BENTENGSUMBAR. COM - Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Joko Widodo-Ma'ruf Amin telah menyerahkan daftar Tim Kampanye Nasional (TKN) berisikan 150 orang minus ketua. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyebut TKN Jokowi-Ma'ruf aneh.
"Aneh semua lengkap sampai 150 nama tapi ketua nggak ada," ujar Mardani dalam keterangannya, Selasa, 21 Agustus 2018.
Karena aneh, Mardani lalu bicara inteligence quotient atau kecerdasan intelektual (IQ) dari masing-masing pribadi anggota TKN. Mardani menyebut mereka yang tergabung dalam TKN Jokowi-Ma'ruf bisa saja memiliki IQ di atas 100.
Namun, jika secara kelompok, Mardani sangsi IQ TKN Jokowi lebih dari 100.
"Padahal bisa jadi IQ personal 120 tapi IQ komunal (kumpulan) bisa cuma 80 karena semua sangat tergantung ketua, ketua dan ketua," kritik Mardani.
Deklarator gerakan #2019GantiPresiden itu lalu mengkritik para menteri yang tergabung dalam TKN Jokowi-Ma'ruf. Mardani menyoroti sisi etika.
"Pelibatan menteri dan pejabat negara perlu sama-sama dijaga etika dan peran di ruang publiknya. Akan lebih baik jika para menteri fokus pada pekerjaannya yang sudah berat," ucap Wakil Ketua Komisi II DPR itu.
Terlepas dari itu, Mardani tetap menghargai kubu sebelah. Dia meminta Pilpres 2019 berlangsung adil.
"Kita siap berkompetisi dengan fair dan elegan," pungkas Mardani.
Jaga Etika
Partai Golkar mengingatkan Mardani untuk diam jika tak bisa berbicara yang baik-baik.
"Mardani semestinya ikut etika yang diajarkan agama dalam berbicara, yaitu bicara yang baik atau diam," kata Wasekjen Golkar M Sarmuji kepada wartawan, Selasa, 21 Agustus 2018.
Sarmuji yakin Mardani paham soal etika bicara yang diajarkan agama. Namun, Sarmuji menuding ajaran itu terhapus dari Mardani karena nafsu kekuasaan.
"Sebenarnya tidak mengapa mempromosikan diri dan kelompoknya, tapi jangan mencaci kelompok yang lain. Saya yakin Mardani diajarkan etika elementer itu di lingkungannya," ujarnya.
"Sayangnya etika baik tersebut terhapus hanya karena nafsu kekuasaan semata," imbuh Sarmuji.
Dia kemudian menyampaikan pesan soal kekuatan kata-kata. Sarmuji mengingatkan untuk hati-hati dalam berucap.
"Saya perlu ingatkan bukan bara api yang sebenarnya membakar emosi warga tetapi adalah kata-kata. Bukan beban besi baja yang meretakkan bangunan bangsa tetapi adalah kata-kata. Karena itu lebih baik kita kembali ke etika dasar tadi berkatalah yang baik atau diam," tuturnya.
Kelompok Takabur
Ketua Bapilu DPP Partai Nasdem, Efendi Choiry menganggap pernyataan tersebut sebagai ungkapan kesombongan dan sifat takabur.
“Sombong banget dia (Mardani), takabur, mereka memang kelompok takabur,” kata Gus Choi, di Surabaya, Selasa, 21 Agustus 2018.
Ia meyakini, pernyataan Mardani tersebut dapat menimbulkan petaka bagi Mardani maupun pada kelompoknya yang dalam hal ini pasangan Prabowo-Sandiaga.
Bahkan, Gus Choi optimistis pasangan yang didukung Mardani bakal keok di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
“Biasanya kalau kelompok takabur perjuangan tidak akan menang, karena Allah tidak akan merestui orang-orang takabur,” bebernya.
Oleh karena itu, Gus Choi mengimbau kepada Jokowi-Ma’ruf dan seluruh tim pemenangan agar tetap mengedepankan politik santun.
Ia berharap agar para pendukung Jokowi-Ma’ruf agar tidak mudah terpancing dengan pernyataan-pernyataan Mardani.
“Kami, Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf, harus tetap santun dan rendah hati. Tetap menggunakan akhlakul karimah, jangan mengikuti cara-cara takabur kelompok mereka,” pungkasnya.
Sindiran Ruhut
Ruhut Sitompul membalas serangan Mardani dengan santai.
Atas perilaku Mardani itu, Ruhut pun seperti kehabisan kata-kata.
“Ya gimana, dia (Mardani) apa aja diomong,” ujar Ruhut di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 21 Agustus 2018.
Politikus yang pernah mengaku sebagai ‘anjing penjaga’ Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tak mau mempersoalkan lebih panjang pernyataan Mardani.
Namun, Ruhut hanya membalasnya dengan candaan dan menyebut nama Neno Warisman.
“Pengennya ku doakan selalau, (Mardani) mesra terus dengan Neno Warisman,” kelakar Ruhut diiringi gelak tawa.
Bukan Akhlak yang Baik
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menyindir akhlak Mardani karena hinaan seperti itu.
"Itu cara Pak Mardani memancing kami untuk bereaksi. Menilai atau merendahkan orang lain itu bukan akhlak yang baik," ujarnya, Selasa, 21 Agustus 2018.
Menurut Karding, KIK tidak merisaukan pernyataan Mardani. KIK disebutnya tetap terus solid bekerja mempersiapkan kemenangan Jokowi-Ma'ruf.
"Yang kami akan lakukan bekerja keras, cerdas, kreatif untuk memenangkan pasangan calon kami. Biarlah mereka terus menghina dan merendahkan, tapi kami tetap bekerja," ujar Karding.
Sekjen PKB itu juga meyakini publik akan menilai sendiri soal timses Jokowi. Karding memastikan pihaknya tidak akan mengikuti cara Mardani bermanuver dengan merendahkan lawan tanding.
"Publik juga tahu track record orang-orang yang ada dalam tim kami. Kami menunjukkan bukti, bukan jargon, apalagi merendahkan tim, lain dengan mereka. Saudara dan sahabat kami tidak lebih tinggi dari mereka, ukurannya bukti dan kerja nyata," sebutnya.
Asal Bicara
Partai Perindo menuding Mardani asal bicara lantaran kebanyakan makan kardus.
"Mardani asal ngomong saja, apa hubungannya tim sukses dengan IQ seseorang. Ini gara-gara kebanyakan makan kardus, jadi gagal fokus," kata Sekjen Perindo Ahmad Rofiq kepada wartawan, Selasa, 21 Agustus 2018.
Rofiq kemudian memamerkan keunggulan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Jokowi-Ma'ruf. Ia menyebut KIK merupakan tim yang solid.
Rofiq mengatakan orang-orang yang terlibat di KIK tak saling berebut kekuasaan. Semuanya fokus membantu Jokowi-Ma'ruf memenangkan Pilpres 2019.
"KIK itu super-tim yang kuat, sejak awal tidak pernah memperebutkan posisi. Yang ada adalah membantu secara maksimal capres dan cawapres dalam merebut kemenangan," ujar Rofiq.
"Sehingga sekalipun belum ada ketua tim sukses, tapi semua aktivitas pemenangan bisa dijalankan," imbuh dia.
(Sumber: detik.com/pojoksatu.id)
"Aneh semua lengkap sampai 150 nama tapi ketua nggak ada," ujar Mardani dalam keterangannya, Selasa, 21 Agustus 2018.
Karena aneh, Mardani lalu bicara inteligence quotient atau kecerdasan intelektual (IQ) dari masing-masing pribadi anggota TKN. Mardani menyebut mereka yang tergabung dalam TKN Jokowi-Ma'ruf bisa saja memiliki IQ di atas 100.
Namun, jika secara kelompok, Mardani sangsi IQ TKN Jokowi lebih dari 100.
"Padahal bisa jadi IQ personal 120 tapi IQ komunal (kumpulan) bisa cuma 80 karena semua sangat tergantung ketua, ketua dan ketua," kritik Mardani.
Deklarator gerakan #2019GantiPresiden itu lalu mengkritik para menteri yang tergabung dalam TKN Jokowi-Ma'ruf. Mardani menyoroti sisi etika.
"Pelibatan menteri dan pejabat negara perlu sama-sama dijaga etika dan peran di ruang publiknya. Akan lebih baik jika para menteri fokus pada pekerjaannya yang sudah berat," ucap Wakil Ketua Komisi II DPR itu.
Terlepas dari itu, Mardani tetap menghargai kubu sebelah. Dia meminta Pilpres 2019 berlangsung adil.
"Kita siap berkompetisi dengan fair dan elegan," pungkas Mardani.
Jaga Etika
Partai Golkar mengingatkan Mardani untuk diam jika tak bisa berbicara yang baik-baik.
"Mardani semestinya ikut etika yang diajarkan agama dalam berbicara, yaitu bicara yang baik atau diam," kata Wasekjen Golkar M Sarmuji kepada wartawan, Selasa, 21 Agustus 2018.
Sarmuji yakin Mardani paham soal etika bicara yang diajarkan agama. Namun, Sarmuji menuding ajaran itu terhapus dari Mardani karena nafsu kekuasaan.
"Sebenarnya tidak mengapa mempromosikan diri dan kelompoknya, tapi jangan mencaci kelompok yang lain. Saya yakin Mardani diajarkan etika elementer itu di lingkungannya," ujarnya.
"Sayangnya etika baik tersebut terhapus hanya karena nafsu kekuasaan semata," imbuh Sarmuji.
Dia kemudian menyampaikan pesan soal kekuatan kata-kata. Sarmuji mengingatkan untuk hati-hati dalam berucap.
"Saya perlu ingatkan bukan bara api yang sebenarnya membakar emosi warga tetapi adalah kata-kata. Bukan beban besi baja yang meretakkan bangunan bangsa tetapi adalah kata-kata. Karena itu lebih baik kita kembali ke etika dasar tadi berkatalah yang baik atau diam," tuturnya.
Kelompok Takabur
Ketua Bapilu DPP Partai Nasdem, Efendi Choiry menganggap pernyataan tersebut sebagai ungkapan kesombongan dan sifat takabur.
“Sombong banget dia (Mardani), takabur, mereka memang kelompok takabur,” kata Gus Choi, di Surabaya, Selasa, 21 Agustus 2018.
Ia meyakini, pernyataan Mardani tersebut dapat menimbulkan petaka bagi Mardani maupun pada kelompoknya yang dalam hal ini pasangan Prabowo-Sandiaga.
Bahkan, Gus Choi optimistis pasangan yang didukung Mardani bakal keok di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
“Biasanya kalau kelompok takabur perjuangan tidak akan menang, karena Allah tidak akan merestui orang-orang takabur,” bebernya.
Oleh karena itu, Gus Choi mengimbau kepada Jokowi-Ma’ruf dan seluruh tim pemenangan agar tetap mengedepankan politik santun.
Ia berharap agar para pendukung Jokowi-Ma’ruf agar tidak mudah terpancing dengan pernyataan-pernyataan Mardani.
“Kami, Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf, harus tetap santun dan rendah hati. Tetap menggunakan akhlakul karimah, jangan mengikuti cara-cara takabur kelompok mereka,” pungkasnya.
Sindiran Ruhut
Ruhut Sitompul membalas serangan Mardani dengan santai.
Atas perilaku Mardani itu, Ruhut pun seperti kehabisan kata-kata.
“Ya gimana, dia (Mardani) apa aja diomong,” ujar Ruhut di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 21 Agustus 2018.
Politikus yang pernah mengaku sebagai ‘anjing penjaga’ Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tak mau mempersoalkan lebih panjang pernyataan Mardani.
Namun, Ruhut hanya membalasnya dengan candaan dan menyebut nama Neno Warisman.
“Pengennya ku doakan selalau, (Mardani) mesra terus dengan Neno Warisman,” kelakar Ruhut diiringi gelak tawa.
Bukan Akhlak yang Baik
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menyindir akhlak Mardani karena hinaan seperti itu.
"Itu cara Pak Mardani memancing kami untuk bereaksi. Menilai atau merendahkan orang lain itu bukan akhlak yang baik," ujarnya, Selasa, 21 Agustus 2018.
Menurut Karding, KIK tidak merisaukan pernyataan Mardani. KIK disebutnya tetap terus solid bekerja mempersiapkan kemenangan Jokowi-Ma'ruf.
"Yang kami akan lakukan bekerja keras, cerdas, kreatif untuk memenangkan pasangan calon kami. Biarlah mereka terus menghina dan merendahkan, tapi kami tetap bekerja," ujar Karding.
Sekjen PKB itu juga meyakini publik akan menilai sendiri soal timses Jokowi. Karding memastikan pihaknya tidak akan mengikuti cara Mardani bermanuver dengan merendahkan lawan tanding.
"Publik juga tahu track record orang-orang yang ada dalam tim kami. Kami menunjukkan bukti, bukan jargon, apalagi merendahkan tim, lain dengan mereka. Saudara dan sahabat kami tidak lebih tinggi dari mereka, ukurannya bukti dan kerja nyata," sebutnya.
Asal Bicara
Partai Perindo menuding Mardani asal bicara lantaran kebanyakan makan kardus.
"Mardani asal ngomong saja, apa hubungannya tim sukses dengan IQ seseorang. Ini gara-gara kebanyakan makan kardus, jadi gagal fokus," kata Sekjen Perindo Ahmad Rofiq kepada wartawan, Selasa, 21 Agustus 2018.
Rofiq kemudian memamerkan keunggulan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Jokowi-Ma'ruf. Ia menyebut KIK merupakan tim yang solid.
Rofiq mengatakan orang-orang yang terlibat di KIK tak saling berebut kekuasaan. Semuanya fokus membantu Jokowi-Ma'ruf memenangkan Pilpres 2019.
"KIK itu super-tim yang kuat, sejak awal tidak pernah memperebutkan posisi. Yang ada adalah membantu secara maksimal capres dan cawapres dalam merebut kemenangan," ujar Rofiq.
"Sehingga sekalipun belum ada ketua tim sukses, tapi semua aktivitas pemenangan bisa dijalankan," imbuh dia.
(Sumber: detik.com/pojoksatu.id)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »