Kerusuhan Berlanjut, Sejumlah Kota di Amerika Mirip Zona Perang

BENTENGSUMBAR.COM - Berbagai kota di Amerika Serikat dilanda kerusuhan hari Minggu, 31 Mei 2020 waktu setempat sebagai lanjutan aksi massa sejak tewasnya seorang pria kulit hitam yang ditangkap polisi Senin, 25 Mei 2020 lalu.

Stasiun televisi CNN menggambarkan bahwa sejumlah kota mirip zona perang di mana massa mengamuk dan bentrok dengan petugas di tengah kobaran api dan desingan peluru.

Pemerintah AS meneruskan pemberlakuan jam malam di sejumlah wilayah untuk mengurangi gejolak massa yang memprotes tewasnya George Floyd akibat kebrutalan polisi di Minneapolis, negara bagian Minnesota.

Kemarahan massa itu sudah menyebar ke wilayah lain. Pada Minggu, Chicago menerapkan jam malam setelah enam orang tertembak hari sebelumnya, salah satu korban dalam kondisi kritis, dan 240 orang ditangkap.

Kepala kepolisian setempat David Brown mengatakan banyak mobil polisi dirusak dan dibalik oleh para demonstran.

"Para petugas kami mengalami patah tulang dan memar," kata Brown. "Lebih dari 20 petugas dilarikan ke rumah sakit, dan sedikitnya dua dari mereka harus menjalani pembedahan."

Pengunjuk rasa mengenakan masker di tengah wabah virus corona dan ribuan dari mereka membanjiri jalanan dalam dua hari terakhir.
.
Di Philadelphia, video dari udara menunjukkan sebuah mobil polisi yang terbakar di jalan. Wali Kota Jim Kenney memberlakukan jam malam dan meminta bantuan Garda Nasional untuk menjaga aset-aset penting seperti balai kota.

Gubernur Minnesota Tim Walz juga menerapkan hal yang sama dan operasi pengamanan masih terus berlangsung.

“Kami masih belum selesai," ujarnya.

Kepala Kepolisian Detroit James Craig mengatakan 84 ditangkap pada Sabtu malam, dua kali lipat dari jumlah hari sebelumnya.

Setidaknya 25 kota sudah memberlakukan jam malam untuk mencegah kekerasan Sabtu lalu, tetapi banyak yang diabaikan massa.

Garda Nasional diterjunkan ke 13 negara bagian dan District of Columbia. Di pusat kerusuhan Minnesota, sebanyak 10.800 anggota Garda Nasional terlibat dalam pengamanan. Gubernur Georgia Brian Kemp mengizinkan masuknya 3.000 tentara Garda Nasional untuk mengantisipasi kerusuhan massa hari Minggu.

Dekat Gedung Putih
Pada Minggu sore, kerumunan massa berhadapan dengan aparat bertameng di Lafayette Park dekat Gedung Putih.

Wilayah sekitar Gedung Putih telah menjadi sasaran aksi massa dalam beberapa hari terakhir. Lebih dari 60 personel Secret Service atau pasukan pengamanan presiden cedera antara Jumat dan Minggu. Di samping itu, 11 polisi juga terluka dan retak tulang kaki.

Di Florida, 40 tempat usaha di kota Tampa dirampok atau dijarah, lima di antaranya dibakar massa, menurut keterangan polisi setempat.

Di Nashville, sejumlah bangunan dirusak dan gedung pengadilan yang bersejarah dibakar.

Peserta aksi massa melempari polisi dengan botol dan membakar mobil polisi, petugas merespons dengan peluru karet, gas air mata dan melakukan penangkapan.

Teriakan para demonstran di berbagai penjuru Amerika relatif seragam: "No justice, no peace" (tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian).

Seorang demonstran kulit hitam di Minneapolis, kota di mana Floyd tewas, mengatakan dia mengikuti unjuk rasa untuk memperjuangkan hak asasi yang paling mendasar.

"Saya ingin bisa masuk lingkungan warga kulit putih dan tetap merasa aman. Saya ingin, agar ketika ada mobil polisi membuntuti, saya tidak harus panik dan tetap aman," ujarnya.

"Saya cuma ingin bebas dan tidak harus memikirkan setiap langkah yang saya ambil."

Aparat penegak hukum federal mengatakan ada sejumlah kelompok lain yang menunggangi aksi massa ini.

Mereka adalah kelompok ekstremis lokal seperti grup supremasi kulit putih, kelompok anarkistis, dan ekstremis kiri, demikian menurut petugas.

Presiden Donald Trump mengumumkan akan mengklasifikasi kelompok Antifa sebagai organisasi teroris. Antifa, singkatan dari anti-fascists, beranggotakan penganut golongan kiri, tetapi tidak ada kaitannya dengan platform politik Partai Demokrat yang juga kerap disebut sebagai ‘sayap kiri’.

Sikap politik Antifa sulit didefinisikan tetapi banyak anggotanya yang menentang kekayaan korporasi dan kaum elite. Sebagian dari mereka memakai taktik militan dan radikal untuk menyampaikan pesan.

Wali Kota Denver Michael Hancock menduga bahwa ada kelompok lain yang memicu kekerasan dalam aksi massa dan Antifa kemungkinan salah satunya.

Gubernur Georgia Brian Kemp sependapat dan mengatakan banyak peserta aksi massa yang berujung rusuh ternyata berasal dari negara bagian lain.

Wali Kota Chicago Lori Lightfoot mengatakan para penjarah beroperasi secara terorganisasi dan kemungkinan berasal dari kota lain.

"Jelas ada koordinasi -- mereka menguping saluran radio kami,” kata Lightfoot.

"Jumlah truk barang U-Haul yang tiba-tiba muncul di depan pertokoan, lalu mobil caravan yang menurunkan orang dan kemudian mengangkut barang ke belakang mobil -- jelas sekali itu terorganisasi."

Di New York City, 33 petugas polisi terluka dalam semalam, sebagian dalam kondisi serius. Hampir 50 mobil polisi rusak atau hancur dan lebih dari 340 orang ditangkap. Di Dallas, Texas, polisi menangkap sedikitnya 74 orang.

(Sumber: BeritaSatu.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »