Demi Jatuhkan Jokowi, Oposisi Sudah Ngawur, Cerdas Dikit Napa…

Demi Jatuhkan Jokowi, Oposisi Sudah Ngawur, Cerdas Dikit Napa…
BENTENGSUMBAR. COM - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dianggap menjadi bukti kegagalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjalakan pemerintahan.

Selain itu, juga menjadi bukti kegagalan dan kinerja buruk pemerintah.

Hal itu lantas berlanjut pada perekonomian Indonesia yang makin lesu ditambah melemahnya daya beli masyarakat.

Menanggapi hal itu, pengamat komunikasi politik Ari Junaedi mengaku tidak aneh melihat gencarnya pihak tertentu mengaitkan melemahnya nilai tukar rupiah itu.

Alasannya, beberapa bulan ke depan Indonesia bakal kembali menggelar pemilihan presiden.

Fakta lain, hasil survei berbagai lembaga independen juga memperlihatkan elektabilitas Jokowi terus melambung.

Sementara di kubu oposisi, masih berkutat menginginkan kader terbaik masing-masing duduk sebagai pasangan capres-cawapres.

Karena itu, dirinya tak heran melihat berbagai rumor terus dipakai dan digoreng sedemikian rupa untuk menjatuhkan Jokowi.

Padahal, katanya, jika ditinjau dari sejumlah aspek, melemahnya nilai tukar rupiah bukan disebabkan lemahnya kinerja pemerintah, melainkan faktor eksternal.

Demikian disampaikan Ari kepada JPNN.com, Minggu, 20 Juli 2018.

“Saya masih melihat amunisi oposisi selalu memanfaatkan hal-hal yang tidak terkait dengan Jokowi, tapi selalu dikaitkan dengan Jokowi,” beber Ari.

Sebagai contoh, Ari menyebut hasil piala dunia 2018 dimana pada partai puncak, Kroasia berhadapan dengan Prancis.

Ari menyebut, kalahnya Kroasia atas Prancis itu bahkan dinilai kubu oposisi sebagai kesalahan Jokowi.

“Walau orang yang sadar itu hoaks, menganggapnya sebagai hal yang lucu untuk dikaitkan dengan Jokowi,” bebernya.

Pengajar di Universitas Indonesia menilai, sudah waktunya kubu oposisi merubah sikap dan mulai berfikir cerdas.

Misalnya, mengembangkan rumor yang memang terkait langsung dengan kinerja Jokowi-JK.

“Karena masyarakat saat ini sudah sangat cerdas melihat fakta yang ada,” jelasnya.

Di sisi lain, calon petahana saat ini juga disebutnya tengah menjalankan strategi yang sengaja membuat lawannya sampai titik jenuhnya.

“Jokowi saya kira juga bakal menunggu titik jenuh lawan dengan memilih deklarasi jelang deadline KPU,” jelas Ari.

Sikap tersebut, jelasnya, bakal membuat kubu oposisi, termasuk Partai Demokrat menghadapi dilema berkepanjangan.

Pasalnya, Partai Gerindra sampai saat ini tak kunjung menemukan cawapres pendamping Prabowo Subianto.

Sementara Demokrat, terkesan masih terus gagal ‘menjual’ Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke sejumlah parpol untuk dicalonkan sebagai capres maupun cawapres.

“Melihat kondisi-kondisi yang ada, peluang terbesar itu Jokowi bakal head to head kembali dengan Prabowo,” katanya.

(by/jpnn/pojoksatu.id)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »