Sebut Tak Ada Prestasi Menonjol dari Listyo Sigit, Trimedya PDIP: Dia Dipilih karena Mantan Ajudan Jokowi

BENTENGSUMBAR.COM - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Trimedya Panjaitan menilai terpilihnya Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo bukan semata-mata berdasarkan prestasi. Sebab dia pun melihat sebagai calon tunggal kapolri Sigit tidak memiliki prestasi mencolok.

"Mas Sigit ini kan nggak terlalu menonjol prestasinya," ujar Trimedya di Jakarta, Rabu, 13 Januari 2021 sore, dilansir dari SINDOnews.

Dari sisi pendidikan kepolisian, lanjut Trimedya, Sigit bukanlah peraih Adhi Makayasa seperti Tito Karnavian. Sepanjang karirnya sebagai jenderal polisi, Sigit hanya menjabat sebagai Kapolda Banten (2016-2018), bukan Polda kelas A seperti Sumatera Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Metro Jaya.

"Sebagai Kabareskrim juga kan dia nggak terlalu menonjol. Mungkin yang dilihat karena ditangkapnya si Djoko Tjandra kan. Prestasi itu mungkin," paparnya.

Akan tetapi, Trimedya berpandangan Sigit dipilih sebagai calon tunggal kapolri tentu merupakan hak dan kewenangan Presiden Jokowi. Apalagi, Jokowi bisa jadi merasa cocok atau ada kecocokan dengan Sigit. Sebab Sigit pernah menjadi ajudan Presiden Jokowi.

"Tapi dengan dia (Sigit) menjadi ajudan Presiden, itu sudah prestasi luar biasa. Karena kalau menjadi ajudan Presiden atau ajudan Wapres nilainya harus sembilan. Secara personal Presiden Jokowi pasti cocok dengan dia (Sigit) karena dia pernah jadi ajudan Presiden Jokowi," ungkap Trimedya.

Bangun Bargaining Power

Peneliti dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) bidang Kepolisian, Bambang Rukminto, mengatakan posisi Polri dalam konteks politik akan banyak mendapat sorotan, jika Listyo Sigit Prabowo resmi menjadi Kapolri.

Posisi Listyo yang dinilai memiliki kedekatan dengan Presiden Joko Widodo, akan mendapat banyak pertanyaan. "Dengan penunjukan Listyo, yang orang dekatnya artinya Jokowi sedang membangun bargaining power," ujar Bambang saat dihubungi Tempo, Ahad, 17 Januari 2021, dilansir dari Tempo.

Bambang mengatakan di satu sisi, penunjukan Listyo sebagai calon Kapolri ini bisa berarti positif bagi pemerintahan Jokowi karena ada jaminan keamanan dalam empat tahun ke depan.

Namun, di sisi lain, ia melihat hal ini bisa menjadi ancaman bagi pihak oposisi. "Tak salah bila ke depan, sikap oposisi ini akan tiarap, atau menunggu momen untuk kembali merebut panggung publik," kata dia.

Bambang mengingatkan bahwa dalam sistem demokrasi, oposisi sangat dibutuhkan sebagai kontrol dari kebijakan pemerintah. Namun, dengan ditunjuknya Listyo, ia mengatakan muncul kekhawatiran suara kritis dapat ditekan agar tak muncul.

"Ini yang harus jadi fokus perhatian. Apakah Kapolri Listyo Sigit memiliki visi jangka panjang, atau sekedar pragmatis sebagai alat penekan suara kritis? Tentunya itu hanya bisa kita lihat dalam prosesnya nanti," kata Bambang.

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »