Natalius Pigai Kritik Jokowi 4 Tahun Hanya Turunkan Kemiskinan 1%

Natalius Pigai Kritik Jokowi 4 Tahun Hanya Turunkan Kemiskinan 1%
BENTENGSUMBAR. COM - Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden yang paling gagal memenuhi kebutuhan rakyat. Pandangan itu didasari penurunan persentase kemiskinan era Jokowi yang menurutnya hanya 1%.

"Jadi kalau kita lihat, presiden-presiden yang paling gagal memenuhi kebutuhan warga negara Indonesia adalah Presiden Jokowi. Karena dia hanya mampu menurunkan angka kemiskinan 1%," kata Pigai saat menjadi pembicara diskusi bertajuk 'Masa Depan Indonesia Pasca Jokowi' di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 16 Januari 2019.

Menurut Pigai, dengan anggaran Rp 2.000 triliun per tahun, Jokowi seharusnya dapat menurunkan tingkat kemiskinan lebih dari 1%. Dia menyayangkan capaian penurunan tingkat kemiskinan era Jokowi.

"Padahal anggaran yang digunakan selama 4 tahun itu berapa, Rp 8.000 triliun. Kalau dihitung per tahun APBN itu Rp 2.000 triliun per tahun, Rp 8.000 triliun kalau 4 tahun bahkan lebih," terang Pigai.

"Rp 8.000 triliun itu tidak berdampak pada peningkatan kualitas hidup. Makanya selama 4 tahun turun 1% saja dari 10,96% ke 9,82%, hanya 1%," imbuhnya.

Pigai lalu menjabarkan capaian penurunan tingkat kemiskinan dari era BJ Habibie hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pigai mengatakan presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) merupakan presiden dengan tingkat penurunan kemiskinan paling signifikan.

"Apakah Jokowi termasuk yang berprestasi? Tidak. Karena kalau kita lihat, sejak era reformasi, bahkan zaman Soeharto itu (tahun) '98 angka kemiskinan kita itu 23%, ini BPS ya, resmi. Hanya 8 bulan Habibie menjabat, dia mampu turunkan 1% lebih, yaitu 23 ke 22 (%)," papar Pigai.

"Kemudian Gus Dur dari 22 ke 18, Habibie itu 24 ke 23, salah tadi. Gus Gur 23 ke 18, 5% dia turunkan. Kemudian waktu Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri) dari 18 ke 16 lebih, hampir 1,75%. Kemudian Ibu Mega ke SBY tahap pertama turun dari 16 lebih ke 13-an, hampir 3%. Kemudian tahap kedua SBY, periode kedua 13 ke 10,96 (%)," tambah Pigai.

Pigai menuturkan besaran penurunan tingkat kemiskinan suatu negara merupakan salah satu indikator kemajuan.

"Dalam negara-negara di dunia, itu salah satu ukuran kemajuan, yang diukur itu adalah seberapa besar orang miskin diturunkan, seberapa besar kesejahteraan dinaikkan. Itu ukuran," jelasnya.

(Source: detik.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »