Diintai 8 Bulan, Koko Ditangkap Densus 88

Diintai 8 Bulan, Koko Ditangkap Densus 88
BENTENGSUMBAR. COM - Densus 88 Mabes Polri menangkap Hendrasti Mijanarko, 32, pria asal Ponorogo, Jatim, kemarin, 24 Oktober 2017.

Dilansir JPNN.COM, Warga Jalan Rahayu RT 01/01 Dusun Bangun Asri, Desa/Kecamatan Balong itu diamankan tim Densus 88 saat berada di Indomaret Jalan Raya Ponorogo-Pacitan sekitar pukul 11.20.

‘’Penangkapan ini dilakukan bersamaan dengan operasi penindakan serentak di beberapa daerah,’’ kata Kapolres Ponorogo, AKBP Suryo Sudarmadi.

Suryo menjelaskan, penangkapan itu bermula saat tim Desus 88 yang berjumlah 20 orang membuntuti aktivitas Koko - sapaan Hendrasti Mijanarko.

Sekitar pukul 11.15 Koko keluar rumah mengendarai sepeda motor Yamaha AE 4580 VD. Tiba di Indomaret Balong, tim Densus 88 langsung melakukan penangkapan.

Bapak tiga anak itu kemudian dibawa ke markas Brimob Detasemen C Madiun. ‘’Sebelum melakukan penangkapan, Densus 88 sudah melakukan pengintaian kurang lebih delapan bulan,’’ terangnya.

Selain itu, Densus 88 juga menggeledah rumah orang tua Koko sekitar pukul 13.30. Dari rumah itu diamankan sejumlah barang milik Koko.

Di antaranya komputer dan beberapa buku. Terkait langkah selanjutnya, Suryo mengaku pihaknya akan membantu apa yang dibutuhkan Densus 88 untuk melakukan pengembangan penyelidikan.

Sempat disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto, polisi melakukan operasi serentak di beberapa daerah.

Dan berhasil menangkap sembilan orang. Salah satunya Hendrasti Wijanarko alias Koko alias Jarwoko alias Lir Ilir.

Koko diduga sebagai pemilik akun telegram Lir Ilir dan sering berkunjung ke Lapas Madiun. Koko juga diduga ikut membantu pernikahan salah seorang pelaku rencana bom bunuh diri di Istana Negara.

Penangkapan dan penggeledahan yang dilakukan tim Densus 88 sempat membuat kaget keluarga Koko.

Supriyadi, ayah Hendrasti Wijanarko mengaku kaget saat melihat banyak polisi bersenjata lengkap memenuhi pelataran rumahnya.

Dia sebelumnya juga tidak pernah menduga anak sulungnya terlibat dalam jaringan terorisme. ‘’Kalau urusan dengan orang lain setahu saya ya hanya soal tower,’’ ungkapnya sembari menyebut selama ini Hendrasti Wijanarko bekerja sebagai teknisi salah satu perusahaan provider.

Soal pendidikan, Supriyadi menyatakan sejak dulu anaknya tidak pernah belajar di pondok pesantren. Aktivitas sehari-hari juga biasa, tidak ada kegiatan yang aneh kecuali urusan pekerjaannya.

Pun dia mengaku anaknya jarang keluar selain urusan pekerjaan pendirian tower. Terkait penangkapan oleh Densus 88, Supriadi mengaku khawatir ada salah prosedur atau sasaran.

‘’Saya khawatir kalau ada kesalahan prosedur nanti yang dirugikan adalah keluarga. Karena yang saya tahu anak saya tidak terlibat, saya yakin itu,’’ jelasnya.

Apalagi, lanjutnya, jika penangkapan itu dilandasi hal lain, bukan murni karena kesalahan anaknya.

‘’Jangan sampai ada kepentingan lain, saya nggak senang itu, hukum harus berjalan sesuai dengan aturannya,’’ ungkapnya.

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »