Jokowi Diminta Bentuk Tim Pencari Fakta Penculikan Aktivis

Jokowi Diminta Bentuk Tim Pencari Fakta Penculikan Aktivis
BENTENGSUMBAR. COM - Koordinator Aliansi Mahasiswa Peduli HAM (AMPUH), Ahmad Nabil Bintang, menilai, pembentukan Tim Pencari Fakta Independen untuk kasus penghilangan orang secara paksa atau penculikan aktivis 98, merupakan langkah konkret yang harus dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang akhir masa jabatannya. Nantinya, tim ini akan memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai penyelesaian kasus penghilangan aktivis tersebut.

"Presiden di masa sebelumnya sudah 20 tahun belum juga bisa menuntaskan kasus penculikan aktivis ini. Padahal sudah jelas, ada Tim Mawar dari Kopasus yang sudah divonis bersalah. Dalam militer, tidak ada anak buah yang bergerak sendiri tanpa perintah Komandan. Jika di akhir periodenya Jokowi bisa menuntaskan kasus ini, maka akan menjadi legacy dan ini bisa dimulai dengan pembentukan Tim Pencari Fakta Independen," kata Nabil, yang juga Ketua DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu, 16 Januari 2019.

Sementara itu, Wakil Koordinator AMPUH, Habibullah, menilai, pembentukan tim independen sangat penting, mengingat sebentar lagi akan ada pemilihan umum (Pemilu) untuk memilih calon presiden periode 2019-2024. Hal ini juga sekaligus sebagai pembuktian, Jokowi benar-benar serius dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM.

"Saya berharap Jokowi benar-benar serius menyelesaikan kasus ini. Karena ini untuk keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia, khususnya korban dan keluarga korban penculikan," kata Habibullah.

Ketua BEM Universitas Islam Jakarta ini menegaskan, tuntutan pihaknya sekaligus juga tantangan bagi capres Prabowo untuk membuktikan apakah tuduhan aktor intelektual penculikan 13 aktivis bisa diketahui kebenarannya. Pihaknya berencana mendatangi markas TKN Jokowi-Ma'ruf untuk meminta Jokowi menyampaikan tuntutan pihaknya pada debat perdana.

"Salah satu paslon kan diduga terlibat, jadi harus diusut apakah benar? Jika benar, masa kita rela dipimpin oleh seorang penculik. Jika tidak benar, kan namanya bisa dibersihkan," tegasnya.

Kasus penghilangan orang secara paksa atau penculikan para aktivis pro-demokrasi terjadi pada tahun 1997-1998. Jumlah korban yang masih dicari ada 13 orang. Mereka ialah Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Wiji Thukul, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin, dan Abdun Nasser.

(Source: BeritaSatu.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »