Sambil Tersenyum, Mahfud MD: Yang Lebih Jahat Jangan Sampai Jadi Pemimpin

Sambil Tersenyum, Mahfud MD: Yang Lebih Jahat Jangan Sampai Jadi Pemimpin
BENTENGSUMBAR. COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) meminta publik untuk mencegah orang yang lebih jahat menjadi pemimpin. Hal tersebut ia sampaikan melalui forum Asumsi Pangeran mingguan pada Minggu, 23 Desember 2018.

Mahfud MD mulanya menjelaskan tentang istilag 'Golfud' yang berarti golongan Mahfud. "Golfuid itu bukan untuk golput, sekarang banyak yang jual kaosnya di berbagai daerah, ide golfud itu tidak sama dengan golput, kalau golput itu kan ekspresi kekecewaan pemilih yang tidak mau memilih, kalau golfud justru meminta untuk memilih, tapi pilihannya tidak memihak, tidak partisan,jadi silahkan memilih," ujar Mahfud.

Mahfud lantas menjelaskan bahwa meski golput, pemimpin yang mendapatkan suara paling banyak akan tetap menjadi pemimpin. "Karena pemilu adalah agenda konstitusional dan hak konstitusional, rugi kalau nggak milih, karena milih atau nggak milih, pemimpin tetap terpilih meski sedikit yang memilih, maka dari itu yang diutungkan adalah politisi yang tidak baik, karena yang baik-baik gak milih"," ujarnya.

Mahfud kembali menegaskan bahwa masyarakat harus tetap memilih. "Pilih yang lebih baik dari yang sama-sama tidak baik, atau kalau mau positif pilih yang lebih baik dari sama-sama baik, kalau jelek semua, karena nyatanya menang nggak ada yang bagus beneran, ya sudah pilihlah yang ada, karena negara tetap berjalan meski anda memilih atau tidak memilih,," ujar Mahfud.

Ditanya soal cuitan Mahfud MD yang menyebut jika tidak memilih, orang jahat yang terpilih, Mahfud sambil terkekeh menjelaskan bahwa hal itu adalah filosofi saja. "Itu filosofi saja, kalau nyebut orang anda dan saya bisa ditangkap, pokoknya filosofinya gitu, pemilih dalam pemilu, bukan untuk memukan orang yang iedal, tapi menghindari orang jahat untuk memimpin kita," ujar Mahfud.

Saat ditanya siapa yang jahat, Mahfud MD lantas menjelaskan. Menurut Mahfud setiap orang ada jahatnya dan ada baiknya. "Karena semua orang ada jahatnya, tapi kan ada baiknya, yang jelas yang lebih jahat jangan sampai jadi pemimpin, soal siapa, setiap orang memiliki ukuran, pernyataan saya dikapitalisasi oleh pendukung ini dan ini, tapiya silahkan saja nggak papa namanya juga demokrasi, masing-masing orang punya nurani" ujarnya sambil tersenyum.



Diketahui sebelumnya, Mahfud MD mengimbau agar memilih pemimpin yang membawa aspirasi masyarakat. Hal itu disampaikan melalui cuitan yang ditulis Mahfud MD, Sabtu, 8 Desember 2018.

Mahfud MD lantas mengatakan bahwa memilih pemimpin untuk 5 tahun kedepan agar negara terus meraih tujuannya. Pilihlah kandidat yang membawa aspirasi masyarakat. Mahfud MD lantas melarang untuk tidak bermusuhan atau pecah bekah hanya karena pemilu.

Lantas, Mahfud MD mengeaskan bahwa calon nomor urut1 dan 2 harus saling mengapresiasi dan saling menghormati. "Pemilu utk memilih pimpinan selama 5 thn ke depan agar negara trs meraih tujuan2nya. Pilihlah kandidat yg Anda yakini lbh bs membawa aspirasi Anda. Jngn bermusuhan lbh dari 5 thn apalagi berpecah hny krn agenda 5 tahunan," tulisnya.




"Itu maknanya: nomer 1 mengapresiasi nomer 2; nomer 2 mengapresiasi nomer 1; nomer 1 dan nomer 2 saling mengapresiasi. Kita semua harus saking menghormati sbg sesama warga bangsa. Holopis kuntul baris, teguhlah kalau bersatu, runtuhlah kalau berseteru. Jayalah Indonesia kita," tulisnya.




Diketahui sebelumnya Mahfud MD berharap masyarakat Indonesia yang menganggap tidak ada calon pemimpin yang ideal pada Pilpres 2019, tidak golput. "Jangan golput karena merasa tidak ada calon pemimpin yang ideal. Kita memilih, juga untuk mencegah orang jahat menjadi pemimpin," ujar Mahfud MD di Balai Sarbini, Jakarta Pusat, Senin, 20 Agustus 2018.

Menurutnya, seseorang orang yang golput tidak baik dan tak punya harapan yang jelas terhadap masa depan Bangsa Indonesia. "Maka dari itu enggak perlu golput, di legislatif banyak, di ekselutif banyak, silakan pilih saja," ujar Mahfud MD.

Mahfud MD mengatakan, dalam politik terdapat tiga tipe, yakni mendukung, menolak atau melawan, dan tidak ikut-ikutan atau netral. Sedangkan bagi seseorang yang bersikap netral dalam berpolitik dan golput pada pesta demokrasi, menurut Mahfud MD, pada akhirnya orang tersebut tetap harus 'tunduk' kepada pemimpin terpilih.

"Orang yang netral itu berpolitik, tapi ingat, orang yang netral yang jadi golput tuh jangan merasa bebas politik. Karena, netral atau enggak netral dia harus tunduk kepada pemenang, maka dia harus ikut. Jadi, pemenang enggak boleh golput, gunakan hak suara," tutur Mahfud MD.

Diketahui, Pilpres 2019 akan segera berlangsung. Kabdidat calon presidennya yakni, nomor urut 1 Jokowi-Ma'ruf Amin dan nomor urut 2 yakni Prabowo Subianto- Sandiaga Uno.

(Sumber: tribunnews.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »