Wapres Ma'ruf Amin Tancap Gas, Benahi Muamalat?

Wapres Ma'ruf Amin Tancap Gas, Benahi Muamalat?
BENTENGSUMBAR.COM - Sudah bukan rahasia lagi, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk tengah bermasalah. Bank syariah tertua di Indonesia itu tengah dirundung masalah. Tercatat sejak 2015, Muamalat mengalami masalah permodalan.

Penyebabnya, pemegang saham lama enggan menyuntikkan dana segar. Puncaknya terjadi pada 2017. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) turun menjadi 11,58%. Angka itu masih dalam batas aman karena konsesi Basel III untuk CAR minimal 12% untuk menyerap risiko secara countercyclical.

Kinerja Bank Muamalat tergerus lonjakan pembiayaan bermasalah (non-performing finance/NPF). NPF bank syariah itu sempat di atas 5%, lebih tinggi dari batas maksimal ketentuan regulator.


Data terakhir, laba bersih Bank Muamalat hanya tersisa Rp 6,57 miliar pada periode Januari-Agustus 2019. Laba bersih itu anjlok 94,07% dibandingkan dengan setahun lalu yang tercatat Rp 110,9 miliar.

Berdasarkan publikasi laporan bulanan, pendapatan setelah distribusi bagi hasil Bank Muamalat tercatat Rp 415,57 miliar, turun dibandingkan setahun lalu Rp 857,27 miliar.

Bank Muamalat mencatatkan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 698,85 miliar yang didominasi oleh pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai.

Sementara itu, beban operasional lainnya mencapai Rp 1,08 triliun, yang didominasi oleh beban tenaga kerja dan beban lainnya.

Bank Muamalat sempat bikin heboh industri keuangan pada pekan ini. Sebabnya dikabarkan bank BUMN telah mengonfirmasi untuk melakukan due diligence dalam rangka suntikan modal ke bank syariah pertama di Indonesia ini.

Asal usul kehebohan tersebut adalah sebuah riset dari sekuritas swasta yang diterbitkan 2 Oktober 2019. Alhasil saham bank BUMN sempat jatuh pada perdagangan Senin, 7 Oktober 2019.

Namun 3 bank BUMN, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kompak membantah informasi tersebut.

Nah kali ini, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menerima perwakilan Islamic Develpoment Bank dan Manajemen Bank Muamalat.

Berdasarkan agenda yang terpampang di Situs Resmi Wapres RI, pertemuan tersebut diadakan pada pukul 15.00 WIB di Kantor Wakil Presiden Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta Pusat.

Belum tahu apa agenda tersebut. Yang jelas Ma'ruf Amin sempat menjadi Dewan Pengawas Syariah (DPS) di Bank Muamalat.

Ia pun telah berkiprah 17 tahun di bank tersebut.

Minta Tolong BKPM

Muamalat ternyata juga telah bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam rangka membuka peluang bisnis dengan investor luar negeri. Komitmen tersebut ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama kedua belah pihak di Muamalat Tower, Jakarta, Jumat, 25 Oktober 2019.

Chief Executive Officer Bank Muamalat Achmad K. Permana mengatakan, BKPM merupakan pintu gerbang investasi baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, Bank Muamalat mengajak BKPM berkolaborasi agar terjalin pertukaran informasi terkait peluang investasi yang potensial.

Apalagi Bank Muamalat merupakan bank devisa dan satu-satunya bank syariah yang memiliki kantor cabang penuh (full branch) di luar negeri. Demikian disampaikan Kusmana seperti tertuang dalam rilis yang diterima CNBC Indonesia, Minggu, 27 Oktober 2019.

"Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk meningkatkan penanaman modal dan promosi hubungan ekonomi antara Indonesia dan negara lain, khususnya dengan Malaysia di mana kami memiliki full branch di sana," katanya. Turut hadir pula dalam seremoni itu Kepala BPPHT BKPM Suhartono, Komisaris Utama Bank Muamalat Ilham Habibie.

Dengan adanya kerja sama dengan BKPM, Bank Muamalat akan menjadi bank rujukan bagi investor asing yang hendak menanamkan modalnya di Indonesia. Hal itu akan mendorong pertumbuhan nasabah baru dan menaikkan volume dana penempatan giro perseroan.

"Kami sekaligus menjadi bank syariah rekanan pertama negara melalui BKPM," imbuhnya.

Menurut Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal BKPM Wisnu Wijaya Soedibjo, BKPM senantiasa mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan kemudahan bagi para investor.

"Dengan terlaksananya kerja sama antara BKPM dengan lembaga perbankan seperti Bank Muamalat, investor memiliki referensi untuk pendanaan, sehingga harapannya dapat mempercepat proses realisasi investasi", kata Wisnu.

Selain Malaysia, Bank Muamalat juga berharap dapat menggaet investor asing yang datang ke Indonesia khususnya dari negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim seperti Brunei Darussalam dan negara-negara di Timur Tengah. Namun, tidak tertutup kemungkinan juga menjalin kerja sama dengan investor negara lain, seperti Singapura, Taiwan, Hong Kong, Korea Selatan atau Jepang.

(Source: cnbcindonesia.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »