BENTENGSUMBAR.COM - Purnawirawan TNI, Mayjen (Purn) Kivlan Zein mengaku pernah mengikuti rapat untuk persiapan aksi-aksi unjuk rasa di depan Gedung LBH Jakarta, Sabtu, 15 September 2017 dan Minggu, 16 September 2017.
Dia merupakan salah satu penasihat bersama koordinator aksi, Rahmat Himran yang sebelumnya melakukan pertemuan di kawasan Menteng pada Jumat, 14 September 2017 malam.
Menurut Kivlan, dirinya tak hadir dalam kegiatan pengepungan lantaran tengah berada di Bogor, Jawa Barat.
“Kalau saya dituduh bahwa kejadian hari Minggu ada penyerangan dan kerusuhan di depan LBH, saya tak berada di sana dan tak merancang menyerang,” kata Kivlan ditemui di Gedung Bareskrim Polri, Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 19 September 2017.
Kendati demikian, Kivlan melanjutkan, dirinya mendukung penuh adanya aksi-aksi unjuk rasa dari kelompok yang mengatasnamakan Aliansi Pemuda Mahasiswa Anti Komunis itu.
“Karena demo untuk menghalangi orang-orang yang melawan TAP MPRS dan UU Nomor 20 tahun 1999 Tentang larangan adanya PKI,” ujar Kivlan yang mengenakan batik lengan panjang ini.
“Namun, saya berikan nasihat agar jangan lakukan kerusuhan. Jangan masuk di halaman karena akan delik hukum. Apalagi sampai merusak, melempar batu, dan menyerang,” tuturnya.
Dia menduga, saat itu ada provokator yang menunggangi aksi massa itu. “Ini yang harus diusut karena saya tak pernah meminta mereka menyerang,” tutupnya.
(Sumber: kriminalitas.com)
Dia merupakan salah satu penasihat bersama koordinator aksi, Rahmat Himran yang sebelumnya melakukan pertemuan di kawasan Menteng pada Jumat, 14 September 2017 malam.
Menurut Kivlan, dirinya tak hadir dalam kegiatan pengepungan lantaran tengah berada di Bogor, Jawa Barat.
“Kalau saya dituduh bahwa kejadian hari Minggu ada penyerangan dan kerusuhan di depan LBH, saya tak berada di sana dan tak merancang menyerang,” kata Kivlan ditemui di Gedung Bareskrim Polri, Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 19 September 2017.
Kendati demikian, Kivlan melanjutkan, dirinya mendukung penuh adanya aksi-aksi unjuk rasa dari kelompok yang mengatasnamakan Aliansi Pemuda Mahasiswa Anti Komunis itu.
“Karena demo untuk menghalangi orang-orang yang melawan TAP MPRS dan UU Nomor 20 tahun 1999 Tentang larangan adanya PKI,” ujar Kivlan yang mengenakan batik lengan panjang ini.
“Namun, saya berikan nasihat agar jangan lakukan kerusuhan. Jangan masuk di halaman karena akan delik hukum. Apalagi sampai merusak, melempar batu, dan menyerang,” tuturnya.
Dia menduga, saat itu ada provokator yang menunggangi aksi massa itu. “Ini yang harus diusut karena saya tak pernah meminta mereka menyerang,” tutupnya.
(Sumber: kriminalitas.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
