Tatanan Dunia Baru Minangkabau Melawan Arus Global dan Neolib

Tatanan Dunia Baru Minangkabau Melawan Arus Global dan Neolib
Gubernur Irwan Prayitno Menyambut Kedatangan Presiden Jokowi. 
REALITAS global saat ini tentunya menuntut rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Minangkabau untuk bertindak secara tegas. Dalam membangun solidaritas untuk melawan dan menangkal efek negatif arus Globalisasi dan Neolib, rakyat memiliki peran yang sangat besar untuk menjadi ujung tombak gerakan tersebut.

Hanya dengan solidaritas rakyat yang kuat, maka efek negatif globalisasi dan neoliberalism dapat ditangkal, sehingga tidakmerusak sendi-sendi kehidupan masyarakat Minangkabau yang berbudaya . Kaum Adat, para cendekiawan dan Ulama sebagai bagian dari masyarakat tentunya harus serius menyikapi perwujudan Tata Dunia Baru Minangkabau melawan arus global dan neoliberalisme tersebut.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang telah lama mengalami penderitaan akibat kolonialisme, dari mulai jaman Portugis, Inggris, Belanda hingga Jepang. Setelah merdeka pun, neokolonialisme-imperialisme masih menggedor pintu kemerdekaan Indonesia, kini globalisasi dan neoliberalisme berusaha meruntuhkan pilar-pilar emas kemerdekaan.

Masyarakat Minangkabau telah banyak menyumbang ide dan memberikan Putra-Putra terbaiknya untuk membangun fondasi bangsa dan negara Indonesia di masa lampau. Karena itu, adalah wajar jika masyarakat Minangkabau bergerak menuntut Keadilan dan perhatian khusus dari Pemerintah Pusat agar Alam Minangkabau bisa segera keluar dari ketertinggalannya. Mereka yang menganggur, kini menuntut lapangan kerja. Mereka yang tertinggal, kini menuntut pendidikan , mereka yang miskin menuntut kehidupan yang layak. Kaum tani menuntut haknya akan alat produksi dan lembaga penyangga hasil produksi pertaniannya.

Kini eskalasi penuntutan kedaulatan rakyat makin bertambah setiap harinya, walaupun rakyat terus merasakan kesulitan secara ekonomi-politik akibat kebijakan dan praktek neoliberal. Hal ini sinkron dengan solidaritas rakyat di seluruh dunia, yang terus berkembang melawan penindasan-penindasan yang terjadi saat ini.

Berhasil atau tidaknya perlawanan terhadap neoliberalisme tentu akan dinilai dari hubungannya dengan gerakan masyarakat itu sendiri. Generasi yang lalu, generasi sekarang, maupun generasi yang akan datang akan menjadi aktor-aktor nyata dari perjuangan. Kegagalan atau keberhasilan perjuangan akan sangat tergantung dari gerakan masyarakat tersebut.

Selanjutnya, keberhasilan perjuangan rakyat tersebut akan menuntun kita semua menuju terwujudnya Tatanan Dunia Baru Minangkabau berdasarkan falsafah ABS-SBK tanpa neoliberalisme yang sudah lama dicita-citakan masyarakat Minangkabau.

Ditulis Oleh:
Aby Zamri
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Hikmah Muara Bulian, Batang Hari, Jambi

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »