Kubu Jokowi Nilai BPN Kehabisan Akal Dongkrak Elektabilitas Prabowo

Kubu Jokowi Nilai BPN Kehabisan Akal Dongkrak Elektabilitas Prabowo
BENTENGSUMBAR. COM - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Ace Hasan Syadzily, mengkritik strategi yang digunakan tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Menurut Ace, strategi itu digunakan BPN karena suara Prabowo yang stagnan.

"Elektabilitas yang stagnan membuat BPN Prabowo-Sandiaga seperti kehabisan akal. Akhirnya, muncul dua hal yang tidak mencerdaskan rakyat," ucap Ace saat dikonfirmasi, Selasa, 5 Februari 2019.

Pertama, tim BPN selalu menyindir Jokowi. Caranya tidak hanya dengan pernyataan politik, tapi juga melalui puisi seperti yang dilakukan Wakil ketum Gerindra Fadli Zon, hingga menyinggung cucu Jokowi, Jan Ethes.

Kedua, kata Ace, melodrama yang dimainkan untuk menarik perhatian pemilih. Termasuk melodrama penahanan Ahmad Dani dan Buni Yani.

"Model seperti ini dilakukan saat kunjungan 1000 titik sandiwara. Inti permainan melodrama adalah permainan peran sebagai korban ketiadakadilan, didzolimi. Permainan yang lain adalah mendramatisasi suasana sedang terpuruk, krisis dan juga sedang dijajah asing," kata politisi Golkar ini.

Menurut Ace, yang dilakukan BPN sama saja membodohi rakyat. Karena tidak ada adu konsep dan gagasan yang ditawarkan.

"Cara-cara semacam ini merupakan pembodohan bagi rakyat. Tidak ada ide, gagasan dan konsep segar yang ditawarkan. Itulah sebabnya mengapa elektabilitas Prabowo stagnan," ucapnya.

Sebelumnya, juru debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria menilai, Capres Petahana Joko Widodo atau Jokowi panik karena elektabilitasnya mandek. Sehingga, belakangan ini Jokowi tampak menyerang lawan politiknya.

"Kalau petahana menyerang itu berarti petahana melihat bahwa faktanya survei-survei membuktikan elektabilitas petahana itu stagnan. Sementara suara dari penantang terus naik dan meningkat," kata Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 Februari 2019.

Politikus Partai Gerindra itu juga menduga Jokowi kesal lantaran jumlah masyarakat yang hadir dalam tiap kegiatannya tak seheboh capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Sehingga, kepala daerah dikerahkan supaya banyak masyarakat datang.

"Dari jumlah yang datang padahal mohon maaf kalau petahana bikin acara itu selalu melibatkan banyak pihak diantaranya aparat. Ya kepala dinas, lurah, bupati, walikota, kadang gubernur. Itu dilibatkan dalam rangka pengerahan massa," kata Riza.

(Source: merdeka.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »