BENTENGSUMBAR.COM - Politisi PDI Perjuangan, Darmadi Durianto menegaskan, JK harus seiring seirama dengan Jokowi dalam memimpin negara ini. Dia juga harus mematuhi semua arahan dan perintah presiden.
"Tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. JK tidak boleh punya agenda yang tidak sesuai dengan agenda presiden. Mereka satu kesatuan. Harus satu jiwa, satu roh, satu visi misi. Kita (PDIP) ingatkan JK agar selalu ikut visi misi presiden," katanya, Selasa, 16 Mei 2017.
Darmadi menegaskan, sebagai Wapres, JK juga sudah disumpah untuk menjalankan UUD dengan selurus-lurusnya, dan membantu presiden mengamalkan Pancasila, UUD, merawat kebhinekaan dan menjaga NKRI.
Karenanya, politisi senior Partai Golkar itu tak boleh sembarangan mengeluarkan pernyataan di muka publik.
"JK jangan terlalu banyak bicara atau berkomentar yang sensitif atau yang aneh-aneh karena JK adalah negarawan dan panutan bangsa ini," tukasnya.
Ancaman Adian Napitupulu
Sebelumnya, Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) meminta agar semua pihak yang berada di lingkaran Istana Negara untuk tidak berkhianat terhadap Presiden Joko Widodo.
Pasalnya, PENA 98 mensinyalir, ada sejumlah elit dan menteri yang berpotensi mengkhianati Presiden.
"Kalau mereka mengkhianati (Jokowi), kita akan mancatat namanya satu per satu. Siapa pun itu," kata Sekjen PENA 98, Adian Napitupulu dalam acara "Refleksi Gerakan Mahasiswa 98 Melawan Kebangkitan Orde Baru" di Graha Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Senin, 15 Mei 2017 malam.
Politisi PDIP ini menegaskan, pihaknya telah mencatat sejumlah menteri yang berpotensi mengkhianati presiden dan pemerintahan yang dipilih secara demokratis oleh rakyat.
"Kalau misalnya kemudian Wakil Presiden juga mau mencoba-coba (khianati Jokowi), kita akan mencatat namanya. Dan kami harap, kerakusan-kerakusan untuk berkuasa tidak mengorbankan rakyat kita," tegas Adian.
Adian menekankan, jika ada orang atau kelompok yang pernah menjadi bagian dari Orde Baru ingin kembali berkuasa terhadap republik ini. Ia menyarankan, mereka untuk beristirahat dan menyerahkan kepada generasi yang lebih muda untuk memimpin republik ini.
"Berikan kita kepercayaan untuk memperbaiki bangsa yang kalian hancurkan selama 32 tahun. Kalian sudah menghancurkan bangsa ini 32 tahun dan kami tidak mau berjudi menyerahkan bangsa ini kepada kalian. Menjadi Presiden mungkin menarik buat beberapa orang. Berkuasa tidak salah di republik ini, yang menjadi persoalan adalah untuk berkuasa mengorbankan banyak orang, bahkan mengorbankan bangsanya sendiri. Saya tidak rela kalau itu terjadi," demikian Adian.
Maman Abdurrahman Kecam Adian Napitupulu
Sementara itu, Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Maman Abdurrahman mengecam anggota DPR Adian Napitupulu. Karena politikus PDIP tersebut terkesan mengadudomba Wapres Jusuf Kalla dengan Presiden Jokowi.
"Adian jangan jadi provokator," tegas Maman dalam keterangan persnya petang ini, Selasa, 16 Mei 2017.
Maman mengingatkan Pemerintahan sekarang membutuhkan kondusivitas dan soliditas. Karena itu jangan memancing diair keruh yang justru akan menimbulkan kegaduhan kembali bahkan kontraproduktif terhadap pemerintahan Jokowi dan JK.
Sebagai anak bangsa, Maman mengingatkan Adian agar tidak membuat komentar yang terkesan mengadudomba elit pemimpin nasional.
"Saya tegaskan juga kepada Adian, kalau Anda berani mencoba memancing di air keruh yang justru berdampak buruk kepada kondusifitas pemerintahan Jokowi, saya bukan hanya mencatat nama Anda saja, tetapi saya catat itu sebagai dosa sejarah Anda kepada pemerintahan ini," paparnya.
Maman sendiri menyarankan Adian sebaiknya mengurus diri sendiri ketimbang menjelek-jelekan pemimpin bangsa, khususnya Wapres JK.
"Sudahlah Adian mendingan bangun tidur lalu gosok gigi sama mandi dulu sana, biar segar nggak ngantuk dan bau mulut, supaya tidak ngalur ngidul bicaranya," sindirnya.
Eks Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti ini mengimbau kepada semua elemen bangsa sekarang ini untuk bisa menjaga sikap dan mulut. Sesama elite partai pendukung pemerintah sebaiknya ikut menjaga soliditas pemerintahan Jokowi - JK agar bisa bekerja secara efektif buat rakyat.
"Kita sebagai bagian dari partai pendukung pemerintah seharusnya menjadi penyejuk dan penjaga soliditas, jangan lalu menjadi bagian dari pencipta masalahnya," ungkapnya.
(ogah/rmol)
"Tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. JK tidak boleh punya agenda yang tidak sesuai dengan agenda presiden. Mereka satu kesatuan. Harus satu jiwa, satu roh, satu visi misi. Kita (PDIP) ingatkan JK agar selalu ikut visi misi presiden," katanya, Selasa, 16 Mei 2017.
Darmadi menegaskan, sebagai Wapres, JK juga sudah disumpah untuk menjalankan UUD dengan selurus-lurusnya, dan membantu presiden mengamalkan Pancasila, UUD, merawat kebhinekaan dan menjaga NKRI.
Karenanya, politisi senior Partai Golkar itu tak boleh sembarangan mengeluarkan pernyataan di muka publik.
"JK jangan terlalu banyak bicara atau berkomentar yang sensitif atau yang aneh-aneh karena JK adalah negarawan dan panutan bangsa ini," tukasnya.
Ancaman Adian Napitupulu
Sebelumnya, Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) meminta agar semua pihak yang berada di lingkaran Istana Negara untuk tidak berkhianat terhadap Presiden Joko Widodo.
Pasalnya, PENA 98 mensinyalir, ada sejumlah elit dan menteri yang berpotensi mengkhianati Presiden.
"Kalau mereka mengkhianati (Jokowi), kita akan mancatat namanya satu per satu. Siapa pun itu," kata Sekjen PENA 98, Adian Napitupulu dalam acara "Refleksi Gerakan Mahasiswa 98 Melawan Kebangkitan Orde Baru" di Graha Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Senin, 15 Mei 2017 malam.
Politisi PDIP ini menegaskan, pihaknya telah mencatat sejumlah menteri yang berpotensi mengkhianati presiden dan pemerintahan yang dipilih secara demokratis oleh rakyat.
"Kalau misalnya kemudian Wakil Presiden juga mau mencoba-coba (khianati Jokowi), kita akan mencatat namanya. Dan kami harap, kerakusan-kerakusan untuk berkuasa tidak mengorbankan rakyat kita," tegas Adian.
Adian menekankan, jika ada orang atau kelompok yang pernah menjadi bagian dari Orde Baru ingin kembali berkuasa terhadap republik ini. Ia menyarankan, mereka untuk beristirahat dan menyerahkan kepada generasi yang lebih muda untuk memimpin republik ini.
"Berikan kita kepercayaan untuk memperbaiki bangsa yang kalian hancurkan selama 32 tahun. Kalian sudah menghancurkan bangsa ini 32 tahun dan kami tidak mau berjudi menyerahkan bangsa ini kepada kalian. Menjadi Presiden mungkin menarik buat beberapa orang. Berkuasa tidak salah di republik ini, yang menjadi persoalan adalah untuk berkuasa mengorbankan banyak orang, bahkan mengorbankan bangsanya sendiri. Saya tidak rela kalau itu terjadi," demikian Adian.
Maman Abdurrahman Kecam Adian Napitupulu
Sementara itu, Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Maman Abdurrahman mengecam anggota DPR Adian Napitupulu. Karena politikus PDIP tersebut terkesan mengadudomba Wapres Jusuf Kalla dengan Presiden Jokowi.
"Adian jangan jadi provokator," tegas Maman dalam keterangan persnya petang ini, Selasa, 16 Mei 2017.
Maman mengingatkan Pemerintahan sekarang membutuhkan kondusivitas dan soliditas. Karena itu jangan memancing diair keruh yang justru akan menimbulkan kegaduhan kembali bahkan kontraproduktif terhadap pemerintahan Jokowi dan JK.
Sebagai anak bangsa, Maman mengingatkan Adian agar tidak membuat komentar yang terkesan mengadudomba elit pemimpin nasional.
"Saya tegaskan juga kepada Adian, kalau Anda berani mencoba memancing di air keruh yang justru berdampak buruk kepada kondusifitas pemerintahan Jokowi, saya bukan hanya mencatat nama Anda saja, tetapi saya catat itu sebagai dosa sejarah Anda kepada pemerintahan ini," paparnya.
Maman sendiri menyarankan Adian sebaiknya mengurus diri sendiri ketimbang menjelek-jelekan pemimpin bangsa, khususnya Wapres JK.
"Sudahlah Adian mendingan bangun tidur lalu gosok gigi sama mandi dulu sana, biar segar nggak ngantuk dan bau mulut, supaya tidak ngalur ngidul bicaranya," sindirnya.
Eks Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti ini mengimbau kepada semua elemen bangsa sekarang ini untuk bisa menjaga sikap dan mulut. Sesama elite partai pendukung pemerintah sebaiknya ikut menjaga soliditas pemerintahan Jokowi - JK agar bisa bekerja secara efektif buat rakyat.
"Kita sebagai bagian dari partai pendukung pemerintah seharusnya menjadi penyejuk dan penjaga soliditas, jangan lalu menjadi bagian dari pencipta masalahnya," ungkapnya.
(ogah/rmol)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »