BENTENGSUMBAR. COM - Hukuman 18 bulan penjara bagi Meiliana karena mengeluhkan volume azan yang terlalu keras mendapat perhatian publik Indonesia. Bahkan, beberapa tokoh berkomentar terkait kasus ini. Ada yang pro, ada pula yang kontra.
Salah satu tokoh yang mengkomentari kasus tersebut adalah Yenny Wahid, Direktur Wahid Institute. Melalui tweet di akun @yennywahid, Yenny Wahid menegaskan, dirinya bersama Meiliana.
"Saya bersama bu Meliana," tulisnya pada Kamis, 23 Agtus 2018.
Yenny Wahid pun bercerita mengenai sosok Nabi Muhammad SAW. Menurut Yenny, Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang begitu lemah lembut hatinya dan pemaaf serta adil dan bijak sana.
Namun ironisnya, kenapa sekarang umatnya menjadi begitu pemarah, perilaku siapa yang mereka contoh.
"Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang begitu lembut hatinya dan pemaaf, serta adil dan bijaksana. Kenapa sekarang umatnya menjadi begitu pemarah? Perilaku siapa sesungguhnya yang kita contoh? 😢," tanyanya.
Ustad Tengku Zulkarnain pun mengomentari kicauan Yenny Wahid tersebut. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia tersebut.
Nabi Muhammad sabar pada urusan pribadi, tapi kalau urusan agama dihina Nabi Muhammad SAW mengirimkan pasukan perang walau hanya 3 ribu orang melawan 30 ribu orang. Ia mencontohkan pada perang Mu'tah.
"mbak Yenny, nabi sabar pd urusan pribadi. kalau urusan agama dihina nabi kirim pasukan perang walau hanya 3000 melawan 30.000(perang Mu'tah). Lagian kalau menyangkut masalah hukum negara wajib dijalankan, kalau tidak rakyat akan main hukum rimba dan ini bahaya tidak boleh terjadi," balas Ustad Tengku Zulkarnain.
Mendapat pencerahan dari Ustad Tengku Zulkarnain, Yenny Wahid menyampaikan terimakasih. Namun Yenny harus meluruskan contoh yang diberikan Ustad Tengku Zulkarnain.
Yenny menjelaskan, perang Mu'tah terjadi karena utusan Nabi Muhammad SAW, Harits bin Umair dibunug oleh penguasa Bashra, bukan karena masalah penghinaan agama. Membunuh utusan khusus pada zaman itu sama dengan deklarasi perang.
"Uztad yg baik trmksh atas komennya. Namun sy harus luruskan contoh yg Uztad berikan. Perang Mu'tah terjadi krn utusan Nabi, Harits bin Umair dibunuh oleh penguasa Bashra, bukan karena masalah penghinaan agama. Membunuh utusan khusus pada zaman itu sama dengan deklarasi perang," ungkap Yenny Wahid, Sabtu, 25 Agustus 2018.
Menurut Yenny, kalau Ustad Tengku ingin mengambil contoh penghinaan agama, maka kasus Anusyirwan yang merobek-robek surat Nabi Muhammad SAW lebih pas. Nabi Muhammad SAW tidak mengirim pasukan untuk menyerang Anusyirwan.
Nabi Muhammad SAW hanya berdoa agar Anusyirwan dan keluarganya diazab Allah SWT.
"Kalau @UztadTengkyu ingin ambil contoh penghinaan agama, maka kasus Anusyirwan yang merobek2 surat Nabi lebih pas. Apakah Nabi mengirim pasukan untuk menyerangnya? Tidak. Nabi berdoa agar Anusyirwan dan keluarganya diazab Allah," terang Yenny pada Sabtu, 25 Agusus 2018.
Yenny yakin semua pihak, termasuk Ustad Tengku Zulkarnain, kedepan akan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan komentar, sehingga tidak terkesan provokatif.
Apatah lagi dengan menggunakan contoh yang salah, sehingga mengesankan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang garang, padahal kenyataannya Nabi Muhammad SAW sangat bijak.
"Saya yakin kita semua, termasuk @ustadtengkuzul, kedepan akan lebih berhati2 dalam mengeluarkan komen, sehinga tdk terkesan provokatif. Apalagi dengan menggunakan contoh yang salah, sehingga mengesankan Nabi sebagai sosok yang garang padahal kenyataannya beliau sangat bijak," serunya pada Sabtu, 25 Agustus 2018.
(by)
Salah satu tokoh yang mengkomentari kasus tersebut adalah Yenny Wahid, Direktur Wahid Institute. Melalui tweet di akun @yennywahid, Yenny Wahid menegaskan, dirinya bersama Meiliana.
"Saya bersama bu Meliana," tulisnya pada Kamis, 23 Agtus 2018.
Saya bersama bu Meliana— Yenny Zannuba Wahid (@yennywahid) 23 Agustus 2018
Yenny Wahid pun bercerita mengenai sosok Nabi Muhammad SAW. Menurut Yenny, Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang begitu lemah lembut hatinya dan pemaaf serta adil dan bijak sana.
Namun ironisnya, kenapa sekarang umatnya menjadi begitu pemarah, perilaku siapa yang mereka contoh.
"Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang begitu lembut hatinya dan pemaaf, serta adil dan bijaksana. Kenapa sekarang umatnya menjadi begitu pemarah? Perilaku siapa sesungguhnya yang kita contoh? 😢," tanyanya.
Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang begitu lembut hatinya dan pemaaf, serta adil dan bijaksana. Kenapa sekarang umatnya menjadi begitu pemarah? Perilaku siapa sesungguhnya yang kita contoh? 😢— Yenny Zannuba Wahid (@yennywahid) 23 Agustus 2018
Ustad Tengku Zulkarnain pun mengomentari kicauan Yenny Wahid tersebut. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia tersebut.
Nabi Muhammad sabar pada urusan pribadi, tapi kalau urusan agama dihina Nabi Muhammad SAW mengirimkan pasukan perang walau hanya 3 ribu orang melawan 30 ribu orang. Ia mencontohkan pada perang Mu'tah.
![]() |
Ustad Tengku Zulkarnain, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia. |
"mbak Yenny, nabi sabar pd urusan pribadi. kalau urusan agama dihina nabi kirim pasukan perang walau hanya 3000 melawan 30.000(perang Mu'tah). Lagian kalau menyangkut masalah hukum negara wajib dijalankan, kalau tidak rakyat akan main hukum rimba dan ini bahaya tidak boleh terjadi," balas Ustad Tengku Zulkarnain.
mbak Yenny, nabi sabar pd urusan pribadi.— tengkuzulkarnain (@ustadtengkuzul) 23 Agustus 2018
kalau urusan agama dihina nabi kirim pasukan perang walau hanya 3000 melawan 30.000(perang Mu'tah).
Lagian kalau menyangkut masalah hukum negara wajib dijalankan, kalau tidak rakyat akan main hukum rimba dan ini bahaya tidak boleh terjadi
Mendapat pencerahan dari Ustad Tengku Zulkarnain, Yenny Wahid menyampaikan terimakasih. Namun Yenny harus meluruskan contoh yang diberikan Ustad Tengku Zulkarnain.
Yenny menjelaskan, perang Mu'tah terjadi karena utusan Nabi Muhammad SAW, Harits bin Umair dibunug oleh penguasa Bashra, bukan karena masalah penghinaan agama. Membunuh utusan khusus pada zaman itu sama dengan deklarasi perang.
"Uztad yg baik trmksh atas komennya. Namun sy harus luruskan contoh yg Uztad berikan. Perang Mu'tah terjadi krn utusan Nabi, Harits bin Umair dibunuh oleh penguasa Bashra, bukan karena masalah penghinaan agama. Membunuh utusan khusus pada zaman itu sama dengan deklarasi perang," ungkap Yenny Wahid, Sabtu, 25 Agustus 2018.
Uztad yg baik trmksh atas komennya. Namun sy harus luruskan contoh yg Uztad berikan. Perang Mu'tah terjadi krn utusan Nabi, Harits bin Umair dibunuh oleh penguasa Bashra, bukan karena masalah penghinaan agama. Membunuh utusan khusus pada zaman itu sama dengan deklarasi perang. https://t.co/OgFXn05iVo— Yenny Zannuba Wahid (@yennywahid) 25 Agustus 2018
Menurut Yenny, kalau Ustad Tengku ingin mengambil contoh penghinaan agama, maka kasus Anusyirwan yang merobek-robek surat Nabi Muhammad SAW lebih pas. Nabi Muhammad SAW tidak mengirim pasukan untuk menyerang Anusyirwan.
Nabi Muhammad SAW hanya berdoa agar Anusyirwan dan keluarganya diazab Allah SWT.
"Kalau @UztadTengkyu ingin ambil contoh penghinaan agama, maka kasus Anusyirwan yang merobek2 surat Nabi lebih pas. Apakah Nabi mengirim pasukan untuk menyerangnya? Tidak. Nabi berdoa agar Anusyirwan dan keluarganya diazab Allah," terang Yenny pada Sabtu, 25 Agusus 2018.
Kalau @UztadTengkyu ingin ambil contoh penghinaan agama, maka kasus Anusyirwan yang merobek2 surat Nabi lebih pas. Apakah Nabi mengirim pasukan untuk menyerangnya? Tidak. Nabi berdoa agar Anusyirwan dan keluarganya diazab Allah.— Yenny Zannuba Wahid (@yennywahid) 25 Agustus 2018
Yenny yakin semua pihak, termasuk Ustad Tengku Zulkarnain, kedepan akan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan komentar, sehingga tidak terkesan provokatif.
Apatah lagi dengan menggunakan contoh yang salah, sehingga mengesankan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang garang, padahal kenyataannya Nabi Muhammad SAW sangat bijak.
"Saya yakin kita semua, termasuk @ustadtengkuzul, kedepan akan lebih berhati2 dalam mengeluarkan komen, sehinga tdk terkesan provokatif. Apalagi dengan menggunakan contoh yang salah, sehingga mengesankan Nabi sebagai sosok yang garang padahal kenyataannya beliau sangat bijak," serunya pada Sabtu, 25 Agustus 2018.
Saya yakin kita semua, termasuk @ustadtengkuzul, kedepan akan lebih berhati2 dalam mengeluarkan komen, sehinga tdk terkesan provokatif. Apalagi dengan menggunakan contoh yang salah, sehingga mengesankan Nabi sebagai sosok yang garang padahal kenyataannya beliau sangat bijak.— Yenny Zannuba Wahid (@yennywahid) 25 Agustus 2018
(by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »