BENTENGSUMBAR.COM - Ulama asal Sumatera Utara Ustad Tengku Zulkarnain mengungkap penyebab kader NU tak dipakai di zaman Pemerintahan Presiden Soeharto.
Tengku Zulkarnain melalui akun twitternya @ustadtengkuzul pada Senin, 22 Februari 2021 berkicau, di zaman Bung Karno, NU bergabung dengan Nasakom (Nasionalis, Agama dan Komunis).
"Di zaman Bung Karno NU bergabung dengan Nasakom, (Nasionalis, Agama dan Komunis)," kicau Tengku Zulkarnain, dikutip BentengSumbar.com, Senin, 22 Februari 2021.
Pada pemilu 1971, jelas Ustad Tengku Zulkarnain, NU menjadi peserta pemilu dan oposisi. Namun pada 1973, NU difusikan menjadi PPP bersama Perti dan Pamusi.
"Di Pemilu 1971 NU peserta Pemilu dan Oposisi. Tahun 1973 NU di-fusikan menjadi PPP bersama Perti dan Pamusi," katanya.
Dikarenakan hal itu, ujar Tengku Zulkarnain, kader NU tidak dipakai zaman Soeharto.
"Itulah kenapa kader NU tidak dipakai zaman pak Harto. Skrg dipakai krn mesra dgn PDIP?" ungkapnya.
Netizen pun membalas kicauan Ustad Tengku Zulkarnain tersebut. Berikut sebagian balasan netizen:
"Mending mesra sama PDIP tad daripada mesra dan berafiliasi dengan ISIS. Menurut ustad bagaimana?" kata akun @yoseferanugerah.
"Secara organisasi iya, tapi perseorangan barangkali banyak yang mendukung pemerintah, semenjak Soeharto s.d sekarang apalagi jelas sekali," kata akun @irawan70591379.
"Karena catatan sejarah tidak akan terhapus tadz.. NU dulu mesra dan nyaman bersama bungkarno, dan sekarang nyaman juga sama anaknya..," ujar akun @abah_rey03.
"Jadi masalah buat elo zul ?," kata akun @STANZA357.
(by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »