FPI Sumbar Bantah Intimidasi, Polri: Ada Upaya Adu Domba Terkait Viral Dokter Fiera di Solok

FPI Sumbar Bantah Intimidasi, Polri: Ada Upaya Adu Domba Terkait Viral Dokter Fiera di Solok
BENTENGSUMBAR.COM - Kepolisian menilai ada upaya adu domba dalam viral kronologi permasalahan FPI Solok dengan dokter Fiera Lovita. Diketahui, beredar cerita dokter Fiera Lovita diintimidasi FPI setelah mengunggah pernyataan pribadinya tentang Imam Besar FPI, Habib Rizieq.

Tetapi sudah dipastikan cerita yang viral tersebut telah didramatisasi oleh orang yang tak bertanggung jawab.

"Ada upaya-upaya untuk mengadu domba antar kelompok. Dokter Fiera Lovita tidak merasa memviralkan kronologi kejadian itu. Bahwa apa yang disampaikan di media sosial tidak betul," tegas Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto.

Setyo menyampaikan hal tersebut kepada wartawan di Gedung Divisi Humas, Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu, 28 Mei 2017.

Setyo menduga orang yang memviralkan dan mendramatisasi kronologis permasalahan dokter Fiera Lovita dan FPI adalah seseorang yang pernah menelepon dokter Fiera Lovita. Setyo membeberkan pengakuan dokter Fiera Lovita, bahwa ada yang menghubunginya dengan manawarkan bantuan untuk menyelesaikan masalahnya 

"Ada telepon masuk ke dokter Fiera. Telepon yang menyebutkan dia akan membantu, dan sebagainya, meminta kronologi seperti apa. Ternyata yang menelpon itu diduga yang mengunggah dan menyampaikan di media sosial," jelas Setyo.

Setyo mengungkapkan setelah muncul kabar yang simpang siur, Kapolda Sumatera Barat, Brigjen Fahkrizal, melaporkan kejadian sebenarnya kepada Setyo. Bahwa situasi di Solok tak seperti yang ramai diviralkan dan tidak benar jika dikatakan dokter Fiera Lovita mendapat ancaman dari FPI. Hal tersebut sudah dikroscek ke warga sekitar kediaman dokter Fiera Lovita.

"Situasi sudah kondusif. Tapi tidak tahu ada yang memviralkan situasi seakan-akan mencekam, seakan-akan dokter tersebut diancam dan sebagainya. Bahkan pertemuan Forkumpinda, berkumpul, bahkan mereka baru tahu masalah ini. Karena ini hanya ramai di dunia maya. Solok tidak ada masalah dan dalam keadaan kondusif," terang Setyo. 

(Baca Juga: Tanggapi Curhatan dr Fiera Lovita di Media Sosial, Ini Penjelasan Gubernur Sumbar)

Bantahan FPI Sumbar

Imam Besar FPI Sumbar Buya Busra membantah pihaknya telah melakukan intimidasi terhadap FL. 

"FPI Sumbar tidak pernah mengintimidasi saudari dr FL. Kita tidak pernah menakut-nakuti beliau," ungkapnya, Minggu, 28 Mei 2017.

Menurut Buya, dokter FL sudah melakukan klarifikasi dan meminta maaf kepada umat Islam atas postingannya. Permintaan maaf itu juga disebut bukan karena ada intimidasi.

"Beliau minta maaf kepada umat Islam atas postingannya atas kesadarannya. Kemudian ada berita yang menyudutkan FPI, ini nyata-nyata fitnah yang keji dan setelah beliau minta maaf lagi, kita ormas-ormas Islam Sumbar sudah dianggap selesai dan pengakuan beliau juga begitu," jelasnya.

"Kita tidak terima bila ada berita fitnah kepada FPI Sumbar," lanjut Buya.

Buya menceritakan, awal permasalahan ini berawal dari postingan dr FL di Facebook yang menurutnya menyinggung umat Islam. Isi postingan dianggap sebagai bentuk kesalahpahaman dokter FL terhadap Imam Besar FPI Habib Rizieq.

"Kesalahpahaman itu menyebabkan dokter FL kurang senang kepada FPI dan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab," tuturnya.

Ormas-ormas Islam di Kota Solok pun disebut Buya kemudian lalu meminta klarifikasi kepada dokter FL. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh rumah sakit tempat dokter FL bekerja di Kota Solok.

"DIfasilitasi untuk bertemu baik-baik dan didampingi oleh pihak Kepolisian. Dalam pertemuan klarifikasi tersebut dr FL menyatakan bahwa beliau khilaf dan minta maaf kepada umat Islam Sumbar. Bagi ormas Islam apalagi FPI masalah itu dianggap selesai. Alhamdulillah," beber Buya.

Kemudian menurutnya sempat ada kesalahpahaman lagi dan dokter FL disebut-sebut mendapat intimidasi. Hal tersebut dianggap Buya sebagai bentuk fitnah terhadap FPI. Meski begitu, permasalahan pun akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.

"Barusan kita Ormas-ormas Islam di Kota Solok Sumbar selesai pertemuan dengan Polresta Kota Solok klarifikasi segala masalah," terang Buya.

Penjelasan Polda Sumbar

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Sumatera Barat, AKBP Syamsi mengatakan pesan berantai yang viral tersebut tidak seluruhnya sesuai dengan kenyataan.

Benar dokter FL mendapat protes dari satu ormas karena status Facebooknya, namun protes tersebut tak sampai mengancam keselamatan dokter FL. Permasalahan dapat diselesaikan dengan dimediasi pihak kepolisian dan dihadiri oleh kepala ruma sakit tempat dokter FL bekerja, dan perwakilan Kementerian Agama Kota Solok.

"Sehingga dituangkan lah dalam perjanjian tadi, surat permintaan maaf itu, yang dituangkan dalam surat, ditandatangani di atas materai. Kemudian ada kata sepakat permintaan maaf," ucap Samsi, Sabtu, 27 Mei 2017.

Syamsi juga menyampaikan ada orang tak bertanggungjawab yang memanfaatkan situasi ini dan mengarang cerita tentang intimidasi dokter FL. Cerita itulah yang menjadi viral dan beredar di masyarakat.

"Kemudian hari berikutnya ada postingan yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab, ini belum tahu siapa pihak-pihak tertentu yang mengatakan ibu itu diintimidasi, diteror. Postingan itulah yang tidak betul," kata Samsi.

"Ibu itu tidak membuat postingan itu. Sebenarnya setelah ada kata sepakat perdamaian, sudah selesai itu (masalah, red). Tapi karena muncul lagi postingan itu,viral-lah di media sosial," tandasnya.

(by/dtc)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »