BENTENGSUMBAR. COM - Happy Salma (38) telah melahirkan anak keduanya yang diberi nama Tjokorda Ngurah Rayidaru Kerthyasa. Saat dijumpai, Happy mengungkapkan arti nama putranya itu.
"Alhamdulillah sehat, baik anaknya mau ditinggal sebentar sama ibunya. Nama babynya Tjokorda Ngurah Rayidaru Kerthyasa," kata Happy.
"Kalau Tjokorda nama Bali, nama keluarga. Ngurah artinya satria ya, Rayidaru, Rayi (bahasa) Sunda ya adik, Daru itu artinya bahagia, panjang ya namanya dia," sambung eks model dan seniman teater ini.
Soal lain. Memperingati Hari Batik Nasional 2018, Happy berharap banyak orang menyadari batik bagian dari jati diri bangsa Indonesia.
"Ya, inginnya bahwa batik itu bukan hanya menjadi identitas, tapi jati diri kita. Bahwa kita menggunakan batik bukan hanya pada saat tertentu, atau klaim batik milik Indonesia, tapi dengan sendirinya," tutur istri bangsawan Bali ini.
"Sama seperti baju sari, tanpa mereka klaim baju sari itu milik India, orang sudah tahu itu milik India. Penginnya juga gitu, batik tanpa harus kita rayakan ini punya Indonesia, tapi kita tahu bahwa batik milik Indonesia."
Lewat Titimangsa Foundation yang ia miliki, Happy bikin film pendek Sekar, dengan pesan pelestarian batik Indonesia. "Jadi, memang awalnya waktu itu punya ide, saya ada brand Tulola, ambil motif dari batik Kudus jadi perhiasan. Saya membayangkan bagaimana orang bisa merasakan batik itu adalah sebuah proses kehidupan," ucapnya.
"Coba kami bikin ya film pedamping untuk perhiasan itu. Sampai akhirnya saya lupa kepada perhiasan yang akan kami buat. Karena keasyikan menggali bagaimana membuat film ini dan dipublikasikan ke orang banyak," lanjut wanita asli Sukabumi ini.
(Sumber: rmol.co)
"Alhamdulillah sehat, baik anaknya mau ditinggal sebentar sama ibunya. Nama babynya Tjokorda Ngurah Rayidaru Kerthyasa," kata Happy.
"Kalau Tjokorda nama Bali, nama keluarga. Ngurah artinya satria ya, Rayidaru, Rayi (bahasa) Sunda ya adik, Daru itu artinya bahagia, panjang ya namanya dia," sambung eks model dan seniman teater ini.
Soal lain. Memperingati Hari Batik Nasional 2018, Happy berharap banyak orang menyadari batik bagian dari jati diri bangsa Indonesia.
"Ya, inginnya bahwa batik itu bukan hanya menjadi identitas, tapi jati diri kita. Bahwa kita menggunakan batik bukan hanya pada saat tertentu, atau klaim batik milik Indonesia, tapi dengan sendirinya," tutur istri bangsawan Bali ini.
"Sama seperti baju sari, tanpa mereka klaim baju sari itu milik India, orang sudah tahu itu milik India. Penginnya juga gitu, batik tanpa harus kita rayakan ini punya Indonesia, tapi kita tahu bahwa batik milik Indonesia."
Lewat Titimangsa Foundation yang ia miliki, Happy bikin film pendek Sekar, dengan pesan pelestarian batik Indonesia. "Jadi, memang awalnya waktu itu punya ide, saya ada brand Tulola, ambil motif dari batik Kudus jadi perhiasan. Saya membayangkan bagaimana orang bisa merasakan batik itu adalah sebuah proses kehidupan," ucapnya.
"Coba kami bikin ya film pedamping untuk perhiasan itu. Sampai akhirnya saya lupa kepada perhiasan yang akan kami buat. Karena keasyikan menggali bagaimana membuat film ini dan dipublikasikan ke orang banyak," lanjut wanita asli Sukabumi ini.
(Sumber: rmol.co)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »