Wako Mahyeldi Paparkan Syarat Menjadi Pemimpin: Islam tak Kenal Dikotomi Dunia dan Akhirat

Wako Mahyeldi Paparkan Syarat Menjadi Pemimpin: Islam tak Kenal Dikotomi Dunia dan Akhirat
BENTENGSUMBAR.COM -  Memilih seorang pemimpin bukanlah perkara yang mudah bagi setiap orang. Disamping itu, memilih pemimpin bukan hanya urusan dunia namun sangat erat kaitannya dengan akhirat. Sebab, seorang pemimpin yang dipilih harus memiliki kemampuan untuk bisa mengayomi setiap lapisan orang yang dipimpinnya.

"Islam tidak mengenal dikotomi (pembagian-red) yang memisahkan antara dunia dan akhirat, karena harus sejalan antara keduanya. Maka dari itu, seorang pemimpin yang dipilih harus mampu membimbing umatnya dijalan kebaikan dan agar selamat dunia dan di akhirat," demikian disampaikan Wali Kota Padang H. Mahyeldi Ansharullah sewaktu didapuk menjadi pemateri dalam acara Pelatihan Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) se-lingkup Universitas Bung Hatta Padang, di Gedung HMI Cabang Padang di Jalan Hang Tuah, Selasa, 15 Oktober 2019.

Menurut wali kota yang juga seorang da'i itu, ada dua syarat mutlak bagi seseorang untuk layak dipilih sebagai pemimpin. Syarat pertama yakni seorang muslim yang akan dipilih harus memiliki sifat seperti disebutkan dalam Alquran Surat Yusuf Ayat 55 dimana penggalan ayat tersebut terdapat kata hafizhun dan 'alim.

Hafizhun artinya adalah seorang yang pandai menjaga. Yaitu seseorang yang memiliki integritas, kepribadian yang kuat, amanah, jujur dan berakhlak mulia. Sehingga ia patut menjadi teladan bagi orang lain atau rakyat yang dipimpinnya. Sedangkan 'alim adalah seorang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai untuk memimpin rakyatnya dan membawa mereka hidup lebih sejahtera," terang Mahyeldi.

Selanjutnya syarat kedua, kata Mahyeldi, qowiyyun amin, yakni orang yang kuat dan bisa dipercaya. Syarat kedua ini terdapat dalam Alquran Surat Al-Qasas ayat 26. Seorang pemimpin yang diberikan kepercayaan oleh masyarakat akan berusaha sekuat tenaga untuk menyejahterakan rakyatnya. Kemudian kata qowiyyun juga dimaknai sebagai orang mampu dibidangnya masing-masing. Seorang pemimpin harus mampu melihat potensi bawahannya sehingga ketika menjalankan tugasnya dapat diandalkan.

Lebih lanjut dijelaskan Mahyeldi, qowiyyun Amin merupakan karakter Nabi Musa Alaihisalam, sedangkan hafidzun ‘alim adalah karakter Nabi Yusuf Alaihisalam. Seperti halnya Nabi Muhammad Saw ketika diberikan gelar al Amin karena dipercaya dan memiliki sosok yang kuat untuk memimpin. Oleh sebab itu saya berharap kepada semua, jika ingin menjadi seorang pemimpin, maka dua hal ini harus betul-betul dimiliki yaitu hafizun alim dan qowiyyun amiin," imbunya mengakhiri.

Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan piagam penghargaan oleh HMI Kota Padang kepada Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah.

(Muliadi)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »