Begini Inovasi Generasi Muda Kota Pariaman Agar Adat dan Budaya Diterima Generasi Milenial

BENTENGSUMBAR.COM - Seiring dengan perkembangan zaman, banyak perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang menyebabkan generasi muda tak lagi menganal jati dirinya sebagai kesatuan etnis tertentu.

Adat dan budaya warisan luhur nenek moyang sudah tak mereka kenal lagi. Belajar pun mereka mulai merasa malu.

Pewarisan nilai adat dan budaya memerlukan inovasi sehingga dapat diterima generasi milenial kekinian.

Untuk itu, puluhan pemuda kota Pariaman mengadakan pertemuan dan melakukan pembentukan Forum Adat Budaya Rang Mudo (FABRM) anak nagari kota Pariaman, di Kantor LKAAM, Kota Pariaman, Ahad, 4 Oktober 2020.

Afriade Zapri Zaldi, Inisiator FARBM kota Pariaman mengatakan, pertemuan itu dalam rangka pembentukan Forum Adat Budaya Rang Mudo (FARBM) ditandai dengan kondisi pergaulan dan gaya hidup kaum milenial kota Pariaman serta penyataan sikap generasi muda kota Pariaman tentang komitmen dalam pelestarian adat dan budaya Minangkabau dikalangan pemuda.

Afriade mengutarakan, munculnya ide itu sebelumnya atas keprihatinan mereka melihat kaum milenial saat ini yang kurang tahu dan sudah jauh dari adat budaya Minangkabau, khususnya di kota Pariaman.

"Mereka lebih suka nongkrong di Cafe, bermain game online, dan lupa akan hakekat rang mudo dan puti bungsu yang paham akan Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Padahal, rang mudo adalah parik paga nagari dan puti bungsu limpapeh rumah nan gadang," ungkapnya.

Sementara itu, Askari Rizal mengungkapkan, persiapan  Musyawarah Daerah (MUSDA) perdana dan deklarasi akan diselenggarakan pada saat hari sumpah pemuda mendatang.

"Terlebih di masyarakat nanti generasi muda dapat berperan sebagai ujung tombak pelestarian adat dan budaya dengan mengaktualisasikan secara langsung nilai-nilai adat dan budaya di lingkungannya," terangnya.

Laporan: Gustian Ziad

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News