Buya Gusrizal Gazahar: Kekuasaan Bukan untuk Merangkul mereka yang Disukai, Menendang Mereka yang Tak Disukai

Buya Gusrizal Gazahar: Kekuasaan Bukan untuk Merangkul mereka yang Disukai, Menendang Mereka yang Tak Disukai
BENTENGSUMBAR.COM - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumetara Barat, Buya Gusrizal Gazahar tak henti-hentinya mengingatkan para penguasa di negeri ini. Melalui akun jejaring facebooknya, Buya Gusrizal Gazahar memposting kata-kata dan nasehat penuh makna.

Berikut salah satu postingannya tertanggal 10 Juli 2017:

"Kekuasaan bukan untuk merangkul mereka yg disukai, menendang mereka yg tak disukai.

Memfasilitasi mereka yg menjilat dan memangkas mereka yg tak mau menggadaikan martabat.

Ingatlah firman Allah swt:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ} [المائدة : 8]

"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. al-Maidah 5:8)

Sesibuk apapun kita sebagai penguasa, bila ada orang yang mengajak bicara, hargailah dg mendengarkannya walaupun bukan pendukung kita. 

Kalau pun dia bukan ulama kelompok kita, masih ada sedikit umat yang menghargai dia sebagai guru mereka.

Mendengarkan orang dengan bertumpuk berkas sambil menandatangani atau mengutak-atik hp adalah bagian dari sikap tidak menghargai !

Apalagi kalau cara itu hanya dipakai untuk mereka yang tidak bisa diharapkan untuk mendukung kekuasaan yang akan diperebutkan !

#mestibicarawalautaksuka"

Pada postingan tertanggal 12 Juli 2017, Buya Gusrizal Gazahar kembali mengkritik halus para penguasa:

"Penguasa sekarang sering minta dinasehati dg cara yang bijak. 

Menurut mereka, turut atau kunjungilah mereka kemudian nasehati dg lemah lembut dan tak usah berkomentar di media.

Kenapa hanya kepada penguasa saja kita dituntut beradab ? 

Kepada lembaga keulamaan apa tidak ada pula adab dalam petunjuk syari'at ?

Kalau yang disampaikan tidak didengarkan dan mudharat kepada lembaga semakin menghampir, apa tidak boleh mamakai media yang bisa dan tidak terlalu memakan biaya karena lembaga ini sudah cukup lama dipinggirkan ?"

Bagi Anda yang ingin mengikuti status Buya Gusrizal Gazahar, bisa mengklik di sini!

(yahya)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »