BENTENGSUMBAR.COM - Politisi Partai Gerindra Kamrussamad menegaskan bahwa fokus kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak jelas.
"Saya lihat justru kepemimpinan Gubernur Anies ini penuh dengan fokus yang tidak jelas," kata Kamrussamad di sela diskusi bertajuk "Leadership Outlook 2020: Potret Kinerja Pemimpin Potensial" yang diselenggarakan KAHMI Institute di Double Tree by Hilton Hotel, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Desember 2019.
Kamrussamad mengatakan di suatu pihak, Anies menggelontorkan banyak insentif untuk guru-guru mengaji. Namun, kata dia, pada saat yang sama ada warga DKI Jakarta yang tidak memdapatkan pelayanan kesehatan memadai seperti yang dialami salah seorang nenek di Kecamatan Koja yang terpaksa menggendong cucunya karena tidak tersedianya ambulans.
"Artinya apa? ada pelayanan dasar kebutuhan rakyat yang tidak simultan ditangani secara keseluruhan. Di aspek pendidikan dia (Anies) maju, tapi di aspek pelayanan kesehatan dia terabaikan, ada sesuatu yang missed di situ," ungkap dia.
Selain itu, kata Kamrussamad, publik juga sudah semakin ragu dengan kepemimpinan Anies dengan adanya pemberhentian PLH-PLH di DKI Jakarta karena kesalahan penyusunan sebuah kebijakan anggaran seperti kasus lem Aibon yang sempat heboh. Menurut dia, seharusnya Anies harus bertanggung jawab bukan malah memecat bawahannya
"Menurut saya, hal-hal seperti ini, yang tanggung jawab adalah gubernur sebab gubernur yang mendapat kuasa penggunaan anggaran. SKPD menjalankan kebijakan sesuai dengan arahan gubernur yang akan diajukan dalam RAPBD. Hal ini menunjukkan leadership Pak Anies dalam kebijakan pemerintahan masih sangat diragukan," terang dia.
Anies, lanjut Kamrussamad, juga mencoba memanfaatkan posisi gubernur untuk kepentingan politik. Dia mencontohkan menggunakan momentum Tahun Baru Islam yang lalu di tepi jalan atau membolehkan Natalan di trotoar agar dinilai pemimpin yang bukan terlalu kanan.
"Padahal, yang dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta, adalah bagaimana membuka lapangan pekerjaan, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ada banyak kelurahan di Jakarta yang masih belum nikmati air bersih sampai sekarang. Itu harus kita akui, Kelurahan Pademangan Timur, Pademangan Barat dan Kelurahan Kapuk. Jadi seperti ini tak pernah bisa tuntas," pungkas Kamrussamad.
(Source: BeritaSatu.com)
"Saya lihat justru kepemimpinan Gubernur Anies ini penuh dengan fokus yang tidak jelas," kata Kamrussamad di sela diskusi bertajuk "Leadership Outlook 2020: Potret Kinerja Pemimpin Potensial" yang diselenggarakan KAHMI Institute di Double Tree by Hilton Hotel, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Desember 2019.
Kamrussamad mengatakan di suatu pihak, Anies menggelontorkan banyak insentif untuk guru-guru mengaji. Namun, kata dia, pada saat yang sama ada warga DKI Jakarta yang tidak memdapatkan pelayanan kesehatan memadai seperti yang dialami salah seorang nenek di Kecamatan Koja yang terpaksa menggendong cucunya karena tidak tersedianya ambulans.
"Artinya apa? ada pelayanan dasar kebutuhan rakyat yang tidak simultan ditangani secara keseluruhan. Di aspek pendidikan dia (Anies) maju, tapi di aspek pelayanan kesehatan dia terabaikan, ada sesuatu yang missed di situ," ungkap dia.
Selain itu, kata Kamrussamad, publik juga sudah semakin ragu dengan kepemimpinan Anies dengan adanya pemberhentian PLH-PLH di DKI Jakarta karena kesalahan penyusunan sebuah kebijakan anggaran seperti kasus lem Aibon yang sempat heboh. Menurut dia, seharusnya Anies harus bertanggung jawab bukan malah memecat bawahannya
"Menurut saya, hal-hal seperti ini, yang tanggung jawab adalah gubernur sebab gubernur yang mendapat kuasa penggunaan anggaran. SKPD menjalankan kebijakan sesuai dengan arahan gubernur yang akan diajukan dalam RAPBD. Hal ini menunjukkan leadership Pak Anies dalam kebijakan pemerintahan masih sangat diragukan," terang dia.
Anies, lanjut Kamrussamad, juga mencoba memanfaatkan posisi gubernur untuk kepentingan politik. Dia mencontohkan menggunakan momentum Tahun Baru Islam yang lalu di tepi jalan atau membolehkan Natalan di trotoar agar dinilai pemimpin yang bukan terlalu kanan.
"Padahal, yang dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta, adalah bagaimana membuka lapangan pekerjaan, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ada banyak kelurahan di Jakarta yang masih belum nikmati air bersih sampai sekarang. Itu harus kita akui, Kelurahan Pademangan Timur, Pademangan Barat dan Kelurahan Kapuk. Jadi seperti ini tak pernah bisa tuntas," pungkas Kamrussamad.
(Source: BeritaSatu.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »