BENTENGSUMBAR. COM - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tampaknya belum mau menerima usulan nama calon wakil gubernur (cawagub) DKI dari Partai Gerindra. Bahkan, partai ini cenderung menolak M Taufik dicalonkan menjadi cawagub DKI menggantikan Sandiaga Uno.
Ketua Dewan Syariah Wilayah (DSW) PKS DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mengatakan, berdasarkan konsolidasi terakhir dengan Gerindra di tingkat DPP, dihasilkan kesepakatan usulan cawagub akan diisi oleh dua kader PKS.
Karena itu pihaknya tidak terima pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang beberapa waktu lalu memberi kewenangan penuh penentuan kursi wagub DKI kepada Ketua DPD Gerindra DKI, Mohammad Taufik, yang berkukuh ingin menggantikan Sandiaga Uno.
"Tetapi kalau tetap bersaing namanya bukan hak PKS, itu namanya bertanding. PKS masih tetap komitmen atas janji itu. Hasil komunikasi politik di tingkat pusat bahwa Wagub itu hanya dari PKS. Nah itu yang dipegang sampai sekarang," kata Suhaimi di DPRD DKI, Jakarta, Selasa, 30 Oktober 2018.
Dengan adanya usulan nama cawagub dari Gerindra, menurutnya merupakan suatu bentuk pengingkaran dari komitmen antara petinggi PKS dan Gerindra.
Karena itu, dengan tegas Suhaimi menolak nama M. Taufik masuk menjadi salah satu kandidat Cawagub DKI pengganti Sandiaga Uno. Sejak awal, PKS telah berkomitmen mengusung dua nama, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
"Kalau tidak kita akan menagih janji Gerindra. Karena kader di bawah sudah risih. Karena itu mengganggu iklim koalisi, khususnya di DKI," ujarnya.
Ketua Fraksi PKS DPRD DKI ini mengaku telah menyodorkan dua nama cawagub DKI dari partainya, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto kepada Gubernur DKI, Anies Baswedan.
Pemberitahuan secara lisan dilakukan tanpa sepengetahuan Gerindra sebagai partai koalisi. "Secara lisan sudah kita sampaikan. Memang kalau formalnya harus ditandatangani partai pengusung. Namun secara lisan yang direkomendasi PKS itu siapa, itu sudah diberi tahu Pak Anies. Saya sendiri yang beri tahu beliau," ungkapnya.
Dari pemberitahuan lisan tersebut, Suhaimi mengklaim mendapatkan respon positif dari Anies Baswedan. Karena keduanya sangat dikenal dengan baik oleh Anies. “Kalau dilihat secara kode etik, ya Pak Anies seharusnya menerima apa yang diusung oleh PKS,” tukasnya.
(Sumber: beritasatu.com)
Ketua Dewan Syariah Wilayah (DSW) PKS DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mengatakan, berdasarkan konsolidasi terakhir dengan Gerindra di tingkat DPP, dihasilkan kesepakatan usulan cawagub akan diisi oleh dua kader PKS.
Karena itu pihaknya tidak terima pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang beberapa waktu lalu memberi kewenangan penuh penentuan kursi wagub DKI kepada Ketua DPD Gerindra DKI, Mohammad Taufik, yang berkukuh ingin menggantikan Sandiaga Uno.
"Tetapi kalau tetap bersaing namanya bukan hak PKS, itu namanya bertanding. PKS masih tetap komitmen atas janji itu. Hasil komunikasi politik di tingkat pusat bahwa Wagub itu hanya dari PKS. Nah itu yang dipegang sampai sekarang," kata Suhaimi di DPRD DKI, Jakarta, Selasa, 30 Oktober 2018.
Dengan adanya usulan nama cawagub dari Gerindra, menurutnya merupakan suatu bentuk pengingkaran dari komitmen antara petinggi PKS dan Gerindra.
Karena itu, dengan tegas Suhaimi menolak nama M. Taufik masuk menjadi salah satu kandidat Cawagub DKI pengganti Sandiaga Uno. Sejak awal, PKS telah berkomitmen mengusung dua nama, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
"Kalau tidak kita akan menagih janji Gerindra. Karena kader di bawah sudah risih. Karena itu mengganggu iklim koalisi, khususnya di DKI," ujarnya.
Ketua Fraksi PKS DPRD DKI ini mengaku telah menyodorkan dua nama cawagub DKI dari partainya, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto kepada Gubernur DKI, Anies Baswedan.
Pemberitahuan secara lisan dilakukan tanpa sepengetahuan Gerindra sebagai partai koalisi. "Secara lisan sudah kita sampaikan. Memang kalau formalnya harus ditandatangani partai pengusung. Namun secara lisan yang direkomendasi PKS itu siapa, itu sudah diberi tahu Pak Anies. Saya sendiri yang beri tahu beliau," ungkapnya.
Dari pemberitahuan lisan tersebut, Suhaimi mengklaim mendapatkan respon positif dari Anies Baswedan. Karena keduanya sangat dikenal dengan baik oleh Anies. “Kalau dilihat secara kode etik, ya Pak Anies seharusnya menerima apa yang diusung oleh PKS,” tukasnya.
(Sumber: beritasatu.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »