Pak Harmen, Potret Kemiskinan di Kota Padang

Pak Harmen, Potret Kemiskinan di Kota Padang
Pak Harmen dan Keluarga Dikunjungi Pengurus
FKAN Pauh IX Kecamatan Kuranji dan Tim Gerak
Cepat Baznas Kota Padang.  
PEMBANGUNAN di Kota Padang pasca gempa bumi 30 September 2009 yang meluluhlantakan ibukota Provinsi Sumatera Barat tersebut terus menggeliat. Secara fisik, Kota Padang kembali menjadi kota yang indah, bersih, maju, dan saat ini dicanangkan sebagai Kota Islami, Kota Penghafal Al Quran, dan Kota Pejuang Subuh oleh Walikota Mahyeldi Ansharullah.

Namun tidak banyak yang tahu, di sudut-sudut Kota Padang masih banyak keluarga miskin yang membutuhkan bantuan. Potret kemiskinan itu kian tampak jelas, jika mata tertuju ke daerah pinggiran kota, seperti Kuranji, Pauh, Koto Tangah, Lubuk Kilangan, Bungus Teluk Kabung, dan Nanggalo.

Berdasarkan data jumlah penduduk, rumah tangga miskin, peserta program Jamkesmas dan Jamkes Sumbar Sakato Kota Padang, PPLS tahun 2011, jumlah penduduk miskin di Kota Padang berkisar pada angka 170.812 dari jumlah penduduk Kota Padang 833.562 jiwa. Menurut Sekretaris Bappeda Kota Padang, Alfian Azhar, persentase penduduk miskin di Kota Padang adalah 20,49 persen.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Padang untuk mengurangi kemiskinan tersebut. Program unggulan dimaksimalkan menyentuh wong cilik ini. Semua program pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dikaitkan langsung pada pemberantasan kemiskinan. Demikian penjelasan Alfian Azhar ketika berdiskusi dengan penulis.

Pemberantasan kemiskinan tak hanya dilakukan Pemerintah Kota Padang. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Padang juga dilibatkan. Berbagai program diluncurkan Baznas untuk pemberantasan kemiskinan ini, mulai dari bedah rumah, rehab rumah, bantuan beasiswa bagi anak kurang mampu, sampai kepada bagi-bagi voucher kepada anggota dewan menjelang lebaran untuk dibagikan kepada konstituen mereka yang masih berada pada garis kemiskinan.

Kerap Baznas jemput bola ke lapangan, tak hanya menunggu laporan yang masuk ke meja pimpinan Baznas. Menurut Syahrul Fadhli Islami, staf pada Baznas Kota Padang, kegiatan jemput bola ini juga melibatkan lembaga yang ada di tengah-tengah masyarakat. Lembaga tersebut memberikan informasi kepada Baznas tentang warga miskin yang terpantau oleh mereka.

Misalnya saja Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX yang terlibat aktif memberikan solusi bagi warga miskin yang terpantau oleh mereka. Data-data warga miskin tersebut diberikan atau dilaporkan kepada Baznas dan kemudian FKAN bersama tim dari Baznas turun ke lapangan meninjau kondisi warga miskin tersebut.

Pak Harmen (48 tahun), salah seorang warga yang tinggal tak berapa jauh dari Yayasan Pendidikan Adzkia, Taratak Paneh, tepatnya di RT 02/RW 06 Kelurahan Koronggadang Kecamatan Kuranji Kota Padang, menjadi potret kemiskinan di kota yang dikenal sebagai Kota Islami ini, Kota Serambi Madinah Al Munawwarah. Ia bersama keluarganya tinggal di rumah yang tak layak berukuran 5x5 meter. Kondisi Pak Harmen pun sangat memprihatinkan, kurus ceking dan sudah tak berselara lagi untuk makan.

Ketika Pak Harmen dan keluarganya dikunjungi pengurus FKAN Pauh IX dan Tim Gerak Cepat Baznas Kota Padang, Jumat, 10 Juni 2016, rasa haru terpancar di wajahnya. "Ternyata masih ada yang peduli dengan kami," ujar Pak Harmen dan istrinya, sembari menangis haru.

Kondisi fisik Pak Harmen menyebabkan dia tak mampu lagi bekerja. Sebelum operasi batu ginjal, dengan becak kesayangannya, ia mengais rezeki dengan berjual buah-buahan. Kini, pekerjaan tersebut tidak bisa lagi dia lakoni, karena kondisi fisiknya yang terus melemah. Pak Harmen memiliki dua orang anak, satu orang laki-laki berumur 16 tahun, dan satu lagi perempuan berumur 12 tahun.

Baznas memberikan bantuan sembako kepada Pak Harmen, sedangkan FKAN Pauh IX melalui ketuanya Evi Yandri Rajo Budiman memberikan bantuan biaya pengobatan Rp1 juta. Dalam waktu dekat pun, FKAN akan memperbaiki pintu dan jendela rumah Pak Harmen serta kelanjutan perawatannya di rumah sakit.

Pak Harmen dan keluarga kecilnya, hanya salah satu potret kemiskinan di tengah geliat kemajuan Kota Padang dibawah kepemimpinan Mahyeldi Ansharullah dan Emzalmi Zaini. Masih banyak warga miskin di kota ini yang membutuhkan bantuan, dan uluran tangan dari Pemerintah Kota Padang, Baznas, dan dermawan.

Tak hanya potret kemiskinan secara materi, kemiskinan secara rohani juga mendera warga kota ini. Misalnya saja warga Kampung Surau Cangkeh Kelurahan Koronggadang Kecamatan Kuranji. Di kampung itu ada mushalla, tapi tidak lagi digunakan sebagai tempat ibadah setahun terakhir, sejak imam salat mereka, Angku Salih sakit-sakitan.

Angku Salih tidak lagi mampu menjadi imam salat, tetapi gantinya tidak ada pula, sehingga jamaah di mushalla itu memilih salat di rumah. Bahkan ironisnya, di bulan Ramadan ini pun jamaah sempat terancam tidak melaksanakan Salat Tarawih berjamaah. Untunglah, setelah pengurus mengadakan rapat, ditunjuklah imam salat yang baru yang mengimami Salat Tarawih selama bulan Ramadan.

Setelah pengurus FKAN Pauh IX melaporkan kondisi jamaah di mushalla tersebut kepada Baznas Kota Padang melalui Syahrul Fadhli Islami, Baznas pun mengambil langkah cepat. Selama Ramadan, Baznas mengirim ustad dan mubaligh yang akan memberikan santapan rohani kepada jamaah di mushalla Kampung Surau Cangkeh tersebut.

Ditulis Oleh:
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua FKAN Pauh IX Kecamatan Kuranji Kota Padang

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »