi Gubernur Sulsel.
"Padahal tembak itu bagian kakinya. Terus melalui prosedur. Tetapi kan ada orang yang memiliki pendapat yang berbeda. Saya cuma mau lindungi rakyat," ujar Syahrul sebagaimana dilansir rakyatku.com, Rabu, 22 Juni 2016.
Selain itu, ia juga berpendapat bahwa pelaku di bawah umur, tentunya tidak bisa mendapatkan perlakuan yang sama dengan pelaku kriminal dewasa.
"Kita mau langsung kerasi yang begini, tidak mungkin. Semua ada prosedur hukumnya. Kalau anak-anak di bawah umur kan tidak bisa ditindak seperti yang dewasa. Dan itu semua butuh pertanggungjawaban. Dengan cara seperti ini saja, jangan kira saya tidak diperiksa," kata Syahrul.
Adapun pemuda menjadi penjahat bukan tanpa sebab. Tidak dapat dimungkiri pula, bahwa era digital merupakan salah satu pemicunya. Bahkan kebutuhan untuk memenuhi gaya hidup bisa menjadi alasan mereka menjadi bramacorah.
"Nah, sekarang tugas pemerintah baik Provinsi Kabupaten dan Kota, bagaimana pemerintah untuk menyibukkan anak-anaknya, sehingga ada penyaluran emosional yang ada. Kemudian diperingati," ungkap Syahrul. (malin)
"Padahal tembak itu bagian kakinya. Terus melalui prosedur. Tetapi kan ada orang yang memiliki pendapat yang berbeda. Saya cuma mau lindungi rakyat," ujar Syahrul sebagaimana dilansir rakyatku.com, Rabu, 22 Juni 2016.
Selain itu, ia juga berpendapat bahwa pelaku di bawah umur, tentunya tidak bisa mendapatkan perlakuan yang sama dengan pelaku kriminal dewasa.
"Kita mau langsung kerasi yang begini, tidak mungkin. Semua ada prosedur hukumnya. Kalau anak-anak di bawah umur kan tidak bisa ditindak seperti yang dewasa. Dan itu semua butuh pertanggungjawaban. Dengan cara seperti ini saja, jangan kira saya tidak diperiksa," kata Syahrul.
Adapun pemuda menjadi penjahat bukan tanpa sebab. Tidak dapat dimungkiri pula, bahwa era digital merupakan salah satu pemicunya. Bahkan kebutuhan untuk memenuhi gaya hidup bisa menjadi alasan mereka menjadi bramacorah.
"Nah, sekarang tugas pemerintah baik Provinsi Kabupaten dan Kota, bagaimana pemerintah untuk menyibukkan anak-anaknya, sehingga ada penyaluran emosional yang ada. Kemudian diperingati," ungkap Syahrul. (malin)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »