Aby Zamri Terlibat Diskusi Dengan Ali Umar. |
ADALAH suatu kebahagiaan di malam pada pertengahan Ramadhan ini mendapat kunjungan dari sahabat yang lama tak jumpa, Seniman, Budayawan dan Pemikir yang Peduli Ranah Minang yang bermukim di Yogyakarta, sanak Ali 'Umar.
Lama tak jumpa sekali jumpa langsung terlibat percakapan serius tentang Masa Depan Ranah Minang.
"Suatu kali, hati saya pernah mendidih ketika ikut dalam percakapan mendapat pertanyaan, "Mengapa Orang Minang Tertinggal?" Kata Ali Umar.
Tapi apa mau dikata. Itulah Reaalita. Terpaksa mengurut dada. Pasalnya, Apa yang dirasakan para perantau ketika menginjakkan kaki di ranah Minang?
Pembangunan yang lambat, jalan yang semakin macet, sering banjir, longsor, kota yang biasa-biasa saja, sikap pesimis yang menjadi-jadi.
Menurunkah kualitas pemimpin di Ranah Minang?
Lalu, apa yang salah dengan Sumbar? Kekayaan alam, kekuataan unit usaha menengah, peran para perantau yang bisa mennjelma jadi wisawatan domestik, masyarakat yang kritis, filosofi adat dan budaya yang kuat serta menjadi daerah kunjungan wisata bagi daerah lain, mestinya Sumbar berkembang pesat.
Apa yang sudah dilakukan para pemimpin di Sumatera Barat?
Demikianlah rentetan pertanyaan yang mengemuka dalam perbincangan kami malam ini.
Semoga sanak sapalanta, rekan-rekan pemerhati sosial, relawan yang peduli pada kampuang halaman dapat memberi jawaban atas rentetan pertanyaan di atas dan solusi atas berbagai realitas yang terjadi di Ranah Minang masa kini..!??
Ditulis Oleh:
Aby Zamri
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Hikmah Muara Bulian, Batang Hari, Jambi
Lama tak jumpa sekali jumpa langsung terlibat percakapan serius tentang Masa Depan Ranah Minang.
"Suatu kali, hati saya pernah mendidih ketika ikut dalam percakapan mendapat pertanyaan, "Mengapa Orang Minang Tertinggal?" Kata Ali Umar.
Tapi apa mau dikata. Itulah Reaalita. Terpaksa mengurut dada. Pasalnya, Apa yang dirasakan para perantau ketika menginjakkan kaki di ranah Minang?
Pembangunan yang lambat, jalan yang semakin macet, sering banjir, longsor, kota yang biasa-biasa saja, sikap pesimis yang menjadi-jadi.
Menurunkah kualitas pemimpin di Ranah Minang?
Lalu, apa yang salah dengan Sumbar? Kekayaan alam, kekuataan unit usaha menengah, peran para perantau yang bisa mennjelma jadi wisawatan domestik, masyarakat yang kritis, filosofi adat dan budaya yang kuat serta menjadi daerah kunjungan wisata bagi daerah lain, mestinya Sumbar berkembang pesat.
Apa yang sudah dilakukan para pemimpin di Sumatera Barat?
Demikianlah rentetan pertanyaan yang mengemuka dalam perbincangan kami malam ini.
Semoga sanak sapalanta, rekan-rekan pemerhati sosial, relawan yang peduli pada kampuang halaman dapat memberi jawaban atas rentetan pertanyaan di atas dan solusi atas berbagai realitas yang terjadi di Ranah Minang masa kini..!??
Ditulis Oleh:
Aby Zamri
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Hikmah Muara Bulian, Batang Hari, Jambi
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »