BENTENGSUMBAR. COM - Debat publik putaran ke-2 Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang mendapat kritikan dari warga yang menyaksikan langsung acara tersebut di Kryad Hotel Bumi Minang, Sabtu, 12 Mei 2018 malam.
Pasalnya, pemaparan masing-masing kandidat tidak begitu jelas terdengar di ruangan, apalagi di luar ruangan. Ditambah lagi tidak adanya layar lebar di luar ruangan, sehingga warga yang hadir dan menumpuk di lobi hotel tidak bisa menyaksikan jalannya debat.
"Ini sound system yang digunakan tidak bagus. Makanya suara yang dihasilkan tidak terdengar jelas dan membuat suasana kurang menarik dan terganggu," ungkap Azirwan, Ketua Komisi I DPRD Kota Padang kepada wartawan di lokasi acara.
Padahal, kata Azirwan, pada debat ini sangat menentukan bagi pemilih. Sebab, pola pikir kedua kandidat akan terlihat pada debat ini mengenai kemajuan kota Padang.
"Melalui debat ini, pilihan masyarakat bisa berubah kalau seorang pemimpin mempunyai konsep atau ide baru yang terukur untuk kesejahteraan masyarakatnya, karena untuk jadi pemimpin itu harus mempunyai ilmu dan wawasan yang lengkap, baik dalam pemerintahan maupun program dan kegiatan," pungkas politisi Partai Nasdem ini.
Ia mengatakan, acara debat ini seharusnya tidak ada cacatnya. EO atau Event Organizer yang telah ditunjuk betul-betul melaksanakan acara ini dengan profesional.
"Seharusnya, masyarakat yang menyaksikan, betul-betul mendegar dengan jelas pemaparan kandidat. Saya rasa KPU Kota Padang harus mempertanggungjawabkan ini. Kalau perlu, EO-nya gak usah dibayar. Masa persoalan sound system yang paling inti untuk acara ini, seperti ini," cakapnya.
Sekretaris KPU Kota Padang, Lucky Dharma Yuli Putra ketika dikonfirmasi di lokasi mengaku, soal sound system merupakan tanggungjawab EO, bukan tanggungjawab KPU Kota Padang.
"Kan sudah dilelang, dan EO dari Jakarta pemenangnya. Mereka yang melaksanakan," ungkap Lucky.
(by)
Pasalnya, pemaparan masing-masing kandidat tidak begitu jelas terdengar di ruangan, apalagi di luar ruangan. Ditambah lagi tidak adanya layar lebar di luar ruangan, sehingga warga yang hadir dan menumpuk di lobi hotel tidak bisa menyaksikan jalannya debat.
"Ini sound system yang digunakan tidak bagus. Makanya suara yang dihasilkan tidak terdengar jelas dan membuat suasana kurang menarik dan terganggu," ungkap Azirwan, Ketua Komisi I DPRD Kota Padang kepada wartawan di lokasi acara.
Padahal, kata Azirwan, pada debat ini sangat menentukan bagi pemilih. Sebab, pola pikir kedua kandidat akan terlihat pada debat ini mengenai kemajuan kota Padang.
"Melalui debat ini, pilihan masyarakat bisa berubah kalau seorang pemimpin mempunyai konsep atau ide baru yang terukur untuk kesejahteraan masyarakatnya, karena untuk jadi pemimpin itu harus mempunyai ilmu dan wawasan yang lengkap, baik dalam pemerintahan maupun program dan kegiatan," pungkas politisi Partai Nasdem ini.
Ia mengatakan, acara debat ini seharusnya tidak ada cacatnya. EO atau Event Organizer yang telah ditunjuk betul-betul melaksanakan acara ini dengan profesional.
"Seharusnya, masyarakat yang menyaksikan, betul-betul mendegar dengan jelas pemaparan kandidat. Saya rasa KPU Kota Padang harus mempertanggungjawabkan ini. Kalau perlu, EO-nya gak usah dibayar. Masa persoalan sound system yang paling inti untuk acara ini, seperti ini," cakapnya.
Sekretaris KPU Kota Padang, Lucky Dharma Yuli Putra ketika dikonfirmasi di lokasi mengaku, soal sound system merupakan tanggungjawab EO, bukan tanggungjawab KPU Kota Padang.
"Kan sudah dilelang, dan EO dari Jakarta pemenangnya. Mereka yang melaksanakan," ungkap Lucky.
(by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »