Soal Injil Berbahasa Minang, Lukman Hakim Saifuddin Diminta Jangan Berlindung Dibalik Keberagaman

BENTENGSUMBAR.COM - Cuitan mantan Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin berlanjut soal injil berbahasa daerah. Kali ini ia mengunggah sebuah video di akun twitter-nya @lukmansaifuddin.

Pada cuitan itu, Lukman menegaskan, penerjemahan kitab suci ke dalam bahasa daerah sangat positif.

"Penerjemahan kitab suci ke dalam bahasa daerah amat positif," kicau akun @lukmansaifuddin ketika mengunggah sebuh video pada Sabtu, 6 Juni 2020.

Dalam video yang diunggahnya tersebut, Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara yang memposisikan agama begitu vital dalam kehidupan warganya. Semua sila dalam Pancasila adalah nilai-nilai agama. 

"Konstitusi kita amat diwarnai dengan nilai, istilah, dan kosakata 'agama'," pungkasnya.

Sebagai sumber rujukan utama dalam beragama, kata Lukman lagi, keberadaan kitab suci pun menjadi amatlah penting. Setiap umat beragama dituntut memahami dengan baik isi kandungan kitab suci agamanya masing-masing.

"Untuk bisa dipahami dengan baik, kitab suci itu perlu diterjemahkan ke dalam bahasa yang kita pahami, ke bahasa daerah sebagai bahasa ibu," terangnya.

Menurut Lukman, tak ada larangan sama sekali untuk menerjemahkan kitab suci. Bahkan, demi untuk mudah dipahami sehingga bisa diamalkan, ia justru perlu diterjemahkan ke sebanyak mungkin bahasa daerah.

Sebagai bangsa yang beragam, urainya, termasuk dalam hal penganut agama, penerjemahan kitab suci ke dalam berbagai bahasa daerah itu justru amat positif. 

"Semakin kitab suci itu mudah dan benar dipahami, semakin meluas praktik kebajikan di tengah kehidupan kita. Semakin agamis kehidupan kita, semakin dekat kita menggapai kedamaian dan kebahagiaan yang menjadi dambaan kita semua," jelasnya di video tersebut.
Netizen pun memberikan komentar balasan terhadap kicauan Lukman Hakim Saifuddin tersebut.

Akun twitter @akbarFi24484717 malah meminta Lukman Hakim Saifuddin untuk mempelajari kultul daerah masing-masing agar tidak memunculkan keresahan di masyarakat.

"Belajarlah kultur masing-masing daerah , biar tak memunculkan keresahan dimasyarakat, ini surat muncul karena adanya keresahan di masyarakat perihal kitab itu , yang jelas di masyarakat adat 100 %islam apa coba gunanya ada aplikasi Injil berbahsa Minang itu," jelas akun @akbarFi24484717 membalas kicauan Lukman Hakim Saifuddin.

Sementara itu, akun twitter @Don_Juan_Marcos menegaskan, jangan pernah berlindung dibalik keberagaman, apabila tidak pernah mengeksplore keberagaman itu sendiri.

"Jangan pernah berlindung dibalik keberagaman apabila kamu sendiri tidak pernah meeksplore keberagaman itu sendiri," tegas akun @Don_Juan_Marcos.

Tak hanya itu, akun @Don_Juan_Marcos menegaskan, ketika ada Injil berbahasa Minang, tentu orang Minang meradang karena tidak sesuai adat dan mencederai kemajemukan itu sendiri.

"Apakah kalian tau dasar adat istiadat minangkabau culas?
“adat harus bersendi syariat (islam), syariat bersendi pada Kitab Allah SWT (Al Quran)”
Ketika ada injil memakai bahasa minang,tentu orang minang meradang karena tidak sesuai adat dan mencederai kemajemukan it sendiri," balas akun @Don_Juan_Marcos lagi.

Akun twitter @ayyyyooooyypo malah menyarankan Lukman Hakim Saifuddin untuk berkunjung ke Sumatera Barat. 

"Baiknya anda berkunjung dulu ke sumbar Pak...anda saksikan bagaimana menyatunya kultur agama dan adat disana...," sarannya.

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »