Jawab Kritikan Prabowo, PPP: Pak SBY yang Jenderal TNI Saja Tidak Berpihak ke TNI

Jawab Kritikan Prabowo, PPP: Pak SBY yang Jenderal TNI Saja Tidak Berpihak ke TNI
BENTENGSUMBAR. COM -  Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melontarkan kritik terkait kondisi Indonesia saat ini. PPP menyebut kritik Prabowo salah alamat.

"Kalau Pak Prabowo menisbahkan apa yang disampaikan, apa yang disampaikan Pak Prabowo kepada pemerintahan Jokowi maka jelas salah alamat. Mengapa? Karena keadaan ekonomi seperti ini di mana asing dibuka, itu sudah terjadi di zaman Orde Baru," ujar Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani kepada detikcom, Rabu, 20 Juni 2018.

Prabowo menyebut Indonesia sedang dalam keadaan 'state capture', suatu keadaan negara yang dikuasai pejabat, pihak swasta, dan pihak asing. Kondisi inilah yang membuat Tentara Nasional Indonesia (TNI) sekarang lemah. Arsul menilai kritik Prabowo tidak tepat.

"Lemahnya TNI salah alamat kalau dipersalahkan kepada Pak Jokowi. Politik anggaran kepada TNI sejak masa reformasi dan selama 10 tahun pemerintahan SBY itu tidak cukup berpihak kepada TNI. Jadi Pak SBY yang jenderal TNI saja tidak berpihak ke TNI," tutur anggota Komisi III DPR ini.

Selain itu, Prabowo memandang yang punya uanglah yang dapat berkuasa dan mengatur dinamika politik. PPP menyinggung kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilgub DKI 2017 yang diusung Gerindra-PKS, meskipun tidak memungkiri beberapa calon kepala daerah dapat menang karena faktor dukungan finansial.

"Kalau begitu Anies-Sandi menang karena kekuatan uang hanya dengan itu? Tidak bisa dipungkiri beberapa kasus pilkada, baik gubernur maupun bupati/wali kota, calon dengan dukungan finansial kuat yang menang," ujar Arsul.

Selain itu, Wasekjen PPP Achmad Baidowi menyebut TNI dianggap lemah karena bukan lagi berada di zaman ABRI. Dwifungsi TNI juga sudah ditiadakan.

"TNI dianggap lemah karena kewenangannya tidak lagi superpower dibanding zaman ABRI dulu, di mana masih ada dwifungsi ABRI. Dan dwifungsi itu kini dihapus serta Polri dikeluarkan dari militer sehingga terkesan TNI lemah, padahal kewenangan lain yang dikurangi agar TNI fokus pada pertahanan dan keamanan negara," kata Baidowi.

Sebelumnya, kritik tersebut disampaikan Prabowo dalam akun Facebook-nya, Selasa, 19 Juni 1018. Video berdurasi 37 menit itu memuat pidato soal ekonomi-politik hingga pesan untuk para kader yang akan menghadapi pemungutan suara pilkada pada 27 Juni nanti.

Dia menilai kekayaan Indonesia sudah dikuasai asing. Hanya segelintir rakyat Indonesia alias kurang dari 1% atau tak lebih dari 300 keluarga yang bisa menikmati kekayaan Indonesia. TNI juga dinilainya lemah dan, siapa yang memiliki uang, dialah yang bisa berkuasa.

(Sumber: detik.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »