BENTENGSUMBAR. COM - Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin meminta Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tidak membuat pernyataan yang membuat gaduh dan membohongi publik. Ia pun meminta Presiden Jokowi tetap fokus bekerja meski mendapatkan kampanye negatif dari lawan politiknya.
Menurut Ma'ruf Amin, yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini ialah melawan efek ekonomi liberal dengan mengusung program-program kerakyatan.
"Jangan bikin statemen yang bikin gaduh saja. Yang meneorikan trickle down efek itu siapa? Ekonomi sekarang sekarang akibat trickle-down effect. Akhirnya dianggap diminta supaya netes ke bawah. Ternyata kan tidak netes. Makanya MUI mengusung isu arus baru ekonomi indonesia," tandasnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 2 April 2018.
Presiden Jokowi, sambung Maruf, menyambut baik usulan MUI yang meminta pemerintah membangun ekonomi dari bawah ke atas. Ia menilai apa yang dilakukan pemerintah saat ini sudah berada pada jalur yang tepat. "Sudah pas, sudah onthe track. Justru ini akibat trickle-down effect yang dulu itu. Nah Pak Jokowi melawan itu," tandasnya.
Mendekati pendaftaran Pilpres 2019, Prabowo kian gencar melontarkan kritik kepada pemerintah. Setelah melempar isu Indonesia akan bubar pada 2030, pekan lalu ia mengkritik kesenjangan ekonomi di Indonesia. Menurut dia para elite rakus sehingga menyebabkan kesenjangan semakin lebar. Terutama elite Jakarta yang dia anggap kebanyakan adalah penipu.
Presiden Jangan Terprovokasi
KH Ma'ruf Amin meminta Presiden Joko Widodo tetap fokus bekerja meski mendapatkan kampanye negatif dari lawan politiknya.
Ia menyarankan agar Presiden Jokowi juga tetap berpegang teguh dan berjalan pada garis besar perjuangan.
"Tetap terus bekerja, membangun dan optimis. Selain itu tidak terprovokasi oleh isu macam-macam," ujarnya.
Sejumlah isu tak sedap kerap berbau hoaks kerap menghampiri Presiden. Mulai dari keturunan Partai Komunis Indonesia, hingga dianggap musuh Islam.
Kiai Ma'ruf juga meminta agar Presiden tidak terpengaruh dengan kabar yang tidak dapat dipercaya. Dia tak mau Presiden terprovokasi dengan isu tak bertanggung jawab.
"Tidak terprovokasi oleh isu macam-macam. Tetap berjalan di atas khittahnya," tandasnya.
Dia pun mengapresiasi Presiden yang lebih banyak membuktikan diri dengan bekerja ketimbang bicara.
"Makanya saya lebih suka dengan beliau ya, Pak Jokowi. Yang penting kerja, tidak usah terlalu banyak mengucapkan," ujar Ma'ruf.
Sementara, terkait pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mengatakan bahwa para elite di Indonesia terlalu banyak berbohong, ia meminta mantan Danjen Kopassus itu menjelaskan tudingannya.
"Tunjuk nama, tunjuk hidung. Jangan melempar tidak jelas," pungkasnya.
Gerindra Membantah
Sementara itu, Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menolak anggapan ungkapan-ungkapan yang dilontarkan Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai pernyataan gaduh. Menurutnya, banyak pihak yang tidak mengerti serta menanggapi pernyataan tersebut secara berlebihan.
“Faktanya, ini adalah koreksi bagi kita semua,” ucap Riza kepada Media Indonesia, Senin, 2 April 2018.
Dia mencontohkan pernyataan Prabowo terkait hilangnya Indonesia pada 2030. Hal itu didasari pada buku yang ditulis oleh intelijen Amerika Serikat.
Gambaran terkait buku tersebut pun seharusnya disikapi dengan bijak mengingat pesan yang ingin disampaikan adalah adanya perang teknologi di 2030.
"Kalau dikaitkan dengan kondisi saat ini kan kita katanya negara kaya tapi lahan kita kebanyakan dikuasi segelintir orang, masayarakat kita juga banyak yang masih miskin," imbuh dia.
Oleh karena itu, dia meminta agar banyak pihak melihat pernyataan Prabowo dijadikan bahan introspeksi diri.
"Lalu untuk pernyataan terkait banyaknya maling, kan sudah kita lihat buktinya elite kita baik di daerah atau di tingkat atas banyak yang ditangkap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), itu koruptor malingnya itu,' tukas dia.
(Sumber: Mediaindonesia.com)
Menurut Ma'ruf Amin, yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini ialah melawan efek ekonomi liberal dengan mengusung program-program kerakyatan.
"Jangan bikin statemen yang bikin gaduh saja. Yang meneorikan trickle down efek itu siapa? Ekonomi sekarang sekarang akibat trickle-down effect. Akhirnya dianggap diminta supaya netes ke bawah. Ternyata kan tidak netes. Makanya MUI mengusung isu arus baru ekonomi indonesia," tandasnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 2 April 2018.
Presiden Jokowi, sambung Maruf, menyambut baik usulan MUI yang meminta pemerintah membangun ekonomi dari bawah ke atas. Ia menilai apa yang dilakukan pemerintah saat ini sudah berada pada jalur yang tepat. "Sudah pas, sudah onthe track. Justru ini akibat trickle-down effect yang dulu itu. Nah Pak Jokowi melawan itu," tandasnya.
Mendekati pendaftaran Pilpres 2019, Prabowo kian gencar melontarkan kritik kepada pemerintah. Setelah melempar isu Indonesia akan bubar pada 2030, pekan lalu ia mengkritik kesenjangan ekonomi di Indonesia. Menurut dia para elite rakus sehingga menyebabkan kesenjangan semakin lebar. Terutama elite Jakarta yang dia anggap kebanyakan adalah penipu.
Presiden Jangan Terprovokasi
KH Ma'ruf Amin meminta Presiden Joko Widodo tetap fokus bekerja meski mendapatkan kampanye negatif dari lawan politiknya.
Ia menyarankan agar Presiden Jokowi juga tetap berpegang teguh dan berjalan pada garis besar perjuangan.
"Tetap terus bekerja, membangun dan optimis. Selain itu tidak terprovokasi oleh isu macam-macam," ujarnya.
Sejumlah isu tak sedap kerap berbau hoaks kerap menghampiri Presiden. Mulai dari keturunan Partai Komunis Indonesia, hingga dianggap musuh Islam.
Kiai Ma'ruf juga meminta agar Presiden tidak terpengaruh dengan kabar yang tidak dapat dipercaya. Dia tak mau Presiden terprovokasi dengan isu tak bertanggung jawab.
"Tidak terprovokasi oleh isu macam-macam. Tetap berjalan di atas khittahnya," tandasnya.
Dia pun mengapresiasi Presiden yang lebih banyak membuktikan diri dengan bekerja ketimbang bicara.
"Makanya saya lebih suka dengan beliau ya, Pak Jokowi. Yang penting kerja, tidak usah terlalu banyak mengucapkan," ujar Ma'ruf.
Sementara, terkait pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mengatakan bahwa para elite di Indonesia terlalu banyak berbohong, ia meminta mantan Danjen Kopassus itu menjelaskan tudingannya.
"Tunjuk nama, tunjuk hidung. Jangan melempar tidak jelas," pungkasnya.
Gerindra Membantah
Sementara itu, Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menolak anggapan ungkapan-ungkapan yang dilontarkan Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai pernyataan gaduh. Menurutnya, banyak pihak yang tidak mengerti serta menanggapi pernyataan tersebut secara berlebihan.
“Faktanya, ini adalah koreksi bagi kita semua,” ucap Riza kepada Media Indonesia, Senin, 2 April 2018.
Dia mencontohkan pernyataan Prabowo terkait hilangnya Indonesia pada 2030. Hal itu didasari pada buku yang ditulis oleh intelijen Amerika Serikat.
Gambaran terkait buku tersebut pun seharusnya disikapi dengan bijak mengingat pesan yang ingin disampaikan adalah adanya perang teknologi di 2030.
"Kalau dikaitkan dengan kondisi saat ini kan kita katanya negara kaya tapi lahan kita kebanyakan dikuasi segelintir orang, masayarakat kita juga banyak yang masih miskin," imbuh dia.
Oleh karena itu, dia meminta agar banyak pihak melihat pernyataan Prabowo dijadikan bahan introspeksi diri.
"Lalu untuk pernyataan terkait banyaknya maling, kan sudah kita lihat buktinya elite kita baik di daerah atau di tingkat atas banyak yang ditangkap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), itu koruptor malingnya itu,' tukas dia.
(Sumber: Mediaindonesia.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »