Mensejahterakan Rakyat Tanpa Investasi Suatu Kebohongan

Mensejahterakan Rakyat Tanpa Investasi Suatu Kebohongan
BENTENGSUMBAR.COM - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengungkapkan secara umum APBD setiap daerah di Indonesia tak akan cukup untuk membangun wilayah dan mensejahterakan warganya. Sebab nilainya masih kecil dan biasanya habis untuk membiayai berbagai kebutuhan operasional rutin seperti gaji pegawai.

"Gak mungkin rakyat saya di Sumbar, apalagi bupati/walikota dapat mensejahterakan warganya kalau hanya mengandalkan APBD. Karena itu investasi dari para investor dalam negeri maupun asing adalah keniscayaan kalau ingin mensejahterakan rakyat," ungkapnya beberapa waktu lalu. 

Menurutnya, mewujudkan hal itu memang tidak mudah, sebab butuh kecakapan, kredibilitas dan rekam jejak dari pribadi seorang kepala daerah. Hal itu di luar ragam potensi yang dimiliki daerah sehingga menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya. 

Seorang kepala daerah dan pemimpin birokrasi yang baik, kata Irwan yang biasa disapa Datuak IP ini, tidak seharusnya terjebak atau mengurung diri pada rutinitas yang bersifat seremonial. Tugas-tugas semacam itu bisa diserahkan kepada wakil atau sekretaris daerah.

Sementara kepala daerah justru haru aktif dan kreatif mencari peluang dan mendapatkan investasi untuk membangun daerahnya. Ia mengakui dirinya termasuk yang kerap mendapat undangan dari luar negeri untuk berbicara di forum-forum bisnis dan investasi. Selain itu, Irwan Prayitno juga hadir di luar negeri untuk mempromosikan keragaman budaya wilayah yang dipimpinnya.

"Jadi kalau janji kepala daerah di kampanye untuk mensejahterakan rakyat tanpa mencari uang dari luar apakah investor, apakah wisatawan, kerjasama, perdagangan, kepala daerah itu bohong saat kampanye," ucapnya.

Berkat berbagai kerja sama investasi pembangunan sebagai hasil promosi yang gencar dilakukannya, APBD terus meningkat signifikan. Bila pada 2010, APBD Sumbar cuma Rp 2 triliun, Irwan mengklaim kini sudah hampir Rp 7 triliun. Pendapatan perkapita rakyat Sumbar pun sudah naik dua kali lipat dari Rp 15 juta pada 2010, sekarang lebih dari Rp 43 juta.

"Kalau investasi yang masuk pada 2019 ini PMDA Rp 3,9 triliun dan PMDN Rp 2,1 triliun. Jadi total sekitar Rp 6 triliun," papar Irwan Prayitno.

(by/hms-sumbar)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »