Sebagaimana diketahui, Ade Armando melalui akun facebook-nya pada Kamis, 4 Juni 2020 memposting pemberitaan media online nasional dengan judul "Gubernur Sumbar Surati Menkominfo, Minta Aplikasi Injil Bahasa Minang Dihapus".
Dalam postingan tersebut, Ade Armando mempertanyakan maksud surat Gubernur Sumbar Irwan Prayitno tersebut.
Ironisnya, narasi yang digunakan akun facebook Ade Armando tersebut dengan menggunakan kalimat bertanya seakan-akan "menuding" Sumatera Barat menjadi provinsi terbelakang, bahkan lebih kadrun dari kadrun.
"Lho ini maksudnya apa?
Memang orang Minang nggak boleh belajar Injil?
Memang orang Minang nggak boleh beragama Kristen?
Kok Sumatra Barat jadi provinsi terbelakang seperti ini sih?
Dulu kayaknya banyak orang pinter dari Sumatra Barat.
Kok sekarang jadi lebih kadrun dari kadrun?" tulis Ade Armando pada postingan tersebut.
Sontak saja, publik Sumatera Barat merasa dilecehkan oleh narasi yang digunakan Ade Armando tersebut.
Bahkan, Ketum MUI Sumbar Buya Gusrizal Dt. Palimo Basa membalas narasi yang digunakan Ade Armando dengan jawaban yang menohok.
"Pendidikan tinggi ternyata tidak menjamin berfikir lurus apalagi benar !
Mengakui banyak tokoh lahir dari Ranah Minang tapi menuduh Sumbar terbelakang karena menolak bahasa minang dipakai sebagai terjemahan Kitab agama yang bukan agama orang Minang.
Kalau dia mau mempergunakan "kincir-kincir" otaknya, dia akan tahu bahwa tokoh-tokoh itu terlahir dari surau dan yang ditanamkan di sana adalah Al-Qur'an dan Itulah "Kitabullah" yang tersebut dalam ungkapan "Syara' Basandi Kitabullah", tulis Buya Gusrizal Dt. Palimo Basa di akun facebooknya pada Jumat, 5 Juni 2020.
(by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »