Sukses Jadi Imam di Keluarga, Layak Dipilih Memimpin Daerah

Sukses Jadi Imam di Keluarga, Layak Dipilih Memimpin Daerah
RAYUAN maut bakal calon kepala daerah mulai dilancarkan kepada masyarakat pemilih. Masing-masing bakal calon kepala daerah bersama tim sukses mereka sudah pula memetakan para pemilih berdasarkan indikator-indikator lembaga survei yang mereka pakai. 

Nah, rakyat sebagai penentu duduk atau taduduknya mereka di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ini, harus pintar-pintar dalam menentukan pilihan, kepada siapa hak suara itu akan dilabuhkan?

Sebab pertanggungjawabannya bukan hanya kepada sesama manusia, tetapi juga kepada Tuhan. Apatah lagi, suara rakyat adalah suara Tuhan. Rakyat adalah wakil Tuhan dalam menentukan pilihan. Rakyat yang membait mereka sebagai pemimpin. Bait yang harus dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. 

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat." (An Nisa ayat:58).

Banyak indikator yang dapat digunakan dalam menentukan pilihan di Pilkada ini. Salah satunya rekam jejaknya menjadi imam di dalam rumah tangganya. Sebab, kesuksesan jadi imam dalam keluarga, bisa menjadi tolak ukur dalam kemampuannya memimpin daerah. 

Mustahil seseorang yang gagal menjadi imam di ruang lingkup yang kecil seperti keluarga, akan berhasil menjadi imam bagi seluruh masyarakat di suatu daerah. Masa nasib daerah ini mau dipertaruhkan kepada orang yang gagal menjadi imam bagi istri dan anak-anaknya.

Sebab, ditangan dia sebagai imam nasib keluarganya dipertaruhkan dunia wal akhirat. "Setiap kalian adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang tanggungjawabnya." (Hadits shahih, Riwayat Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi, dari Ibnu Umar).

Tanggungjawabnya sebagai kepala keluarga yang akan melindungi nasib anak istrinya, apakah akan dijilat api neraka atau hidup bahagia di dalam surga. "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (At-Tahrim: 6).

Lantas, Anda akan mempertaruhkan nasib Anda dan daerah ini kepada seorang calon pemimpin yang gagal menjadi imam bagi anak istrinya? Apakah Anda masih memakai logika sehat dalam menentukan pilihan, memberikan tampuk kekuasaan di daerah ini kepada orang yang gagal menjadi imam bagi anak istrinya? Apakah Anda akan membiarkan rakyat di daerah ini bernasib sama dengan anak istrinya? 

Apatah lagi, seorang calon kepala daerah itu doyan menggantung hak istri. Berbini dengan wanita muda, tapi nasib istri tua tak jelas juntrungannya. Digantung indak batali, nanti rakyat bisa-bisa digantung indak batali pula. Anda mau?

Camkan lah, "Tak ada pemimpin yang sukses sendirian. Keberhasilan sekecil apa pun yang dicapainya pasti berkat bantuan atau dukungan anak istri dan orang-orang di sekelilingnya."

Ditulis Oleh: Zamri Yahya, Anggota PWI Sumbar dan Wakil Ketua SMSI Sumbar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »