Waduh, Tiga Kali Dihitung Ulang, Ahok-Djarot Tetap Menang di TPS 17 Petamburan, Sarang FPI, Ini Kata Wapres JK

Waduh, Tiga Kali Dihitung Ulang, Ahok-Djarot Tetap Menang di TPS 17 Petamburan, Sarang FPI, Ini Kata Wapres JK
BENTENGSUMBAR.COM - Komite pelaksana pemilihan umum TPS 17, tempat Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq melakukan pencoblosan penghitungan ulang surat suara. Hasil yang direkapitulasi dinilai tidak akurat. Massa yang diidentifikasi simpatisan FPI mendesak dilakukan penghitungan ulang.

Hitung ulang dilakukan karena adanya selisih satu surat suara yang terpakai dan surat suara sisa. Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 17 menghitung ulang hasil suara setelah pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat memenangi perolehan suara dari dua pesaingnya, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. 

Pada penghitungan kedua, Agus-Sylvi mendapat 38 suara, Ahok-Djarot 280 suara, dan Anies-Sandiaga 211 suara.

Sedangkan pada penghitungan pertama, Agus-Sylvi 38 suara, Ahok-Djarot 278 suara, dan Anies-Sandiaga 212 suara. Sekitar pukul 16.15 WIB, petugas kembali menghitung selisih satu surat suara terpakai dan surat suara sisa.

Dari hasil penghitungan suara ketiga, pasangan Agus Harimurti-Sylviana Murni mendapat 38 suara, pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat memperoleh 279 suara dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan perolehan 212 suara.

Ada 534 surat suara yang terpakai dari total 743 suara yang disediakan di TPS tempat Habib Rizieq Syihab mencoblos. Sementara surat suara tidak sah berjumlah 5.

Penghitungan suara ketiga selesai pada pukul 16.57 WIB. Para saksi ketiga pasangan calon menandatangani rekapitulasi penghitungan perolehan suara. 

Menang di TPS Tempat Agus Nyoblos

Pasangan calon nomor urut 2 di Pilgub DKI 2017, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, unggul cukup jauh dengan perolehan 286 suara di TPS 6, tempat Agus Harimurti mencoblos. 

Pasangan calon nomor urut 1 Agus-Sylviana Murni menempati posisi kedua dengan perolehan 127 suara. Adapun Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengantongi 66 suara alias di urutan terakhir.

"Ini hasil akhirnya, Pak Ahok di sini unggul 286," ujar petugas KPPS Immanuel Partogi di TPS 06, Jalan Cibeber I, Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2017).

Penghitungan suara dilakukan sejak pukul 14.20 WIB. Terdapat 479 suara sah dari keseluruhan warga yang mencoblos.

"Jadi surat yang sah 479, bisa dilihat di papan. Yang lainnya bukan rusak, tapi tidak sah," kata Immanuel.

Penghitungan selesai sekitar pukul 16.00 WIB. Petugas sempat menghitung kembali surat suara karena ada selisih satu suara yang belum terdata.

Menang di TPS Sandiaga Uno

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan keluarganya kalah suara di TPS tempatnya mencoblos. Sandiaga mencoblos di TPS 01 Kelurahan Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, siang tadi.

Di TPS tersebut pasangan peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) nomor urut 3 ini mendapat 126 suara, jauh di bawah pasangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat yang mendapat 225 suara.

Di TPS itu yang mendapat suara paling buncit adalah pasangan Agus Harimurti Yudoyono - Sylviana Murni, yang hanya mendapat 12 suara. Di TPS itu terdapat 10 suara tidak sah.

Tanggapan Wapres JK

Sementara itu Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan perolehan suara masing-masing pasangan calon memang tidak bisa ditebak. 

"Ya biasalah, ini tidak bisa dibikin begitu. karena musti ada nomor satu nomor dua nomor tiga, tidak bisa ditentukan. Tidak berpengaruh siapa yang tinggal di situ, juga komunitasnya sangat berpengaruh," ujar JK kepada wartawan di kediaman dinasnya, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (15/2).

Menurut JK, perolehan suara paling banyak dipengaruhi komunitas dari calon kandidat. JK mencontohkan kemenangan Ahok-Djarot di wilayah Jakarta Utara dan Anies-Sandiaga di wilayah selatan Jakarta.

"Kalau katakanlah komunitas di Jakarta Utara Ahok menang, komunitas yang mungkin Jakarta Selatan Anies menang. biasalah itu. karena orang sangat terpengaruh juga dengan komunitasnya," terangnya.

Pemilih sambung JK akan memilih calon yang dipercaya seperti rekam jejak prestasi atau ideologi. Pilihan tidak hanya didasarkan pada visi misi calon.

"Macam-macam pertimbangan orang, tidak cuma satu, tidak cuma visi dan misi tapi ada kebersamaannya. Itu kita tidak bisa terka atau orang ini memilih karena apa, tapi tergantung apa yang dia percaya, ada teman dekat percaya betul dia nomor satu. nomor dua, bisa memajukan Jakarta dia seperti itu," ujarnya. (by/tirto/detik/tribunnews)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »