BENTENGSUMBAR.COM - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie menegaskan bahwa pengerahan atau mobilisasi massa saat pemungutan suara di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran II harus ditolak. Pasalnya, mobilisasi massa jelas melanggar aturan dan merusak proses pilkada.
"Semua ajakan yang sifatnya mobilisasi massa harus ditolak sebab itu melanggar. Karena itu, jangan diikuti, semua aktivitas mobilisasi massa dilarang pada hari H," ujar Jimly di sela-sela Perayaan Ulang Tahun-nya yang ke-61, di Kantor DKPP, Jln. M. Thamrin, No.14, Sarinah, Jakarta, Senin, 17 April 2017.
Jimly menilai muklumat yang dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya, KPU DKI Jakarta, dan Bawaslu DKI Jakarta terkait larangan melakukan mobilisasi massa sudah tepat. Jimly juga mengharapkan masyarakat tidak perlu percaya dan ikut jika ada ajakan melakukan mobilisasi massa.
"Saya imbau juga kepada tim kampanye kedua paslon agar lakukan hal yang sama. Untuk menertibkan pendukung masing-masing, jangan melakukan kegiatan mobilisasi massa," tandas dia.
Mobilisasi massa, kata dia, bisa merusak dan menciderai Pilgub DKI Jakarta. Karena itu, semua pihak harus ambil bagian untuk mencegah mobilisasi massa ini. Menurut dia, tidak hanya pihak keamanan, penyelenggara dan masyarakat yang proaktif, tetapi juga kedua paslon dan juga pimpinan partai pengusungnya untuk menghentikan mobilisasi massa.
"Pimpinan masing-masing tim sukses dan partai pengusung kedua paslon tidak boleh lepas tangan kalau terjadi mobilisasi massa, itu berarti karena mereka mengizinkan. Saya secara khusus mengimbau kepada kedua paslon dan kepada semua pimpinan parpol yang usung paslon, begitu pula kepada pimpinam tim kampanya untuk segera bertindak hari ini guna cegah mobilisasi massa dari pihaknya masing-masing," imbuh dia.
Lebih lanjut, Jimly menilai Tamasya Al Maidah yang rencananya dilakukan pada 19 April mendatang, niatnya tidak baik. Karena itu, dia mengimbau masyarakat tidak perlu ikut Tamasya Al Maidah tersebut.
"Yang menyebut dirinya Tamasya Al Maidah ini pasti dilatarbelakangi oleh ide yang melanggar. Kita mengharapkan aparat keamanan bisa menertibkan dan yang lebih penting lagi masyarakat di Jakarta harus tenang dan jangan ikut-ikutan," pungkas dia. (buya/beritasatu)
"Semua ajakan yang sifatnya mobilisasi massa harus ditolak sebab itu melanggar. Karena itu, jangan diikuti, semua aktivitas mobilisasi massa dilarang pada hari H," ujar Jimly di sela-sela Perayaan Ulang Tahun-nya yang ke-61, di Kantor DKPP, Jln. M. Thamrin, No.14, Sarinah, Jakarta, Senin, 17 April 2017.
Jimly menilai muklumat yang dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya, KPU DKI Jakarta, dan Bawaslu DKI Jakarta terkait larangan melakukan mobilisasi massa sudah tepat. Jimly juga mengharapkan masyarakat tidak perlu percaya dan ikut jika ada ajakan melakukan mobilisasi massa.
"Saya imbau juga kepada tim kampanye kedua paslon agar lakukan hal yang sama. Untuk menertibkan pendukung masing-masing, jangan melakukan kegiatan mobilisasi massa," tandas dia.
Mobilisasi massa, kata dia, bisa merusak dan menciderai Pilgub DKI Jakarta. Karena itu, semua pihak harus ambil bagian untuk mencegah mobilisasi massa ini. Menurut dia, tidak hanya pihak keamanan, penyelenggara dan masyarakat yang proaktif, tetapi juga kedua paslon dan juga pimpinan partai pengusungnya untuk menghentikan mobilisasi massa.
"Pimpinan masing-masing tim sukses dan partai pengusung kedua paslon tidak boleh lepas tangan kalau terjadi mobilisasi massa, itu berarti karena mereka mengizinkan. Saya secara khusus mengimbau kepada kedua paslon dan kepada semua pimpinan parpol yang usung paslon, begitu pula kepada pimpinam tim kampanya untuk segera bertindak hari ini guna cegah mobilisasi massa dari pihaknya masing-masing," imbuh dia.
Lebih lanjut, Jimly menilai Tamasya Al Maidah yang rencananya dilakukan pada 19 April mendatang, niatnya tidak baik. Karena itu, dia mengimbau masyarakat tidak perlu ikut Tamasya Al Maidah tersebut.
"Yang menyebut dirinya Tamasya Al Maidah ini pasti dilatarbelakangi oleh ide yang melanggar. Kita mengharapkan aparat keamanan bisa menertibkan dan yang lebih penting lagi masyarakat di Jakarta harus tenang dan jangan ikut-ikutan," pungkas dia. (buya/beritasatu)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »