BENTENGSUMBAR.COM - Lembaga Kemanusiaan Alquds Volunteer Indonesia (AVI) Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Seminar Internasional yang bertajuk "Baitul Maqdis is the key of peace (Baitul Maqdis adalah kunci perdamaian)". Kegiatan bertaraf Internasional itu dilaksanakan di Auditorium Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang yang terletak di Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji Kenagarian Pauh IX Kota Padang, 30 November 2019.
Seminar tersebut menghadirkan pemateri ulama besar dari Palestina, Syeikh Prof. Dr. Muraweh Mousa Nassar yang merupakan pakar akhir zaman Timur Tengah dan diikuti 1500 orang peserta.
Seminar itu dibuka oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit (NA). Pada kesempatan itu, NA menegaskan, sebagai negara muslim terbesar di dunia, maka sudah sepatutnya Indonesia melakukan tindakan konkret terhadap Palestina. Apalagi Palestina itu memiliki jasa besar terhadap kemerdekaan Indonesia.
“Bangsa Indonesia khususnya umat Islam mengutuk keras kebebasan beribadah di Masjid Al-Aqsa dan kekerasan yang telah dilakukan Zionis Israel yang telah memakan banyak memakan korban masyarakat sipil Palestina,” ungkap Ketua DPW Partai Gerindra Sumbar ini.
Menurutnya, seringnya terjadi penyerangan Israel ke Palestina membuat orang-orang yang tidak berdosa ikut jadi korban. Ini perbuatan yang melanggar Hak Azazi Manusia (HAM).
“Apakah kita akan membiarkan kejadian seperti di Al-Aqsa terus berulang?. Tentunya kita tidak bisa membiarkan hal ini terus terjadi, penderitaan yang dialami saudara-saudara muslim kita di Palestina adalah masalah kemanusiaan. Karena itu sudah sepatutnya kita bersama - sama juga membantu mereka," kata Nasrul Abit.
Membantu bangsa Palestina, kata NA, merupakan sikap yang sangat baik karena Indonesia menganut politik bebas aktif. Untuk itu kepedulian umat Islam Indonesia, khususnya Sumatera Barat adalah membantu
"Mari uluran tangan kita bersama-sama dari bangsa Indonesia membantu mereka dari penindasan ini. Saya mengajak masyarakat Sumbar ikut membantu saudara-saudara kita di Palestina melalui uluran tangan dan ikut mendo'akan agar penderitaan mereka disana dapat segera berakhir," tuturnya.
Dikatakannya, umat Islam saat ini tengah dilanda prahara besar seperti konflik yang terjadi pada Negara-Negara mayoritas muslim di timur tengah. Konflik yang kian memanas dari hari ke hari ini semakin mendiskreditkan Islam sebagai agama yang penuh dengan ajaran kekerasan.
Banyak orang menilai agama Islam itu agama radikalisme (aliran keras) yang diartikan agama penganut teroris. Menurutnya, anggapan itu salah besar, karena Islam itu mayoritas. Bisa dibuktikan di Indonesia, sampai saat ini toleransi antar agama lain masih berlangsung hingga saat ini dan terus terjalin harmonis antar umat beragama.
"Tujuan tindak teroris adalah untuk menakuti-nakuti dan membuat kondisi kacau negara. Teroris datang ingin menciptakan rasa takut dan kegelisahan di kalangan masyarakat, maka kami imbau agar masyarakat tidak takut akan teroris," tuturnya.
Wagub Sumbar menjelaskan, kejadian teror yang terjadi selama ini terjadi, itu sengaja dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab yang sengaja ingin menjelek-jelekan Islam di mata dunia, yang sesunggunya Islam merupakan agama rahmat bagi semua semesta alam, berikut segala isinya.
Sementara itu, Ketua AVI Sumbar Sigit Sugiarto menambahkan kegiatan seminar tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi Palestina, karena akan berguna untuk merangsang kepedulian atas penderitaan umat muslim Palestina. Ia mengatakan, negara-negara Arab bersama PBB bekerja keras untuk mencegah eskalasi paling berbahaya di dan sekitar jalur Gaza yang dapat berujung perang.
"Hal ini juga diharapkan dapat menghentikan penyerangan terhadap warga sipil yang tidak bisa dibenarkan atas dasar apapun," ujarnya.
Seminar Internasional itu sebagai shering terhadap masalah Palestina dan Israel yang sekarang ini masih terlibat konflik. Selain itu memberikan peranan terbaik untuk tanah suci Palestina. Bagaimana upaya untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa dan tercapainya kemerdekaan Palestina seutuhnya.
(h/by)
Seminar tersebut menghadirkan pemateri ulama besar dari Palestina, Syeikh Prof. Dr. Muraweh Mousa Nassar yang merupakan pakar akhir zaman Timur Tengah dan diikuti 1500 orang peserta.
Seminar itu dibuka oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit (NA). Pada kesempatan itu, NA menegaskan, sebagai negara muslim terbesar di dunia, maka sudah sepatutnya Indonesia melakukan tindakan konkret terhadap Palestina. Apalagi Palestina itu memiliki jasa besar terhadap kemerdekaan Indonesia.
“Bangsa Indonesia khususnya umat Islam mengutuk keras kebebasan beribadah di Masjid Al-Aqsa dan kekerasan yang telah dilakukan Zionis Israel yang telah memakan banyak memakan korban masyarakat sipil Palestina,” ungkap Ketua DPW Partai Gerindra Sumbar ini.
Menurutnya, seringnya terjadi penyerangan Israel ke Palestina membuat orang-orang yang tidak berdosa ikut jadi korban. Ini perbuatan yang melanggar Hak Azazi Manusia (HAM).
“Apakah kita akan membiarkan kejadian seperti di Al-Aqsa terus berulang?. Tentunya kita tidak bisa membiarkan hal ini terus terjadi, penderitaan yang dialami saudara-saudara muslim kita di Palestina adalah masalah kemanusiaan. Karena itu sudah sepatutnya kita bersama - sama juga membantu mereka," kata Nasrul Abit.
Membantu bangsa Palestina, kata NA, merupakan sikap yang sangat baik karena Indonesia menganut politik bebas aktif. Untuk itu kepedulian umat Islam Indonesia, khususnya Sumatera Barat adalah membantu
"Mari uluran tangan kita bersama-sama dari bangsa Indonesia membantu mereka dari penindasan ini. Saya mengajak masyarakat Sumbar ikut membantu saudara-saudara kita di Palestina melalui uluran tangan dan ikut mendo'akan agar penderitaan mereka disana dapat segera berakhir," tuturnya.
Dikatakannya, umat Islam saat ini tengah dilanda prahara besar seperti konflik yang terjadi pada Negara-Negara mayoritas muslim di timur tengah. Konflik yang kian memanas dari hari ke hari ini semakin mendiskreditkan Islam sebagai agama yang penuh dengan ajaran kekerasan.
Banyak orang menilai agama Islam itu agama radikalisme (aliran keras) yang diartikan agama penganut teroris. Menurutnya, anggapan itu salah besar, karena Islam itu mayoritas. Bisa dibuktikan di Indonesia, sampai saat ini toleransi antar agama lain masih berlangsung hingga saat ini dan terus terjalin harmonis antar umat beragama.
"Tujuan tindak teroris adalah untuk menakuti-nakuti dan membuat kondisi kacau negara. Teroris datang ingin menciptakan rasa takut dan kegelisahan di kalangan masyarakat, maka kami imbau agar masyarakat tidak takut akan teroris," tuturnya.
Wagub Sumbar menjelaskan, kejadian teror yang terjadi selama ini terjadi, itu sengaja dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab yang sengaja ingin menjelek-jelekan Islam di mata dunia, yang sesunggunya Islam merupakan agama rahmat bagi semua semesta alam, berikut segala isinya.
Sementara itu, Ketua AVI Sumbar Sigit Sugiarto menambahkan kegiatan seminar tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi Palestina, karena akan berguna untuk merangsang kepedulian atas penderitaan umat muslim Palestina. Ia mengatakan, negara-negara Arab bersama PBB bekerja keras untuk mencegah eskalasi paling berbahaya di dan sekitar jalur Gaza yang dapat berujung perang.
"Hal ini juga diharapkan dapat menghentikan penyerangan terhadap warga sipil yang tidak bisa dibenarkan atas dasar apapun," ujarnya.
Seminar Internasional itu sebagai shering terhadap masalah Palestina dan Israel yang sekarang ini masih terlibat konflik. Selain itu memberikan peranan terbaik untuk tanah suci Palestina. Bagaimana upaya untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa dan tercapainya kemerdekaan Palestina seutuhnya.
(h/by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »