Pengamat: Prabowo Idap Xenophobia

Pengamat: Prabowo Idap Xenophobia
BENTENGSUMBAR. COM - Peneliti ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Deni Friawan menyebut Calon Presiden Prabowo Subianto mengidap xenophobia atau ketakutan terhadap orang-orang atau hal-hal yang terkait dengan negara luar.

Hal tersebut dia sampaikan setelah mendengar jawaban politisi asal Partai Gerindra yang sangat tidak relevan dalam merespon pertanyaan soal unicorn atau perusahaan berbasis ekonomi digital.

“Ini menyedihkan. Ironi. Kita, seluruh dunia itu bergerak ke arah sana. Revolusi 4.0 itu motor penggeraknya adalah unicorn,” ujar Deni, dilansir dari Media Indonesia, Senin, 18 Februari 2019.

Dia menyebut jawaban Prabowo tidak relevan karena pada kenyataannya unicorn asal Indonesia tidak membawa dana lokal ke luar negeri. Sebaliknya, banyak modal asing yang masuk demi berinvestasi di unicorn-unicorn anak bangsa.

Unicorn adalah sebuah sebutan bagi perusahaan rintisan (start up) yang bekerja secara daring yang memiliki valuasi berkisar US$1 miliar.

Indonesia saat ini telah memiliki empat unicorn yakni Bukalapak, Traveloka, Tokopedia, dan Gojek.

Bukalapak merupakan yang terbuncit dari empat unicorn yang ada. Diperkirakan, valuasi perusahaan e-commerce itu kini mencapai US$200 juta. Beberapa investor yang terlibat di dalamnya adalah Mirae Asset Daewoo dan Naver Asia Growth Fund.

Di peringkat tiga ada Traveloka dengan nilai yang ditaksir sebesar US$500 juta yang berasal dari Expedia, GFC and Sequoia Capital dan JD.Com.

Lebih tinggi, posisi runner up ditempati Tokopedia. Pada akhir 2018, Tokopedia mendapat tambahan modal US$1,1 miliar atau sekitar Rp16 triliun yang berasal dari SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group. Tambahan modal itu membuat valuasi Tokopedia ditaksir sebesar US$7 miliar atau Rp102,2 triliun.

Puncak klasemen dipegang Gojek. Saat ini, dikabarkan perusahaan tersebut telah mencari tambahan pendanaan dari penanam modal sebesar US2 miliar atau setara Rp28 triliun. Saat ini, valuasi Gojek terbilang sangat fantastis yakni menyentuh US$9 miliar. Dengan nilai sebesar itu, Gojek bisa dibilang hampir bertransformasi menjadi decacorn.

“Kalau kita lihat semua itu, yang ada adalah dana dari luar negeri masuk ke Indonesia, bukan sebaliknya. Jadi apa yang dikatakan Prabowo itu ya tidak relevan. Hanya ketakutan saja. Lebih ke nasionalisme sempit. Xenofobia,” jelas Deni.

Dalam putaran kedua debat kandidat, Minggu, 17 Februari 2019, Prabowo khawatir maraknya perdagangan daring atau e-commerce justru akan melarikan uang Indonesia ke luar negeri.

"Kalau kita tidak hati-hati, dengan antusiasme, internet dan e-commerce, ini justru akan mempercepat arus uang kita keluar negeri," kata Prabowo.

Prabowo mengatakan internet dan teknologi informasi berkembang sangat pesat, namun terdapat hal mendasar terkait perekonomian Indonesia yang berkaitan dengan hal tersebut.

"Jadi kalau ada unicorn, ada teknologi hebat, ini nanti akan mempercepat uang kita lari keluar negeri. Ini yang saya khawatir," tukasnya. 

(Source: mediaindonesia.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »