Ferdinand Hutahaean: Dunia Akan Indah Tanpa HT, IM, Simpstisan ISIS dan Pendukung Alqaeda

Ferdinand Hutahaean: Dunia Akan Indah Tanpa HT, IM, Simpstisan ISIS dan Pendukung Alqaeda
BENTENGSUMBAR.COM
- Kepolisian Austria tengah memburu setidaknya seorang tersangka setelah terjadi serangan di enam lokasi berbeda di Wina yang menewaskan empat orang, pada Senin, 2 Oktober 2020 malam.


Sebanyak 17 orang mengalami luka-luka—beberapa di antaranya luka serius. Salah satu korban merupakan petugas kepolisian, sebut Kementerian Dalam Negeri Austria.


Seorang tersangka penyerang ditembak hingga tewas dan satu lainnya ditahan, menurut para pejabat Austria.


Menteri Dalam Negeri Karl Nehammer menyebut tersangka yang dibunuh polisi merupakan "teroris Islam".


Korban tewas dalam penembakan mencakup dua perempuan dan dua pria. Salah seorang perempuan dilaporkan sebagai pelayan restoran. Perempuan selanjutnya meninggal akibat luka-luka, menurut sejumlah laporan.


Dalam konferensi pers, Mendagri Nehammer mengatakan pria bersenjata lengkap yang dibunuh polisi merupakan simpatisan ISIS. Rumahnya telah digeledah dan ditemukan materi video. Kepolisian mencuit dia mengenakan sabuk peledak palsu.


Nehammer sebelumnya mengatakan setidaknya seorang penyerang yang "bersenjata lengkap dan berbahaya" diyakini masih berkeliaran. Sejumlah pejabat mengatakan jumlah tersangka penyerang berjumlah empat orang.


Kanselir Austria, Sebastian Kurz, menyebut rangkaian insiden tersebut sebagai "serangan teror menjijikkan".


Salah satu lokasi penembakan berada dekat sinagoga, tapi belum jelas apakah tempat ibadah orang Yahudi itu menjadi sasaran serangan.


Kepolisian telah menutup sebuah area yang luas di kota dalam upaya pencarian pelaku penembakan.


Peristiwa ini terjadi beberapa jam sebelum Austria memberlakukan aturan nasional guna menghentikan penularan virus corona. Banyak warga tengah bersenang-senang di restoran dan bar sebelum tempat-tempat itu tutup hingga akhir November.


Sejumlah pemimpin di Eropa mengecam penembakan tersebut. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan dirinya "sangat tersentak oleh serangan-serangan mengerikan ini".


Kepolisian mengatakan insiden dimulai pukul 20:00 waktu setempat dekat Sinagoga Seitenstettengasse, tempat ibadah utama umat Yahudi di Wina. Kala itu seorang pria bersenjata lengkap melepaskan tembakan ke arah orang-orang di luar kafe dan restoran.


Pasukan khusus Austria tiba tak lama kemudian di lokasi kejadian. Seorang polisi ditembak dan mengalami luka kritis. Kemudian tersangka penyerang, yang bersenjata senapan otomatis, sepucuk pistol, dan parang "dilumpuhkan" pada pukul 20:09, menurut keterangan polisi.


Pemimpin Komunitas Yahudi, Oskar Deutsch, mengunggah cuitan bahwa sinagoga sudah ditutup saat serangan terjadi.


Korban luka mencakup seorang petugas keamanan yang menjaga sinagoga, demikian dilaporkan surat kabar Kronen Zeitung.


Sebuah tayangan video yang diunggah di media sosial menunjukkan orang-orang berlarian di jalanan saat suara tembakan meletus.


Seorang saksi mata bernama Chris Zao mengaku dirinya berada di sebuah restoran dekat lokasi penembakan.


"Kami mendengar bunyi bising seperti petasan. Kami mendengar sekitar 20 hingga 30 kali dan kami pikir itu suara tembakan sungguhan. Kami melihat sejumlah ambulans...berjajar. Ada beberapa korban. Sedihnya, kami juga melihat sesosok tubuh terbaring di jalan," kata Zhao, dilansir dari BBC.


Saat operasi anti-teror besar mulai beraksi, polisi mendesak orang-orang untuk menghindari area tersebut dan tidak menggunakan transportasi publik. Penghalang jalan dipasang di sekitar pusat kota.


Kepolisian di Republik Ceko yang bertetangga dengan Austria mengatakan mereka melakukan pemeriksaan secara acak di perbatasan wilayah Austria di tengah kekhawatiran para pelaku penembakan akan melintasi negara.


Di Twitter, Kurz mengatakan, "kami mengalami masa yang sulit di republik kami".


"Polisi kami akan bertindak tegas terhadap pelaku serangan teroris yang mengerikan ini. Kami tidak akan pernah membiarkan diri kami diintimidasi oleh terorisme," katanya.


Para pemimpin Eropa mengutuk keras serangan ini. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Eropa tidak boleh "menyerah" dalam menghadapi serangan-serangan.


"Kami rakyat Prancis berbagi keterkejutan dan kesedihan dengan rakyat Austria, malam ini, dengan sebuah serangan di pusat kota, Wina. Setelah Prancis, teman kita juga diserang. Ini adalah Eropa kita. Musuh kita harus tahu siapa yang sedang mereka hadapi," katanya.


Tiga orang tewas dalam sebuah serangan dengan pisau di sebuah gereja di kota Nice, Prancis, pekan lalu yang disebut Macron sebagai "serangan teroris Islamis".


Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson juga mengunggah cuitan dukungan untuk warga Wina. Ia mengatakan "sangat terkejut dengan serangan yang mengerikan".


"Inggris bersama rakyat Austria - kami bersatu bersamamu untuk melawan teror," katanya.


Presiden Dewan Eropa, Charles Michel menyebut ini sebagai tindakan pengecut yang mencederai nilai-nilai dan kehidupan manusia.


Indonesia Harus Dijaga


Mengomentari berita tersebut, politisi Ferdinand Hutahaean menegaskan, dunia akan indah tanpa HT, IM, simpstisan ISIS dan pendukung Alqaeda.


Pasalya, kejahatan mereka yang tidak mengenal peri kemanusiaan akan terus menumpahkan darah dimana saja.


Ferdinand Hutahaean mengaskan, Indonesia harus dijaga dari kelompok-kelompok tersebut.


"Saya sudah bilang berkali2, dunia akan indah tanpa HT, IM, simpstisan ISIS dan pendukung Alqaeda. Kejahatan mereka yg tdk mengenal peri kemanusiaan akan terus menumpahkan darah dimana saja. Indonesia harus kita jaga dari kelompok2 ini.!!" tulisnya melalui akun twitter, @FerdinandHaean3, seperti dikutip BentengSumbar.com, Selasa, 3 November 2020.



(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »